Category archive

Seni Budaya - page 3

Seputar perkembangan seni dan budaya, tokoh-tokoh, giat dan peristiwa seni dan budaya di Kabupaten Ngawi

BOACF 2019, Kolaborasi Kearifan Lokal dan Modern

di %s Seni Budaya 2,634 views

Tahun ini Bumi Orek – Orek Art & Culture Festival (BOACF) digelar Pemerintah Kabupaten Ngawi di Sendang Tawun, Kecamatan Kasreman, Sabtu (7/12).

BOACF 2019 yang bertajuk Kidung Guyub Negeri Ngawi Ramah menampilkan serangkaian pertujukan yang memadukan antara seni tradisi yang ada di Kabupaten Ngawi yang dikemas secara modern hasil kolaborasi antara seniman lokal dan nasional.

Selain itu, yang di sutradarai Agus Noor ini juga dimeriahkan beberapa artis ibukota seperti Sruti Respati, Gondrong Gunarto, Danang Pamungkas, Danny Cak Nan, Sahita, Santoso Wibowo, dan Encik Krisna.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono selain memberikan apresiasinya juga berharap acara kali ini tidak kalah menariknya dari tahun lalu. ini luar biasa, “Ini sangat luar biasa, Tawun disulap menjadi tempat pertunjukan yang sangat menarik,” katanya.

Bupati juga mengungkapkan gelaran event ini bisa menjadi batu loncatan bagi talenta baru yang ada di Ngawi untuk dilihat potensinya, “Moment seperti ini akan harus kita munculkan terus menerus, agar mereka memiliki kesempatan untuk berada di panggung sehingga bisa meningkat ke ajang lebih tinggi,” jelasnya.

Budi Sulistyono menyampaikan alasan bahwa pelaksanaan tahun ini di Tawun adalah sebagai upaya Pemkab Ngawi untuk lebih mengenalkan potensi wisata yang terkenal akan tradisi Keduk Beji serta tempat Pasar Jadul ini. “Tempat wisata menjadi target kita selain talenta – talenta ini. Tetapi juga kita booming-kan tempatnya,” lanjutnya.

Menurutnya, keberdaaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa Tawun sangat berperan dalam acara tahunan ini. Bupati mengharap Pokdarwis lainnya, yang hadir, dapat melihat gelaran ini serta mengambil ide kreatifnya untuk dikembangkan lebih lanjut di destinasi wisata yang ada diwilayahnya masing – masing. “Pokdarwis kita kembangkan terus untuk memiliki kreatifitas dan inovasi sehingga mempu mengembangkan daerahnya,” tegasnya.

Tawun menurut, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Raden Rudi Sulisdiana menjadi lokasi event ini karena baru mendapatkan penetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun ini. “Kita ingin destinasi wisata Ngawi itu lebih dikenal diseluruh pelosok nusantara, tahun kemaren di Benteng Pendem , dan tahun ini kita coba Tawun yang nantinya akan bisa diakui oleh seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Di kesempatan ini Bupati juga memberikan penghargaan Maestro Seni Ngawi bagi seniman Ngawi yang mampu mengangkat Ngawi dikancah nasional diantaranya kepada Gondrong Gunarto dan Danny Caknan. (allteam/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Festival Musik Kreatif 2019, Ajang Kreatifitas Bermusik Millenial Ngawi

di %s Seni Budaya 2,220 views

Untuk meningkatkan kreatifitas musik dikalangan milenial, Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar acara yang bertajuk Festival Musik Kreatif bertempat di halaman Sekretariat Daerah kabupaten Ngawi, Jumat Malam (6/12).

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono selain memberikan apresiasinya untuk acara mengatakan bahwa event ini sebagai bentuk perhatian Pemkab Ngawi dalam memberikan wadah musik kreatif bagi kaum muda. “Dimana festival ini kita tampilkan serta munculkan talenta – talenta millennial yang ada Kabupaten Ngawi. Alhamdulilah acara ini, luar biasa,” ungkapnya.

Menurut Budi Sulistyono, saat ini industri musik mengalami perubahan karena media sosial, semua orang begitu mudahnya bisa terkenal tanpa harus melalui dapur rekaman. “Kuncinya adalah kreatifitas dan inovasi,” tandasnya.

Di kesempatan ini, Bupati juga menyampaikan pesannya untuk generasi muda yang ada di Ngawi untuk terus berkarya dengan inovatif dan kreatif sekaligus mampu membaca peluang yang diminati pasar. “Kalau perlu buat warna sendiri sehingga dapat berwarna lebih jelas,” tuturnya.

Sementara Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Raden Rudi Sulisdiana menambahkan bahwa acara ini selain memberikan wadah bermusik anak muda di Ngawi juga sebagai ajang penyaluran bakat dan kreatifitas millenial disini. Rudi juga mengungkapkan selain menampilkan parade band, juga dipamerkan beberapa sajian kopi dan teh untuk menemani pengunjung yang datang. “Stand kopi ini dari pemenang Festival Kopi yang digelar beberapa waktu lalu, dan teh nya ini juga asli dari Ngawi,” jelansya.

Acara yang dimeriahkan salah satu penyanyi terkenal ini, diikuti 12 peserta yang dua lainnya berasal dari luar Kabupaten. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kabupaten Ngawi Tuan Rumah Perdana FBA 2019 Wabup Ony Anwar : Energi Positif Berkembangnya Seni Budaya Serta Destinasi Wisata Di Jatim.

di %s Seni Budaya 1,222 views

Kabupaten Ngawi menjadi tuan rumah penyelenggaraan perdana Festival Budaya Agraris (FBA) 2019 yang digelar Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur berkerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi, mulai Kamis – Sabtu (28 -30/11). Wakil Bupati, Ony Anwar didampingi Kadis budpar Jatim, Sinarto membuka rangkaian kegiatan acara ini di Benteng Van Den Bosch, Kamis (28/11) secara simbolis dengan penyerahan Pataka dan pemukulan kentongan dan dilanjutkan dengan pagelaran seni pertujukan.

Selain itu, dalam acara ini juga ada sarasehan budaya, pada Jumat (29/11) di Gedung Kesenian dan pameran produk seni budaya dan pariwisata mulai hari Kamis – Sabtu (28-30/11)  di halaman Benteng Van den Bosch.

Menurut Sinarto, FBA ini adalah wadah untuk menggali dan mempromosikan budaya, khususnya di wilayah agraris, “Untuk daerah pesisir utara, kita memiliki event FKPU (Festival Kesenian Pesisir Utara). Sedangkan untuk daerah pesisir selatan, kami memiliki event FKKS (Festival Kesenian Kawasan Selatan). Sebab itu, untuk memfasilitasi daerah di luar kawasan pesisir utara maupun selatan, dilaksanakanlah event Festival Agraris,” jelasnya.

Kadis budpar menambahkan festival yang bertajuk Dewi Cemara (Desa Wisata Cerdas Maju Sejahtera, red) ini merupakan cara pemrov Jatim untuk mengembangkan basis ekonomi dari pariwisata yang ada di wilayah Jatim. “Tema ini merujuk pada potensi masyarakat agraris di wilayah tengah Provinsi Jatim melalui pedekatan sosial budayanya dan tradisi yang dimiliki serta berkembang di daerah masing – masing. Dengan kekhasannya bisa dijadikan dasar untuk pijakan kreatifitas para pelaku seni,” lanjutnya.

Sinarto berharap FBA 2019 mampu berdampak positif bagi semua Kabupaten/ Kota. Sebab, event ini tidak hanya sebagai ajang pameran potensi daerah masing – masing tetapi sarana bertukar ide kreatif dalam memajukan daerahnya. “Simbiosis mutualisme ini akan memunculkan pikiran kreatif, semoga festival ini memberikan dampak baik untuk Jawa Timur,” tuturnya. Dikesempatan ini, Kadis budpar juga mengenalkan keunggulan wisata Kabupaten Ngawi yang wajib dikunjungi karena keindahannya serta kebersihannya, “Saya bangga, dengan potensi wisata Ngawi, salah satunya Srambang, itu bagus lho !, Semoga akan muncul Srambang – Srambang lain. Dan, yang hebat ditempat itu adalah kebersihannya,” pungkasnya.

 Sementara Ony Anwar dalam sambutannya menyampaikanu capan terima kasihnya, pasalnya Kabupaten Ngawi terpilih menjadi tuan rumah untuk acara yang digelar pertama kali ini.  “Berterima kasih dan bersyukur karena Kabupaten Ngawi, kembali menjadi yang pertama untuk tuan rumah pagelaran budaya dan seni Provinsi Jatim,” ungkapnya.

            Selain berharap acara ini berdampak pada pengembangan potensi agraris di Jatim, Wabup juga ingin acara ini menjadi wadah silaturahmi dari 16 Kabupaten/ Kota se Jatim, “Bisa saling bertukar ide, gagasan, menginformasikan kesenian serta kebudayaan, tempat wisata. Juga menjadi energi positif semakin berkembangnya kegiatan seni budaya serta destinasi wisata di Jatim. Insya Allah, semakin hari semakin maju,” tuturnya.

Gelaran pertama FBA 2019 di ikuti 16 Kabupaten/ Kota di wilayah Jawa Timur yang tidak memiliki garis pantai, diantaranya Kabupaten dan Kota Madiun, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Nganjuk, Jombang, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Kota Batu, Kota Blitar, Bondowoso, Kota Malang dan Ponorogo. Adapun, setiap daerah yang ikut akan menampilkan pagelaran seni pertunjukan., pameran kerajinan seni dan kuliner yang di pamerkan di setiap stand yang di sediakan. (allteam/Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Gumbrekan Mahesa, Alternatif Tingkatkan Potensi Desa

di %s Seni Budaya/Wisata Ngawi 2,160 views

Salah satu alternatif meningkatkan kemandirian ekonomi desa dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal, tentunya hal ini bisa menjadi modal penting dalam mempercepat pembangunan desa. Pasalnya, dengan menitikberatkan pada kekuatan lokal ini lebih memungkinkan mendapatkan hasil sebab didasarkan pada pengalaman, pengetahuan, kebiasaan, serta kebutuhan masyarakat setempat.

Seperti yang dilakukan di dusun Bulak Pepe desa Banyubiru Kecamatan Widodaren, dengan, tradisi Gumbrekan Mahesa yang awalnya hanya sebagai tradisi rutin dilakukan setiap pasca panen oleh penduduk setempat, sebagai wujud syukur kepada yang kuasa, kini dikemas dengan nuansa berbeda tanpa menghilangkan makna yang sesungguhnya.

Seperti yang diungkapkan Kepala Desa Banyubiru, Kundari bahwa Gumbrekan Maheso ini nilai kerbau akan semakin terangkat, tidak hanya sebagai hewan angonan saja, “Tetapi menjadi potensi bernilai bagi kami, yang nantinya ada daging dan kulit Kerbau yang dijual disini, selain itu juga bisa mengangkat harganya,” kata Kundari, Minggu (10/11).

Disebut Kampung Kebo karena di dusun ini terdapat kerbau kurang lebih lima ratusan yang dipelihara 72 kepala keluarga.

Wakil Bupati, Ony Anwar yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan apresiasinya untuk Kelompok Sadar Wisata desa Banyubiru yang konsisten mengadakan acara ini tiap tahun. Wabup berharap event ini mampu mengangkat potensi wisata di desa ini. “Dengan komitmen dan konsistensi Pokdarwis, Pemerintah Daerah serta KPH Ngawi, kami harapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi warga disini,” ujar Ony Anwar.

Selain itu, Wabup meminta tradisi ini bisa menjadi khasanah tourism atau kawasan pariwisata didesa yang juga terkenal akan batik tulisnya ini, “Semoga kedepan bisa lebih meriah lagi dari tahun sebelumnya. Sehingga kegiatan seperti ini dapat menambah income masyarakat,” katanya.

Sementara Administratur Perhutani KPH Ngawi Haris Suseno menambahkan dengan sinergi yang baik, kedepan agenda seperti ini akan lebih bisa berkembang dan meningkat lagi, “Terimaksih atas dukungan dan kerjasamanya, kedepan tentunya akan lebih bagus lagi,” tuturnya.

Sebelumnya, acara ini diawali dengan arak – arakan kerbau dan diikuti seribu tumpeng dari lapangan desa menuju kadang kerbau. Kemudian secara simbolis, Wabup melakukan pemotongan tumpeng, yang kemudian dibagikan ke warga yang hadir dalam tradisi ini, serta diwaktu bersamaan kerbau – kerbau ini diguyang (mandi, red) disungai yang kemudian pulang kembali kekandangnya.

Meski selama acara berlangsung matahati cukup terik, namun tidak mengurangi antusiasme penonton menyaksikan acara berlangsung hingga berakhir jelang senja. (allteam/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top