Renovasi Seribu Rumah Tak Layak Huni

di %s Berita/Informasi 487 views

Banyaknya rumah tidak layak huni di Ngawi menjadi perhatian khusus komisi II DPRD setempat. Komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat ini pun melakukan terobosan dengan menelurkan perda bantuan perbaikan rumah tidak layak huni untuk masyarakat tak mampu di Bumi Orek-orek. “Ada 10.253 rumah tidak layak huni yang tersebar di berbagai daerah di Ngawi, terutama bagian utara,” terang Agus Sulistyawan, wakil Ketua Komisi II DPRD Ngawi.

Menurut dia, rumah tidak layak huni itu memiliki kriteria masih berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, dan beratapkan bukan genteng. Kalaupun bergenteng, sudah kusam dan bocor.

Dia menuturkan, tahun ini sudah dianggarkan untuk merenovasi 1000 rumah agar lebih layak dan nyaman untuk ditinggali. “Kami upayakan satu desa lima rumah tangga sasaran, setiap tahunnya,” ungkapnya. Agus mengatakan, untuk menentukan rumah tangga sasaran sudah dibentuk tim verifikasi yang t erdiri lintas satker. Yakni, Disnakertransos, Bappeda, BPM Pemdes, Dinkes dan Bagian Perekonomian Pemkab Ngawi. Kelima satker itu akan menentukan rumah mana yang layak untuk dipugar dengan mempertimbangkan umur bangunan dan tingkat kerawanan. “Semua sudah ada indikatornya, tinggal disurvei di lapangan,” tegasnya.

Rumah, lanjut dia, merupakan kebutuhan pokok warga. Pun kondisinya harus layak dan bersih demi kesehatan penghuninya. Di sisi lain, biasanya pemilik rumah kategori tidak layak tingkat kesejahteraannya rendah. Agus menambahkan, warga akan mendapat bantuan uang tunai senilai Rp 6 juta rupiah untuk membeli material perbaikan rumahnya. “Butuh 10 tahun untuk memerangi semua rumah tidak layak huni. Yang penting kami sudah memperjuangkan nasib rakyat,” ujarnya. (jawapos-radarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Permadani Ajak Warga Lestarikan Budaya Jawa

di %s Berita/Informasi 535 views

Budaya nasional kini semakin terkikis budaya luar. ltu tak lepas dari dampak kemajuan teknologi yang memungkinkan masuknya pengaruh budaya asing. Fenomena itu mengundang keprihatinan kalangan budayawan. “Etika, sopan santun, tata krama, tutur kata, dan unggah-ungguh generasi muda sekarang sudah mulai hilang” ujar Sugito, budayawan sekaligus Ketua Permadani Kabupaten Ngawi, kemarin (2/1). Karena itu, Sugito mengajak masyarakat berjuang tanpa henti menjaga dalam melestarikan budaya Jawa yang menjunjung tinggi norma sosial. Hal itu pula yang dia sampaikan saat membuka pawiyatan singkat “Memetri Budaya Jawa” di Kecamatan Pitu pada Desember 2012 lalu. “Kebudayaan nasional adalah penyangga utuhnya NKRI. Kita semua harus berperan aktif menjaga kelestarian budaya nasional khususnya budaya Jawa,” tegasnya. Pawiyatan atau pelatihan yang digelar 14-16 Desember 2012 tersebut mendapat respons positif. Buktinya, peserta mencapai 130 orang, melebihi target yang ditetapkan panitia. Bahkan, banyak yang menginginkan kegiatan itu diadakan secara rutin. “Dengan kegiatan seperti ini diharapkan kita mampu mempertahankan budaya adi luhung di mata dunia bukan hanya di mata nasional.” ujarnya. (jawapos-radarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Berlakukan Car Free Night Pada Puncak Perayaan Tahun Baru

di %s Berita/Informasi 476 views

Puncak acara pergantian tahun, dipastikan masyarakat Kota Ngawi bakal memadati Alun-Alun Merdeka. gempita menyambut pergantian tahun baru 2013 sudah mulai terasa beberapa hari sebelumnya. Sementara guna menghindari kemacetan, kawasan kota pada puncak pergantian tahun, diberlakukan car free day night.

Misalkan di seputaran Alun-alun Merdeka Ngawi diwarnai menjamurnya pedagang terompet yang menjajakan daganganya dengan berbagai variasi. Dan yang menarik lagi ketika waktu mulai beranjak malam meski hujan mengguyur sejak sore, ternyata tidak

memupuskan semangat dalam merayakan tahun baru bersama keluarga terbukti ribuan warga Ngawi yang datang dari pelosok desa membanjiri di beberapa ruas jalan kota.

Sehingga untuk mengatasi kemacetan pihak pemerintah daerah setempat memberlakukan car free day night di Jalan M.Thamrin, Jalan Teuku Umar dan Jalan Letjen Soeprapto. Kawasan tersebut sesuai pantauan media merupakan jalur keluar masuk menuju Alun-alun Merdeka yang dijadikan pusat keramaian.

Kemudian tepat pukul 00.00 WIB, 1 Januari 2013 puncak acara pergantian langsung terasa ketika Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, mengawali dengan menghitung mundur datangnya tahun 2013 dihadapan ribuan warga. Suara terompet langsung memecah keheningan tengah malam dan suara tembakan kembang api menerangi langit Alun-alun Merdeka.

Sementara pada awal tahun ini terlihat tempat-tempat wisata yang menjadi ikon Kabupaten Ngawi dibanjiri pengunjung seperti di wisata kebun teh Jamus, waduk Pondok, Tawun dan Benteng Pendem.

Tak urung kemacetan terjadi misalkan di pintu masuk perkebunan teh Jamus, di tempat ini terlihat ratusan kendaraan roda dua maupun empat rela antri mendapatkan loket masuk ke tempat wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri itu. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top