Category archive

Seni Budaya - page 5

Seputar perkembangan seni dan budaya, tokoh-tokoh, giat dan peristiwa seni dan budaya di Kabupaten Ngawi

Pemkab Ngawi Gelar Wayang Kulit di TMII, Peringati Malam 1 Suro

di %s Seni Budaya 2,874 views

Pagelaran Wayang Kulit semalan suntuk kembali digelar Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk menyambut datangnya tahun baru 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Jawa di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (31/8) malam dengan mengangkat lakon Sadewo Waris oleh dalang Ki Seno Nugroho

Agenda tahunan ini dihadiri, Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Timur  Dwi Suyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristianto, Bupati Ngawi Budi Sulistyono beserta Istri, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar beserta istri, Sekda Mokh  Sodiq Triwidiyanto beserta istri, Ketua Paguyuban Ikatan Masyarakat Ngawi di Jakarta, Kepala OPD dan Camat se Kabupaten Ngawi.

Acara yang berlangsung meriah ini, juga diramaikan dengan perform Dalang Cilik dan Kirun Cs. Nampak antusiasme penoton begitu melihat penampilan keduanya, apalagi masyarakat ibukota yang mungkin jarang menyaksikan tontonan seperti ini, gelak tawa terdengar riuh begitu ada adegan lucu dari penampil ini.

Disela acara Bupati Ngawi, Budi Sulistyono mengungkapkan bahwa setiap 1 sura Kabupaten Ngawi selalu diberi kesempatan menggelar Wayang Kulit di TMII. “Makanya kita juga bekerjasama dengan dalang kondang, yang banyak penggemarnya. Alhamdullilah, antusiasme penonton luar biasa, dan ini rekor betul untuk ajungan Jawa Timur,” katanya.

Bupati juga mengatakan begitu banyaknya masyarakat yang datang ke acara ini membuktikan bahwa mereka ini ingin bernostalgia dan peduli akan seni budaya Jawa, khususnya Wayang Kulit, “Mereka ingin berkumpul bersama kita semua, dan saya ucapkan terimakasih kepada masyarakat Ngawi terutama yang ada di Jakarta,” ujarnya.

Budi Sulistyono juga menyampaikan bahwa selama ini Pemerintah Kabupaten Ngawi terus giat mengembangkan sektor wisata, baik alam, budaya maupun sejarah. Sehingga bisa memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang. Menurutnya, acara yang digelar setiap tahun ini sebagai upaya pelestarian budaya ditengah arus globalisasi yang terus menggerus setiap lini kehidupan, “Kita memberikan contoh melestarikan seni budaya, terutama bagi generasi muda. Makanya, kita hadirkan dalang serta seniman cilik dalam pembukaan acara ini,” katanya.

Bupati berharap event seperti ini bisa dilakukan rutin baik di TMII ataupun kegiatan lain sebagai bentuk melestarikan seni budaya, “Juga sebagai upaya menjaga budaya asli Indonesia, agar tidak hilang digerus modernisasi,” pungkasnya. (dn/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Gelar Karnaval Budaya Ngawi 2019, Padukan Unsur Kearifan Lokal

di %s Seni Budaya 2,867 views

Beragam inovasi dan kreasi budaya khas Ngawi ditampilkan dalam Gelar Karnaval Budaya Ngawi 2019, Minggu (18/08). Kali ini mengangkat tema Pesona Seni dan Budaya Negeri Ngawi Ramah.

Agenda tahunan ini, diikuti ribuan pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sejumlah komunitas yang ada di Kabupaten Ngawi yang terbagi menjadi 22 regu. “Peserta terbagi menjadi 22 regu, diantaranya yang 4 regu peserta kehormatan), 5 regu pelajar tingkat SD, 4 regu pelajar SMP dan 8  regu pelajar SMA dan Umum,” ungkap ketua panitia, Abimanyu.

Tepat pukul 13.15 karnaval diberangkatkan Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan Ketua DPRD Ngawi Dwi Riyanto Djatmiko secara simbolis, didepan Paseban dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Menurut Bupati Ngawi, event ini sebagai ajang untuk mengenalkan potensi Kabupaten Ngawi, “Selain itu untuk tetap menjaga kelestariannya, makanya wajib mengangkat potensi baik wisata maupun budaya sehingga bisa lebih ter blow up atau dimasyarakatkan lagi,” kata Bupati.

Menjaga keutuhan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan segala hal yang positif menjadi point  penting pesan Bupati kepada seluruh masyarakat Ngawi. “Mengisi kemerdekaan ini tidak hanya cukup dengan menikmati jerih payah para pahlawan, tetapi tugas kita adalah meneruskan perjuangannya, menjaga Indonesia tetap bersatu dan berpegang teguh pada Pancasila,” tandasnya.

Bupati juga mengatakan bahwa perayaan peringatan kemerdekaan ini harus dimaknai lebih dalam terlebih untuk menghormati jasa pahlawan, “Dengan begitu kita akan lebih bisa merasakan arti kemerdekaan ini secara sesungguhnya,” lanjutnya.

Acara yang mampu menyedot perhatian masyarakat ini, memang selalu ditunggu setiap tahunnya. Terlihat, ribuan penonton tumpah ruah disepanjang rute yang dilalui karnaval ini. Pasalnya, selalu ada yang istimewa setiap tahunnya, belum lagi sajian ataupun kostum peserta yang dirancang serba unik dan kreatif dengan memadukan unsur kearifan khas lokal. Sudah pasti, mampu menghipnotis penonton. Bahkan peserta pun, tak luput dari sasaran swafoto.(nf/dn/arf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Eksistensi Keduk Beji di Tengah Globalisasi

di %s Seni Budaya 2,417 views

Seiring kemajuan era digitalisasi saat ini, tentunya bisa menjadi ancaman bagi eksistensi jati diri bangsa, yang bisa tercermin dari semakin tergesernya budaya lokal atau tradisi oleh budaya global. Belum lagi, generasi muda sekarang sebagai produk modern yang tidak begitu tertarik terhadap sesuatu yang berbau tradisi, bahkan lebih dianggap kuno atau ketinggalan zaman.

Kondisi inilah yang terus mendorong Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk terus berkomitmen dalam melestarikan tradisi, juga sebagai upaya akselerasi pembangunan di sektor pariwisata. Adalah Keduk Beji atau upacara adat bersih sendang, yang digelar warga desa Tawun Kecamatan Kasreman, Selasa (13/8) lalu.

Tradisi leluhur ini terus dilakukan hingga sekarang, sebagai wujud peringatan hilangnya, Raden Ludrojoyo yang hilang saat Tapa Kungkum (berendam) di Sendang Tawun. Upacara adat ini, biasanya digelar tiap hari Selasa Kliwon jelang bulan Sura berdasarkan perhitungan kalender Jawa Islam.

Menurut Supomo, sesepuh desa Tawun mengatakan tradisi ini sudah sejak lama dilakukan untuk mengenang hilangnya Raden  Ludrojoyo yang berani mengorbankan jiwa dan raganya dengan bertapa, memohon kepada yang kuasa untuk menghidupkan mata air didesa ini,” cerita Mbah Wo sapaan akrabnya.

Konon, tepat di hari Selasa Kliwon, tepat pukul 00.00, terdengar ledakan keras, yang disertai keluarnya air dari tempat Ludrojoyo bertapa, muncul sumber air, “Sejak saat itulah, peringatan Keduk Beji ini dilakukan untuk membersihkan sendang Tawun ini,” lanjutnya.

Upacara sakral ini, diawali dengan pengedukan atau dibersihkannya sendang (kolam,red) dari kotoran. Uniknya, hanya boleh dilakukan oleh kaum laki – laki, dengan mengambil semua kotoran yang ada disitu dengan saling memukul menggunakan ranting yang diiringi tabuhan gendang. Supomo mengatakan, saling pukul atau istilah yang dipakai disini kecetan difilosofikan sebagai sikap legowo, tidak boleh mendemdam satu sama lain, “Mereka joget juga, waktu pembersihan ini,” katanya.

Kemudian upacara dilanjutkan dengan tari persembahan Galih Nogo Seno, lalu penyileman (menyelam pusat sumber air, untuk mengganti kendi yang dilakukan oleh keturunan Ludrojoyo. “Syaratnya harus laki – laki dan siap untuk nyilem. Sebab, nggak semua keturunannya siap,” jelas Mbah Wo.

Mbah Wo menuturkan setelah nyilem diteruskan upacara penyiraman air legen (air dari buah Siwalan,red) ke dalam sumber air, “Kemudian  menyeberangkan sesaji dari arah timur ke barat sumber air, berupa daging Kambing kendit, ini harus ada tidak boleh nggak ada,”tandasnya.

Prosesi ini ditutup dengan selamatan serta makan berkat (makanan, red) gunungan lanang  dan wadon yang disediakan warga yang dipercaya bisa mendapatkan berkah.“Makanan untuk selametan disediakan warga sekitar yang leluhurnya dimakamkan di area Tawun ini,” tuturnya.

Hadir dalam acara tradisi ini, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono didampingi Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Ngawi, sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono mengatakan upacara adat ini akan dikembangkan terus karena potensinya sangat luar biasa, “Ini tidak hanya sekedar melestarikan budaya tetapi juga untuk mengembangkan potensi pariwisata disini,” ungkapnya.

Budi Sulistyono menjelaskan sektor wisata mampu menjadi sumber ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, “Kita akan kembangkan lagi lebih tajam, menjadi sumber wisata dan ekonomi,” lanjutnya.

Senada dengan Bupati Ngawi, Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Raden Rudi Sulisdiana mengatakan kedepannya tradisi ini akan dikembangkan dan dilestarikan, bahkan dipatenkan, “Keduk Beji menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Ngawi, yang akan di patenkan. Kami akan presentasikan di Jakarta dalam waktu dekat ini, sehingga tidak bisa diklaim daerah lain,” ungkap Raden Rudi.

Acara tahunan ini, mampu menyita perhatian masyarakat, tidak hanya sekitar tetapi juga luar daerah, terlihat dari berjubelnya penonton ketika prosesi dimulai. (nf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pameran Wisata Produk Unggulan dan Investasi 2019,

di %s Kulineria/Oleh-oleh/Seni Budaya/Traveling/Wisata Ngawi 2,132 views

Pameran bisa menjadi salah satu alternatif dalam promosikan potensi unggulan daerah seperti wisata dan produk unggulannya, yang diharapkan mampu meningkatkan investasi yang berdampak pada peningkatan pendapatan darah atau masyarakat. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ngawi dengan menggelar Pameran Wisata Produk Unggulan dan Investasi, di Alun Alun Merdeka Ngawi yang berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu  (19-21/07).

Acara yang digagas Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga ini, menampilkan puluhan stand miniatur destinasi wisata yang di Kabupaten Ngawi, “Luar biasa, tampilannya bagus sekali, dengan acara ini tentunya bisa mengenalkan lebih tajam lagi ke masyarakat wisata unggulan yang ada disini, dengan begitu investor bisa masuk di Kabupaten Ngawi,” kata Bupati Ngawi, Budi Sulistyono saat membuka event ini.

Budi Sulistyono optimis dengan inovasi dan kreatifitas Kabupaten Ngawi akan berkembang dan siap disejajarkan dengan daerah sekitar lainnya. “Saya yakin, dengan semua keunggulan potensi yang kita miliki kalau kita bisa bersanding dengan Pemerintah daerah lainnya. Dan, pastinya kita bisa unggul,” ujarnya.

Dengan pameran ini, Bupati berharap bisa menjadi peluang bagi UMKM, untuk mengenalkan produknya dan memperluas penjualannya hingga ke luar daerah. “Bagaimana kita bisa menjual produk – produk ini keluar daerah sekitar Ngawi,” tuturnya.

Dikesempatan ini, Bupati mengungkapkan Pemkab Ngawi akan terus berupaya meningkatkan kunjungan wisata, salah satunya akan menyambung jalur wisata antara air terjun Seloondo dan Srambang, “Sebentar lagi kita akan sambungkan, antara Seloondo dengan Srambang Park, yang jaraknya hanya sekitar 2 kilo meter. Dengan, begitu orang tidak akan jauh berwisata hanya disekitaran situ saja,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Rahmat Didik Purwanto menyampaikan kegiatan ini sebagai wujud sinergi antar stake holder dalam mewujudkan visi misi kabupaten Ngawi. Diharapkan kerjasama ini bisa mengembangkan wisata, produk unggulan dan investasi yang lebih baik lagi,” katanya.

Didik berharap acara ini bisa menambah energi  masyarakat Ngawi untuk terus berinovasi, “Semoga pameran produk unggulan dan investasi ini benar benar  bisa menambah gairah masyarakat untuk mengembangkan pembangunan ekonomi disini,” ujarnya.

Antusiasme pengujung luar biasa, terbukti sejak hari pertama pameran ini dibuka, nampak berjubel disetiap stand wisata mulai berselfie ataupun sekedar melihat. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 3 4 5 6 7 10
Go to Top