Gumbrekan Mahesa & Karnaval Kerbau Jadikan Bulak Pepe Banyubiru Destinasi Wisata Alternatif di Ngawi

di %s Sekitar Kita/Seni Budaya 1,207 views

Untuk tingkatkan potensi wisata di Bulak Pepe Kecamatan Widodaren digelar acara Gumbrekan Mahesa yang diharapkan nantinya tempat ini akan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif di Kabupaten Ngawi, Rabu (5/9). Gumbrekan Mahesa dan Karnaval Mahesa yang di ikuti 522 kerbau milik 65 warga.

Acara yang baru perdana ini nyatanya mampu menarik perhatian dan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gelaran ini.
Selain itu, nampak hadir Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Pejabat dilingkup Pemkab Ngawi.

Sejarah adanya ritual ini dimulai dengan adanya ritual setiap tahun yang bertepatan dengan pemetikan hasil sawah (Panen) yang dilaksanakan satu tahun sekali dan maksud dari ritual ini yaitu wujud syukur peternak kerbau terhadap Allah SWT yang telah memberi sehat kepada kerbau kita sampai selesai mengerjakan sawah (Bajak Sawah). “Ritual-ritual lain masih banyak tetapi yang melaksanakanya tinggal beberapa orang saja, nah makanya dari kami dan saya selaku ketua ingin mengangkat dari budaya-budaya itu dan akan melestarikan seterusnya,” ungkap Agus Priyanto selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Barokah Desa Banyu Biru.

Dikesempatan ini Bupati Ngawi berpesan kepada masyarakat yang menggembalakan kerbau di tanah milik Perusahaan Hutan Negara Indonesia (PERHUTANI) untuk turut menjaga kelestarian dan berkerjasama mengolah lahan hutan ini dengan baik, “Maka pada hari ini kita tidak akan bicara lagi mengenai kerbaunya saja, kelestarian kerbau dan bertambah populasi kerbau tetapi juga bagaimana ternak kerbau ini menjadi sebuah destinasi wisata tersendiri,” ujar Budi Sulistyono

“Saya juga berharap para peternak ini tidak menjual keluar tetapi menjual pada internal sendiri, sehingga tetap pada disini dan tetap dikembangkan serta bertambah populasinya,” tambahnya.

Sementara Heru Dwi Kunarwanto selaku Administratur Perhutani KPH Ngawi juga menambahkan, bahwa adanya kerjasama masyarakat dan Perhutani kami berharap Gumbrekan di Dusun Bulak Pepe ini menjadi destinasi wisata entah itu wisata Desa atau wisata Budaya. “Harapan saya yaitu wilayah ini bisa maju bisa meningkatkan perekonomian disekitar sini dan tentu saja kita saling berkolaborasi dengan masyarakat” ucapnya. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Gumbrekan Mahesa & Karnaval Kerbau Jadikan Bulak Pepe Banyubiru Destinasi Wisata Alternatif di Ngawi

di %s Seni Budaya 1,431 views

Untuk tingkatkan potensi wisata di Bulak Pepe Kecamatan Widodaren digelar acara Gumbrekan Mahesa yang diharapkan nantinya tempat ini akan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif di Kabupaten Ngawi, Rabu (5/9). Gumbrekan Mahesa dan Karnaval Mahesa yang di ikuti 522 kerbau milik 65 warga.

Acara yang baru perdana ini nyatanya mampu menarik perhatian dan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gelaran ini.
Selain itu, nampak hadir Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Pejabat dilingkup Pemkab Ngawi.

Sejarah adanya ritual ini dimulai dengan adanya ritual setiap tahun yang bertepatan dengan pemetikan hasil sawah (Panen) yang dilaksanakan satu tahun sekali dan maksud dari ritual ini yaitu wujud syukur peternak kerbau terhadap Allah SWT yang telah memberi sehat kepada kerbau kita sampai selesai mengerjakan sawah (Bajak Sawah). “Ritual-ritual lain masih banyak tetapi yang melaksanakanya tinggal beberapa orang saja, nah makanya dari kami dan saya selaku ketua ingin mengangkat dari budaya-budaya itu dan akan melestarikan seterusnya,” ungkap Agus Priyanto selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Barokah Desa Banyu Biru.

Dikesempatan ini Bupati Ngawi berpesan kepada masyarakat yang menggembalakan kerbau di tanah milik Perusahaan Hutan Negara Indonesia (PERHUTANI) untuk turut menjaga kelestarian dan berkerjasama mengolah lahan hutan ini dengan baik, “Maka pada hari ini kita tidak akan bicara lagi mengenai kerbaunya saja, kelestarian kerbau dan bertambah populasi kerbau tetapi juga bagaimana ternak kerbau ini menjadi sebuah destinasi wisata tersendiri,” ujar Budi Sulistyono

“Saya juga berharap para peternak ini tidak menjual keluar tetapi menjual pada internal sendiri, sehingga tetap pada disini dan tetap dikembangkan serta bertambah populasinya,” tambahnya.

Sementara Heru Dwi Kunarwanto selaku Administratur Perhutani KPH Ngawi juga menambahkan, bahwa adanya kerjasama masyarakat dan Perhutani kami berharap Gumbrekan di Dusun Bulak Pepe ini menjadi destinasi wisata entah itu wisata Desa atau wisata Budaya. “Harapan saya yaitu wilayah ini bisa maju bisa meningkatkan perekonomian disekitar sini dan tentu saja kita saling berkolaborasi dengan masyarakat” ucapnya. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Konjen Jepang Resmikan Polindes Desa Babadan

di %s Kesehatan 1,685 views

Konsul Jenderal Jepang Masaki Tani resmikan Pondok Bersalin Desa (Polindes) Desa Babadan Kecamatan Paron, Selasa  (4/6) didampingi Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto,   Direktur Jalin Nusa Institude, Suud Bawazier, Kasi Pengawasan Lembaga Asing Direktorat Kewaspadaan Nasional, Katarina Rambu Abang serta pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Pembangunan Polindes  Babadan ini merupakan bantuan hibah dari program Grassroots untuk keamanan manusia oleh Pemerintah Jepang yang difasilitasi oleh Jalin Nusa Institude, yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan ibu hamil dan balita di wilayah ini.

Menurut Masaki Tani kesehatan ibu dan anak merupakan suatu hal yang penting. Apalagi mengingat masih tingginya angka kematian ibu termasuk diwilayah ini.

Kondisi tersebut menurut Masaki akibat dari minimnya fasilitas sarana dan prasarana medis bagi ibu hamil dan balita. “Untuk itu, dibangunnya Polindes ini diharapkan mampu memberikan ketenangan bagi ibu melahirkan dan mengurangi gizi buruk sekaligus meningkatkan pelayanan Posyandu disini,” ungkapnya.

Sementara Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan rasa senangnya atas program bantuan ini. Dan Bupati berharap bisa di manfaatkan seoptimal mungkin untuk peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi. “Saya sangat berterimakasih atas hibah Pemerintah Jepang, dan saya berharap bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak. Juga utamanya untuk masyarakat disini,” ucap Bupati.

Sementara Direktur Jalin Nusa, Suud Bawazier dalam sambutannya sampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi masyarakat yang turut terlibat dalam pembangunan Polindes ini. Menurut Suud, proyek ini juga berupa pengadaan alat kesehatan dan pelatihan bagi Kader Posyandu di desa ini. “Dengan sarana prasarana yang representatif dan memadai yang ada di Polindes ini, bisa berguna bagi peningkatan derajad kesehatan masyarakat didaerah ini,” ungkapnya.

Sebab, kesembuhan pasien tidak hanya ditentukan tenaga medis saja, tapi juga fasilitas pendukung yang memadai, “Oleh karena itu fasilitas memadai sangat menunjang dalam pelayanan kesehatan,” tandasnya.

Suud berharap adanya Polindes ini bisa mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Sebelum acara peresmian, Konjen Jepang bersama Bupati dan Direktur Jalin Nusa lakukan penanaman pohon, yang nantinya diharapkan mampu mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Dan, peresmian ini ditandai dengan pemotongan pita, dilanjutkan dengan tinjauan ke Polindes. Nampak antusiasme masyarakat sekitar selama acara ini berlangsung, tidak hanya itu sambutannya pun juga meriah dengan beragam sajian hiburan, termasuk salah satunya atraksi reog. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top