Tag archive

Kabupaten Ngawi - page 5

Gelar Karnaval Budaya Ngawi 2019, Padukan Unsur Kearifan Lokal

di %s Seni Budaya 2,616 views

Beragam inovasi dan kreasi budaya khas Ngawi ditampilkan dalam Gelar Karnaval Budaya Ngawi 2019, Minggu (18/08). Kali ini mengangkat tema Pesona Seni dan Budaya Negeri Ngawi Ramah.

Agenda tahunan ini, diikuti ribuan pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, Perguruan Tinggi, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sejumlah komunitas yang ada di Kabupaten Ngawi yang terbagi menjadi 22 regu. “Peserta terbagi menjadi 22 regu, diantaranya yang 4 regu peserta kehormatan), 5 regu pelajar tingkat SD, 4 regu pelajar SMP dan 8  regu pelajar SMA dan Umum,” ungkap ketua panitia, Abimanyu.

Tepat pukul 13.15 karnaval diberangkatkan Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan Ketua DPRD Ngawi Dwi Riyanto Djatmiko secara simbolis, didepan Paseban dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Menurut Bupati Ngawi, event ini sebagai ajang untuk mengenalkan potensi Kabupaten Ngawi, “Selain itu untuk tetap menjaga kelestariannya, makanya wajib mengangkat potensi baik wisata maupun budaya sehingga bisa lebih ter blow up atau dimasyarakatkan lagi,” kata Bupati.

Menjaga keutuhan negara ini dan mengisi kemerdekaan dengan segala hal yang positif menjadi point  penting pesan Bupati kepada seluruh masyarakat Ngawi. “Mengisi kemerdekaan ini tidak hanya cukup dengan menikmati jerih payah para pahlawan, tetapi tugas kita adalah meneruskan perjuangannya, menjaga Indonesia tetap bersatu dan berpegang teguh pada Pancasila,” tandasnya.

Bupati juga mengatakan bahwa perayaan peringatan kemerdekaan ini harus dimaknai lebih dalam terlebih untuk menghormati jasa pahlawan, “Dengan begitu kita akan lebih bisa merasakan arti kemerdekaan ini secara sesungguhnya,” lanjutnya.

Acara yang mampu menyedot perhatian masyarakat ini, memang selalu ditunggu setiap tahunnya. Terlihat, ribuan penonton tumpah ruah disepanjang rute yang dilalui karnaval ini. Pasalnya, selalu ada yang istimewa setiap tahunnya, belum lagi sajian ataupun kostum peserta yang dirancang serba unik dan kreatif dengan memadukan unsur kearifan khas lokal. Sudah pasti, mampu menghipnotis penonton. Bahkan peserta pun, tak luput dari sasaran swafoto.(nf/dn/arf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Upacara Detik Detik Proklamasi HUT ke-74 RI, Bupati Minta Tanamkan Nilai Pancasila

di %s Berita 3,255 views

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono memimpin upacara peringatan Ulang Tahun ke 74 Republik Indonesia di Alun – Alun Merdeka Ngawi, Sabtu (17/8). Tepat pukul 09.30, bersamaan 17 kali suara bedug dan sirine menandai detik – detik Proklamasi Kemerdekaan RI.

Upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten Ngawi, yang telah dilantik Bupati Ngawi, Kamis (15/8) lalu.

Turut hadir dalam upacara ini Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Sekretaris Daerah Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Ngawi, DwiRiyanto Djatmiko, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Aparatur Sipil Negara, Anggota Bhayangkari, Anggota Dharma Wanita, Veteran, Pelajar dan Mahasiswa.

HUT ke 74 RI kali ini mengangkat tema SDM Unggul Indonesia Maju, dimaknai sebagai perhatian lebih pada kesehatan tumbuh kembang anak dari ibu mengandung sampai anak tumbuh berkembang hingga mendapatkan pelayanan pendidikan terbaik untuk menciptakan generasi sumber daya manusia yang unggul demi tercapainya indonesia yang maju sejahtera.

Ditemui usai upacara, Bupati Ngawi meminta seluruh masyarakat untuk mengisi kemerdekaan ini dengan suka cita, dan guyup rukun tanpa ada perbedaan, “Kita harus senantiasa menanamkan nilai – nilai Pancasila, dan itu final yang tidak bias di ganggu gugat,” tandasnya.

Remisi Narapidana Lapas II B Ngawi

Sebelum upacara detik – detik Proklamasi, Bupati Ngawi, Wakil Bupati Ngawi bersama Forkopimda, Direktur Bank Jatim, pejabat lingkup Pemkab Ngawi beserta jajaran pimpinan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II B Ngawi menghadiri acara pemberian remisi narapidana, Sabtu (17/8). 

Ada 277 napi mendapat remisi dari Kementerian Hukum dan HAM RI, 13 orang langsung bebas, tetapi 4 orang diantaranya masih menjalani masa subsider disebabkan masih ada sanksi denda yang harus dipenuhi.

Secara simbolis Surat Keputusan diserahkan langsung Bupati Ngawi dalam upacara yang dilakukan di dalam Lapas. “Selamat kepada para narapidana yang bebas hari ini,” kata Budi Sulistyono saat berikan SK.

Ziarah Taman Makam Pahlawan

Sekitar pukul 11.00, Bupati Ngawi beserta rombongan bergeser menuju Taman Makam Pahlawan (TMP) Dr. Radjiman Wedyodiningrat, untuk melakukan ziarah dan tabur bunga sebagai wujud penghormatan dan penghargaan bagi pahlawan yang telah gugur dalam merebut dan mepertahankan kemerdakaan Negara ini.

Dandim 0805 Ngawi, Letkol Arh Hany Mahmudhi bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup). Ziarah ini diawali dengan penghormatan kepada para arwah pahlawan yang dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga oleh Damdim 0805, kemudian tabor bunga bersama yang dilakukan Bupati Ngawi beserta Forkopimda.

Seperti yang disampaikan Hany Mahmudhi acara ini adalah penghormatan kepada pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan RI, “Sebagai rakyat Indonesia kita tidak boleh melupakan jasa pahlawan, mari berjuang terus melakukan hal yang baik demi bangsa dan negara Indonesia,” katanya. (all/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Wabup, Ony Anwar Sambang Desa Gendingan, Himbau Kades Transparan Kelola DD/ADD

di %s Pemerintahan 1,744 views

Sambang desa menjadi salah satu agenda penting Pemerintah Kabupaten Ngawi sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk pendampingan dan pengawasan penggunaan dana yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterimakan secara langsung ke Pemerintah desa sekaligus diberikan otonomi untuk mengelolanya. 

Pun, yang dilakukan Wakil Bupati, Ony Anwar ke desa Gendingan Kecamatan Widodaren, Jumat (15/8) bersama sejumlah pejabat lingkup Pemkab Ngawi. Kedatangannya kali ini, selain untuk meninjau penggunaan DD/ADD, juga untuk melihat secara langsung agrowisata yang dikembangkan di desa ini, tepatnya di dusun Nglokeh dan pembangunan infrastruktur di dusun Kedung Prawan.

Wabup memberikan apresiasinya untuk warga desa, pasalnya mampu membuat inovasi dibidang pertanian ini .“Pengembangan ini akan menjadi embrio kegiatan ekonomi kreatif bagi warga disini, sehingga nantinya bisa memunculkan kegiatan lainnya guna mendukung pariwisata Mina Padi tersebut,” ujar Ony Anwar.

Kemudian Wabup beserta rombongan menuju dusun Kedung Prawan untuk melihat langsung pengerjaan pavingsasi sepanjang 760 meter yang dikerjakan tepat waktu dan sesuai standart yang ditetapkan, “Pendampingan teknis dari pihak terkait, tentunya menjadikan pekerjaan ini sesuai dengan yang diharapkan,” kata Wabup disela kunjungannya.

Dikesempatan ini Ony Anwar menghimbau Kepala Desa untuk memberikan pelayanan informasi secara detail dan transparan untuk menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya, “Terkait DD dan ADD ketika bisa dikontrol bersama, InsyaAllah, gerakan gotong royong serta guyub rukun ini akan senantiasa bisa dihadirkan di lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Sementara menurut Kepala Desa Gendingan melalui Sekretaris Desa, Arifin mengungkapkan bahwa DD di desanya di tahun 2019 dikelola dan dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur jalan, pelayanan kesehatan masyarakat juga inovasi agrowisata yang nantinya bisa untuk menambah pendapatan bagi desanya. “Infrastruktur seperti pavingsasi di setiap gang, sedangkan Posyandu untuk antisipasi gizi buruk pada balita.Dan, agrowisata ini diharapkan nantinya bisa menambah pendapatan desa,” kata Arifin.

Arifin mengatakan, Agrowisata dilakukan di dusun Nglokeh berupa Mina Padi, “Merupakan suatu bentuk usaha tani gabungan atau Combined Farming yang memanfaatkan genangan air sawah yang ditanami dengan kolam budidaya,” terangnya.

Ditambahkan Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Parwoto bahwa inovasi mina padi ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk wisata edukasi penanaman padi dengan mengoptimalkan lahan sawah, “Ini tidak hanya agrowisata yang menampilkan sawah dengan tanaman padi dan budidaya ikan tapi terdapat edukasi pertanian yang sifatnya demplot, pengunjung bisa praktik langsung,” jelasnya.

Masih dikatakan Parwoto dalam jangka panjang di tempat ini akan dikembangkan tanaman hidroponik, “Ini untuk memanfaatkan air melimpah yang ada disini,” katanya.

Warga desa nampak antusias menyambut kedatangan Wabup, bahkan dari wajah mereka tak lepas dari senyum ketika berkesempatan sarapan bersama di rumah salah satu warga. (nf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Eksistensi Keduk Beji di Tengah Globalisasi

di %s Seni Budaya 2,141 views

Seiring kemajuan era digitalisasi saat ini, tentunya bisa menjadi ancaman bagi eksistensi jati diri bangsa, yang bisa tercermin dari semakin tergesernya budaya lokal atau tradisi oleh budaya global. Belum lagi, generasi muda sekarang sebagai produk modern yang tidak begitu tertarik terhadap sesuatu yang berbau tradisi, bahkan lebih dianggap kuno atau ketinggalan zaman.

Kondisi inilah yang terus mendorong Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk terus berkomitmen dalam melestarikan tradisi, juga sebagai upaya akselerasi pembangunan di sektor pariwisata. Adalah Keduk Beji atau upacara adat bersih sendang, yang digelar warga desa Tawun Kecamatan Kasreman, Selasa (13/8) lalu.

Tradisi leluhur ini terus dilakukan hingga sekarang, sebagai wujud peringatan hilangnya, Raden Ludrojoyo yang hilang saat Tapa Kungkum (berendam) di Sendang Tawun. Upacara adat ini, biasanya digelar tiap hari Selasa Kliwon jelang bulan Sura berdasarkan perhitungan kalender Jawa Islam.

Menurut Supomo, sesepuh desa Tawun mengatakan tradisi ini sudah sejak lama dilakukan untuk mengenang hilangnya Raden  Ludrojoyo yang berani mengorbankan jiwa dan raganya dengan bertapa, memohon kepada yang kuasa untuk menghidupkan mata air didesa ini,” cerita Mbah Wo sapaan akrabnya.

Konon, tepat di hari Selasa Kliwon, tepat pukul 00.00, terdengar ledakan keras, yang disertai keluarnya air dari tempat Ludrojoyo bertapa, muncul sumber air, “Sejak saat itulah, peringatan Keduk Beji ini dilakukan untuk membersihkan sendang Tawun ini,” lanjutnya.

Upacara sakral ini, diawali dengan pengedukan atau dibersihkannya sendang (kolam,red) dari kotoran. Uniknya, hanya boleh dilakukan oleh kaum laki – laki, dengan mengambil semua kotoran yang ada disitu dengan saling memukul menggunakan ranting yang diiringi tabuhan gendang. Supomo mengatakan, saling pukul atau istilah yang dipakai disini kecetan difilosofikan sebagai sikap legowo, tidak boleh mendemdam satu sama lain, “Mereka joget juga, waktu pembersihan ini,” katanya.

Kemudian upacara dilanjutkan dengan tari persembahan Galih Nogo Seno, lalu penyileman (menyelam pusat sumber air, untuk mengganti kendi yang dilakukan oleh keturunan Ludrojoyo. “Syaratnya harus laki – laki dan siap untuk nyilem. Sebab, nggak semua keturunannya siap,” jelas Mbah Wo.

Mbah Wo menuturkan setelah nyilem diteruskan upacara penyiraman air legen (air dari buah Siwalan,red) ke dalam sumber air, “Kemudian  menyeberangkan sesaji dari arah timur ke barat sumber air, berupa daging Kambing kendit, ini harus ada tidak boleh nggak ada,”tandasnya.

Prosesi ini ditutup dengan selamatan serta makan berkat (makanan, red) gunungan lanang  dan wadon yang disediakan warga yang dipercaya bisa mendapatkan berkah.“Makanan untuk selametan disediakan warga sekitar yang leluhurnya dimakamkan di area Tawun ini,” tuturnya.

Hadir dalam acara tradisi ini, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono didampingi Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Ngawi, sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono mengatakan upacara adat ini akan dikembangkan terus karena potensinya sangat luar biasa, “Ini tidak hanya sekedar melestarikan budaya tetapi juga untuk mengembangkan potensi pariwisata disini,” ungkapnya.

Budi Sulistyono menjelaskan sektor wisata mampu menjadi sumber ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, “Kita akan kembangkan lagi lebih tajam, menjadi sumber wisata dan ekonomi,” lanjutnya.

Senada dengan Bupati Ngawi, Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Raden Rudi Sulisdiana mengatakan kedepannya tradisi ini akan dikembangkan dan dilestarikan, bahkan dipatenkan, “Keduk Beji menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Ngawi, yang akan di patenkan. Kami akan presentasikan di Jakarta dalam waktu dekat ini, sehingga tidak bisa diklaim daerah lain,” ungkap Raden Rudi.

Acara tahunan ini, mampu menyita perhatian masyarakat, tidak hanya sekitar tetapi juga luar daerah, terlihat dari berjubelnya penonton ketika prosesi dimulai. (nf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 3 4 5 6 7 19
Go to Top