
Pemkab Ngawi, Raih Dua Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik
Lagi, Pemerintah Kabupaten Ngawi raih dua penghargaan bergengsi dari The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP) dan Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Timur. Penghargaan ini atas program Selintas Sapu Lipat dengan diperolehnya silver trophy dari JPIP dan dan satunya, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Jatim 2018 atas program Lantip Bisa Diakalin RSUD dr. Soeroto.
Kedua penghargaan ini diserahkan langsung oleh Gubenur Jawa Timur, Soekarwo kepada Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar di Ballroom Shangri-La, Surabaya, Senin malam (22/10).
Program Inovasi Selintas Sapu Lipat adalah upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi dalam mendukung program prioritas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk meningkatkan pelayanan dasar kesehatan serta akses warga miskin dan terlantar yang sakit. “Ini membanggakan, karena Kabupaten Ngawi masuk menjadi daerah dengan inovasi terbaik,” ungkapnya. Program Selintas Sapu Lipat ini, sudah dijalankan sejak tahun 2016 lalu, denga melibatkan lintas sektor. Dan, saat ini ada sembilan Puskesmas yang masih menjalankan program ini. “Program ini, kedepan akan terus dijalankan dan kembangkan diseluruh Puskesmas,” lanjutnya.
Sementara Program Inovasi Lantip Bisa Diakalin adalah program yang diupayakan RSUD dr. Soeroto Ngawi, dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Salah satunya, layanan atrian, pasien tidak harus menunggu, tapi dihubungi pihak rumah sakit jika sudah tiba gilirannya. “Jadi pasien, tidak harus menunggu atau mengantri. Pasien ambil nomor bisa ditinggal dan dihubungi jika tiba gilirannya,” ungkapnya. (kominfo)
Ngawi Gelar Kejurprov Wushu Sanda se Jawa Timur 2018
Untuk kesekian kalinya, Kejuaraan Provinsi Wushu Sanda se Jawa Timur digelar di Kabupaten Ngawi. Kejuaraan ini akan berlangsung selama 3 hari, Kamis – Minggu (18-20/10) di Alun – Alun Merdeka Ngawi, memperebutkan Piala Bupati Ngawi 2018.
Acara yang diprakarsai Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Ngawi dan Komite Olahraga Nasional (KONI) Cabang Ngawi ini dihadiri Ketua Umum Wushu Jawa Timur Lukman Lajino, perwakilan Kapolres Ngawi, perwakilan Kodim 08/05, Ketua Forum Wushu Cabang Ngawi dan Official dari Kabupaten yang mengikuti kejuaraan ini. Acara dibuka oleh Ketua KONI Cabang Ngawi, Rahmad Suprasono.
Kejurprov ini diikuti 180 peserta dari berbagai kota dan Kabupaten di Jatim, hal ini seperti yang diungkapkan Ketua Panitia Wushu Ngawi, Didit Koko Nugroho saat ditemui disela acara pembukaan. “Peserta berasal dari berbagai kota dan Kabupaten se Jawa Timur, dan ada tambahan lagi Kabupaten Sragen dan Solo,” ungkapnya. Masih menurut Koko panggilan akrabnya, kejuaraan ini memperebutkan 3 kategori juara, yakni juara umum, favorit, dan terbaik.
Sementara dalam sambutannya, Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Wushu Indonesia Ngawi, Hadi Suroso menungkapkan kebanggaannya kepada atlit Wushu Ngawi yang sering membawa pulang medali emas dalam kejuaraan nasional. “Beberapa waktu lalu salah satu atlit wushu kita, meraih medali emas dalam kejuaraan Nasional, yaitu Piala Raja Hamengku Buwono X bertempat di GOR Amongrogo Daerah Istimewa Yogyakarta,” katanya. Menurutnya, saat ini perkembangan Wushu di Kabupaten Ngawi mengalami perkembangan yang cukup pesat, “Banyaknya prestasi yang diraih saat ini bisa menjadi ikon Kabupaten Ngawi,” katanya bangga.
Sedangkan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ngawi, Rahmad Suprasono berpesan kepada semua atlit yang bertanding dalam kejuaraan ini, untuk menjujung tinggi sportifitas, “Sebab, sportifitas merupakan identitas dari olahraga, untuk itu saya minta untuk semua atlit yang berlaga untuk sportif, kalah menang itu biasa dalam kompetisi,” tandas Soni, begitu ia biasa disapa.
Tahun ini, atlet Wushu akan turun berlaga pada 9 kelas, baik putra maupun putri. Dan, Tim Wushu Kota Kediri meraih medali terbanyak, dengan 5 medali emas, 1 medali perak, dan 2 perunggu, kemudian disusul Tim Wushu Surabaya, dengan perolehan medali, 3 emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Sedangkan atlet Wushu Ngawi memperoleh medali, 3 emas 2 perak dan 1 perunggu. Untuk kategori atlet The Best Under 18, disabet Riko Kurnia dari Ngawi, Kategori The Best Under 19 Citra dari Kediri dan atlet terfavorit diraih Avi Shibab dari Ngawi.(kominfo)
Yang Juga Menarik

Forum OPD Dinas PUPR Ngawi, Ony Anwar Minta Perencanaan Sistematis dan Efisien
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ngawi menggelar Forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait perencanaan pembangunan insfratruktur Kabupaten

MGMP Sejarah Kab. Sidoarjo Studi Lapangan Situs Sejarah Di Kab. Ngawi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur melaksanakan Study Lapangan Sejarah di Kabupaten Ngawi, Rabu (

Predikat A SAKIP 2019, Kembali di Raih Kabupaten Ngawi
Predikat A (memuaskan) kembali di raih Pemerintah Kabupaten Ngawi atas Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja (SAKIP) tahun 2019. Penghargaan ini
Lokakarya Penanggulangan TBC “Butuh Komitmen Kuat Menuju Eliminasi TBC 2030”
Turbekulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium Tuberculosis yang sangat kuat sehingga memerlukan pengobatan dalam jangka panjang. Dan, menjadi salah satu penyakit yang mematikan jika tidak tertangani dengan tepat..
Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek mengungkapkan, tuberkulosis (TBC) membunuh 1,7 juta jiwa lebih banyak daripada Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan malaria. Menurut Nila, penanganan TBC tidak mudah ditangani sehingga perlu kerjasama berbagai sektor, seperti dilansir dari Health Liputan6.com.
Pun, Pemerintah Kabupaten Ngawi juga terus berupaya mendukung program Pemerintah Pusat menuju eliminasi TBC 2030, dengan Lokakarya Konsultasi Publik tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penganggulangan TBC di Kabupaten Ngawi, di Gedung Kesenian, Rabu (17/10).
Hadir dalam acara ini, Bupati Ngawi Ir H Budi Sulistyono, Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, diwakilkan Asisten 3, Tim dari KNCV, Valentinus Sama Tukan, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Murtini, Forum Koordiansi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua pengerak PKK Antik Sulistyono, Camat se Kabupatren ngawi, Kepala Bank Jatim, Kepala Puskesmas se Kabupaten Ngawi, Tim dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), beberapa tokoh agama.
Dalam paparan Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), drg. Endah Pratiwi AD, menyampaikan bahwa hasil Survei Prevelensi Nasional TBC tahun 2013-2014 menunjukan angka 660/100.000, artinya terdapat 660 kasus TBC dalam 100.000 penduduk. Untuk Provinsi Jatim angka terjemahan prevelesi menunjukan angka 316/100.000 penduduk. Sedangkan Kabupaten Ngawi, angka notifikasi terhadap kasus TBC yang diobati (case notification rate /CNR) adalah 281 per 100.000 penduduk.
“Perkiraan jumlah kasus TBC kabupaten Ngawi sebanyak 2.334 kasus. Penemuan kasus TBC tahun 2017 sebanyak 845 kasus (36%). Sementara, kasus TBC yang belum ditemukan sebanyak 1.489 kasus (64%) sekaligus menjadi sumber penularan di masyarakat. Sedangkan, target keberhasilan pengobatan TBC mencapai 90 persen, dengan jumlah pasien yang diobati sampai sembuh hingga 85 persen, 5 persennya meninggal dunia dan putus obat,” ungkap Endah dihadapan seluruh undangan yang hadir. Lebih lanjut, Kabid P2P ini katakan penanggulangan terhadap penyakit yang sulit dideteksi ini dengan serangkaian tindakan yang dirancang untuk mengeliminasinya, dan mengacu pada kebijakan nasional. “Beban TBC, yang berat dan mendesak tidak cukup, hanya ditangani oleh dinas kesehatan saja tetapi melibatkan banyak pihak baik, lembaga pemerintahan maupun lembaga lain,” tandasnya.
Sementara menurut Bupati Ngawi saat ditemui di acara Gebyar Academia, Rabu malam (17/8) di Gedung Eka Kapti, mengatakan bahwa kesehatan sebagai salah satu indeks kesejahteraan masyarakat, sebab hal ini akan menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan di suatu wilayah, “TBC penyakit paling mudah penularannya dan paling lama penyembuhannya. Dan, bisa berdampak pada aktivitas yang tidak maksimal,” tuturnya.
Ia juga ungkapkan kalau Pemkab Ngawi berkonsentrasi penuh untuk penanggulangan penyakit ini. “Kita memang konsentrasi betul untuk perkembangan TBC ini, bahkan untuk pencegahannya sekalipun termasuk bagaimana memulai kesadaran hidup bersih, kesadaran berinteraksi dengan baik, dan hidup sehat,” tuturnya.
Di akhir wawancara Bupati ungkapkan kalau masih ada sekitar 70 persen orang yang belum menyadari kalau terjangkit penyakit berbahaya ini, “Makanya bagaimana menemukan sumber (penderita) dari mereka yang sering berinteraksi dengan masyarakat, seperti tenaga kesehatan atau lainnya. Dan, sebisa mungkin anak – anak yang rentan, jangan sampai tertular atau terjangkiti. Untuk menemukannya, kita ajak semuanya terbuka terhadap apa yang dirasakan. Jika terjangkit, segera bisa tertangani dengan baik dan tepat,” pungkasnya. n
Dan, perihal terpenting untuk mengakhiri TBC 2030, Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi butuh komitmen bersama yang kuat seluruh stakeholder, sektor lain termasuk masyarakat, untuk bisa menjembatani mengakhiri penyakit ini sekaligus bersamaan bekerja menurunkan lebih cepat kasus ini.
Konsultasi publik ini penandatanganan kesepakatan bersama dalam penanggulangan TBC bersama Bupati Ngawi dan seluruh lintas sektor yang hadir dalam acara ini .