Gumbrekan Mahesa, Alternatif Tingkatkan Potensi Desa

di %s Seni Budaya/Wisata Ngawi 2,495 views

Salah satu alternatif meningkatkan kemandirian ekonomi desa dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal, tentunya hal ini bisa menjadi modal penting dalam mempercepat pembangunan desa. Pasalnya, dengan menitikberatkan pada kekuatan lokal ini lebih memungkinkan mendapatkan hasil sebab didasarkan pada pengalaman, pengetahuan, kebiasaan, serta kebutuhan masyarakat setempat.

Seperti yang dilakukan di dusun Bulak Pepe desa Banyubiru Kecamatan Widodaren, dengan, tradisi Gumbrekan Mahesa yang awalnya hanya sebagai tradisi rutin dilakukan setiap pasca panen oleh penduduk setempat, sebagai wujud syukur kepada yang kuasa, kini dikemas dengan nuansa berbeda tanpa menghilangkan makna yang sesungguhnya.

Seperti yang diungkapkan Kepala Desa Banyubiru, Kundari bahwa Gumbrekan Maheso ini nilai kerbau akan semakin terangkat, tidak hanya sebagai hewan angonan saja, “Tetapi menjadi potensi bernilai bagi kami, yang nantinya ada daging dan kulit Kerbau yang dijual disini, selain itu juga bisa mengangkat harganya,” kata Kundari, Minggu (10/11).

Disebut Kampung Kebo karena di dusun ini terdapat kerbau kurang lebih lima ratusan yang dipelihara 72 kepala keluarga.

Wakil Bupati, Ony Anwar yang turut hadir dalam acara ini menyampaikan apresiasinya untuk Kelompok Sadar Wisata desa Banyubiru yang konsisten mengadakan acara ini tiap tahun. Wabup berharap event ini mampu mengangkat potensi wisata di desa ini. “Dengan komitmen dan konsistensi Pokdarwis, Pemerintah Daerah serta KPH Ngawi, kami harapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi warga disini,” ujar Ony Anwar.

Selain itu, Wabup meminta tradisi ini bisa menjadi khasanah tourism atau kawasan pariwisata didesa yang juga terkenal akan batik tulisnya ini, “Semoga kedepan bisa lebih meriah lagi dari tahun sebelumnya. Sehingga kegiatan seperti ini dapat menambah income masyarakat,” katanya.

Sementara Administratur Perhutani KPH Ngawi Haris Suseno menambahkan dengan sinergi yang baik, kedepan agenda seperti ini akan lebih bisa berkembang dan meningkat lagi, “Terimaksih atas dukungan dan kerjasamanya, kedepan tentunya akan lebih bagus lagi,” tuturnya.

Sebelumnya, acara ini diawali dengan arak – arakan kerbau dan diikuti seribu tumpeng dari lapangan desa menuju kadang kerbau. Kemudian secara simbolis, Wabup melakukan pemotongan tumpeng, yang kemudian dibagikan ke warga yang hadir dalam tradisi ini, serta diwaktu bersamaan kerbau – kerbau ini diguyang (mandi, red) disungai yang kemudian pulang kembali kekandangnya.

Meski selama acara berlangsung matahati cukup terik, namun tidak mengurangi antusiasme penonton menyaksikan acara berlangsung hingga berakhir jelang senja. (allteam/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

PERINGATI HKN KE 55, DINKES NGAWI GELAR BAKSOS Pesan Bupati : Nakes Jadi Agen Intelektual Masa Kini

di %s Kesehatan 2,263 views

Bakti Sosial di Dusun Gunung Rambut Desa Pitu Kecamatan Pitu menjadi salah satu agenda kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke 55 yang digelar Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi, Jumat (8/11).

Kepala Dinas Kesehatan, Yudono dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan ini wujud kepedulian terhadap masyarakat yang dilakukan oleh Dinkes, Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD), RS Swasta, serta Organisasi Profesi kesehatan yang di Kabupaten Ngawi. “Dalam baksos ini selain bingkisan sembako, juga ada pelayanan kesehatan gratis bagi pasien yang datang, diantaranya pemeriksaan gigi bagi siswa Sekolah Dasar, Antenatal Care (ANC) untuk ibu hamil, dan deteksi kanker rahim atau IVA,” ungkapnya.

Menurut Kadinkes, goal dari kegiatan sosial ini adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sejak dini, “Menjaga diri tetap sehat jauh lebih baik daripada mencari pengobatan saat keadaan sakit,” jelasnya.

Sesuai dengan tema HKN tahun ini Generasi Sehat Indonesia Unggul menurut Bupati Ngawi, Budi Sulistyono merupakan kunci awal menciptakan generasi unggul, dan menghimbau masyarakat untuk memperhatikan kesehatannya, sebelum anak lahir atau masih janin didalam kandungan, “Jadi ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi, psikisnya. Dan, saat balita juga kecukupan Air Susu Ibu hingga besar dengan kebutuhan gizi yang cukup untuk menciptakan generasi unggul,” jelasnya.

Bupati menyampaikan kegiatan seperti ini bisa menjadi arena komunikatif bagi profesi kesehatan, “Dimana, tenaga kesehatan harus memiliki tingkat kepedulian, serta kemampuan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis. Dan, benar – benar adaptif dengan tututan zaman sehingga dapat menjadi agen intelektual masa kini serta mendatang,” tandasnya.

Disela kegiatan ini, Bupati beserta rombongan berkesempatan melihat pelayanan kesehatan gratis yang diberikan kepada masyarakat, serta menyapa warga yang datang.

Dalam baksos ini terdapat 10 tim pemeriksa kesehatan gratis diantaranya dari 7 tim Puskesmas  dan 3 tim dari RS dengan masing masing tim terdiri  dari 1 orang Dokter, 2 Perawat, 1 Tenaga Farmasi, dan  1 Tenaga Analisis  Kesehatan, 5 Bidan untuk pemeriksaan bumil serta 6 Bidan untuk pemeriksaan IVA.

Hadir dalam kegiatan, Ketua DPRD Ngawi Dwi Rianto Djatmiko, Sekretaris Daerah Ngawi Mokh Sodiq Triwidiyanto, Ketua Penggerak PKK Kab. Ngawi Antiek Budi Sulityono, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala UPT se Kabuparten Ngawi serta Organisasi Profesi Kesehatan. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pemkab Ngawi, Kembali Raih Penghargaan Anugerah Pandu Negeri 2019

di %s Pemerintahan 1,691 views

Lagi, Pemerintah Kabupaten Ngawi meraih penghargaan Anugerah Pandu Negeri (APN) 2019 Kategori Silver dari Indonesian Institute For Public Governance (IIPG) di Aula Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta, Jumat (25/10)

Mewakili Bupati Ngawi, Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto menerima penghargaan ini yang diberikan langsung Ketua IIPG, Sigit Pramono.

APN 2019 ini ada 34 Provinsi, 426 Kabupaten dan 99 Kota di Indonesia yang telah melalui tahap penilaian hingga didapatkan nominasi 63 terbaik salah satunya Kabupaten Ngawi.

Menurut Sekda, penghargaan ini diberikan karena Kabupaten Ngawi berhasil menyelenggarakan pemerintahan serta pengelolaan keuangan yang baik, “Intinya tepat waktu, sebab kita telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk yang kesekian kali,” katanya.

Lebih lanjut, Sodiq menjelaskan bahwa pembangunan atau penyelenggaraan pemerintahan itu arahnya jelas dan kemana targetnya, “Sehingga mereka melihat bahwa Ngawi ini secara perencanaan pembangunan sudah on the track,” tuturnya.

Namun, menurut Sekda hal ini belum cukup masih perlu ada inovasi lagi untuk percepatan pembangunan di Kabupaten Ngawi, sebab tujuan utamanya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, “Kita ini kota atau kabupaten kecil, dengan sumberdaya yang tidak terlalu besar, sehingga harus mampu memanfaatkan anggaran yang ada itu untuk pembangunan secara optimal. Juga, meningkatkan perfomance dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.

APN merupakan penghargaan tahunan untuk pemerintah provinsi, kabupaten dan kota terbaik serta pemimpin yang inovatif dan berhasil melakukan terobosan dalam peningkatan pertumbuhan sosio – ekonomi melalui reformasi tata kelola yang baik.

Penilaian untuk penghargaan ini terbagi dalam dua aspek, yaitu performance (pertumbuhan ekonomi, pengembangan manusia dan hasil terobosan penting) dengan bobot 60 persen dan governance (tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan dan antikorupsi) 40 persen.

Selain Kabupaten Ngawi, kabupaten  dan kota lainnya yang mendapatkan katogeri silver diantaramya Pasuruan, Bantul, Ngawi, Bandung, Gorontalo, Tabanan, Bojonegoro, Pekalongan, Pohuwato, Sukabumi, Banyumas, Mojokerto, Bekasi, Kuningan, Pesisir Selatan, Bangli, Hulu Sungai, Kapuas, Probolinggo, Pacitan, Polewali, Lebak, Trenggalek dan Agam.(allteam/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top