Ngawi- Untuk memperingati Hari Jadi Kab.Ngawi  ke-656, Pemerintah Kab.Ngawi menggelar tradisi ziarah ke makam para leluhur yang dilakukan pada rabu 25/06/2014.

Tradisi ziarah makam ini dipimpini oleh Bupati Ngawi Ir.Budi Sulistyono serta diikuti oleh Uspimda dan para Kepala SKPD. Ziarah makam leluhur ini di mulai dari makam Raden Tumenggung Poerwodiprojo yang terletak di Desa Kauman Kec.Ngawi dan selanjutnya akan diteruskan di 3 (tiga) makam lagi yakni di makam Pringgo Koesumo yang terletak di Desa Ngawi Purba, Patih Ronggo Lono dan Putri Cempo yang terletak di Kec.Ngarambe, dan terakhir di makam P.H Kertonegoro yang terletak di Kec.Sine.

Kegiatan ziarah makam leluhur ini rutin dilakukan setiap tahun pada saat HUT Kab.Ngawi untuk mengenang dan mendoakan para lelehur yang dulu berjasa dalam  memperjuangkan Kab.Ngawi  dari para penjajah khususnya penjajahan Belanda. Dalam kegiatan ini Budi Sulistyono beserta Uspimda melakukan acara tabur bunga dan doa bersama di setapa makam leluhur yang dikunjungi.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang pengolahan makanan yang higienis dan meningkatkan rasa tanggung jawab kepada konsumen, Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi melalui pokja dua melaksanakan penyuluhan keamanan pangan bagi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PP-IRT) bertempat di Sekretariat PKK Kabupaten Ngawi, Senin (23/06).

Kegiatan tersebut berlangsung selama satu hari dengan jumlah peserta 79 orang yang bergerak di bidang produksi makanan serta menghadirkan tiga narasumber dari dinas kesehatan kabupaten ngawi.

Dalam sambutanya Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi, Antiek Budi Sulistyono menyampaikan Kegiatan ini penting bagi kita, melihat satu potensi besar yang kita miliki bersama adalah bagaimana kita bisa mengembangkan budaya lokal atau aktifitas ekonomi yang ada diwilayah kita. Yang selama ini hanya dalam katagori industri perumahan bisa dikembangkan, ditingkatkan baik kualitas produknya maupun pemasaran ,”ujarnya.

Dengan adanya kegiatan semacam ini kita harapkan industri atau  produk-produk yang selama ini dihasilkan secara tradisionil bisa menembus pasaran yang lebih luas lagi. Sebab kita tidak hanya mampu untuk produksi dalam lingkup yang kecil tapi kita harapkan menyebarnya bisa meluas dalam pemasaran baik untuk lokal, kota mampu  menyebar bahkan bisa mendunia ini satu harapan kita,”tandasnya.

Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono beserta Istri menari jaranan bersama 5500 Siswa-siswi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupaten Ngawi di Alun-alun Merdeka, Sabtu (21/06).

Orang nomor satu di kota kripik tersebut begitu antusias menirukan gerakan-gerakan tari yang dipandu enam guru di depan, sambil sesekali bercanda dengan siswa-siswi yang ada disekitarnya. “ Gerakanya energik dan mudah diingat ” tambahnya.

Hal serupa ditunjukkan siswa-siswi yang tergabung dalam Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaud) Kabupaten Ngawi, anak-anak nampak ketagihan manari jaranan, terbukti lagu jaranan harus diualang beberapa kali. Salah satu siswa PAUD, willy setiawan (5) mengaku cukup senang bisa ikut menari bersama-sama. “Senang bisa menari bersama teman dari sekolah lain,” ungkap willy polos.

Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono menyampaikan anak-anak membutuhkan ruang untuk beraktualisasi diri guna menumbuhkan kreatifitas dan acuan dalam memotivasi keberanian untuk berkreasi. Saat ini, ruang bermain bagi anak-anak sudah mulai berkurang sehingga waktu untuk berkumpul dengan anak-anak sebaya juga semakin berkurang. Permainan anak tradisional juga sudah mulai jarang ditemui.

Sebelum kegiatan menari jaranan dimulai, terlebih dahulu di lakukan pelantikan bunda paud dengan ketua Ibu Antiek Budi Sulistyono yang beranggotakan istri camat se-kabupaten ngawi.