
Pembatasan Jam Buka PKL Bukan Karena PNS
Berkembangnya anggapan, bahwa pembatasan jam buka bagi para PKL di area Alun-alun Ngawi, sebagai bentuk tindakan antisipasi terhadap PNS agar tak nongkrong pada jam kerja langsung dibantah oleh Lutfi Mujahidin, Kepala Kantor Satpol PP setempat.
“Kalau masalah pembatasan jam buka tersebut sekali lagi bukan karena PNS tetapi sebenarnya aturan itu sudah sejak lama kita terapkan,” ungkap Lutfi Mujahidin. Kata dia, justru pihak Satpol PP memberikan kelonggaran terhadap PKL ini sewaktu tahap renovasi terhadap lapak belum selesai itu.
Selain itu urai Lutfi Mujahidin, sudah sewajarnya kalau satuanya akan melakukan penertiban bila ditemukan ada PKL yang membandel terlebih bilamana lapak yang dikhususkan untuk kuliner itu rampung.
“Memang Pak Bupati sendiri sudah mengintruksikan terhadap kita untuk melakukan tugas penertiban terhadap PKL saat jam pagi bila lapak itu sudah jadi, kalau sekarang ya kita beri kelonggaran dahulu,” bebernya. Apalagi dalam waktu dekat keberadaan fungsi serta pengaturan Alun-alun Merdeka dibawah naungan UPT.
“Selaku Bupati sudah beberap kali mengintruksikan terhadap satker yang berwenang untuk membentuk UPT khusus Alun-alun Merdeka ini, namun sudah di follow up atau belum kami sendiri kurang tahu,” jelasnya lagi.
Lepas permasalahan internal menyangkut system manajent pengaturan Alun-alun Merdeka Ngawi, Lutfi Mujahidin menyebutkan karena kawasan Alun-alun Merdeka selama ini menjadi etalase pemerintahan yang menjadi perhatianya selaku satuan tugas penertiban. (sinarngawi)
Sinergi Untuk Tingkatkan Kunjungan Wisata
Guna meningkatkan kunjungan wisatawan, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Tengah akan bersinergi dengan BPPD Jawa Timur untuk menjual paket wisata. Kerjasama ini secara resmi akan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara keduanya pada tanggal 27 November di Kota Surabaya.
“Saya yakin banyak hal yang bisa kita sinergikan. Karena pariwisata Jateng juga banyak yang berpotensi dan patut untuk dikunjungi,”Kata Kepala BPPD Jateng Andy Irawan di Surabaya, Rabu (14/11).
Laki-laki Kelahiran Jember itu menuturkan, kerjasama ini merupakan dalam rangka Visit Central Java 2013. Sehingga selain dengan Jawa Timur, Jateng juga menjalin kerjasama dengan beberapa propinsi lain dalam bidang promosi. “Kita fokuskan pada wisatawan nusantara, karena potensinya luar biasa,”Ungkapnya.
Dikonfirmasi terkait paket wisata yang akan disinergikan dengan Jawa Timur, Andik yang juga pengurus PHRI Jateng ini menjelaskan, akan bersinergi dalam hal menjual paket wisata religi. Mengingat makam walisongo, selain berada di Jatim juga ada di Jateng.
“Selain itu juga masih banyak paket wisata lain seperti karimun jawa, dieng maupun borobudur. Jadi jika Bromo ditutup untuk kunjungan karena ada gejala vulkanik, wisatawan bisa diarahkan ke Dieng maupun Borobudur,”harapnya.
Selama ini yang terjadi, Lanjut Andik, masih kurang maksimalnya pemasaran wisata Indonesia karena masing-masing daerah masih kuat berpegangan pada egosentris. Sehingga lebih cenderung untuk memajukan daerahnya masing-masing. Karena itu dengan adanya kerjasama ini, akan dilakukan pemasaran wisata yang terhubung antara satu propinsi dengan propinsi lain. “Jika kendala itu bisa diatasi maka peningkatan wisata Indonesia akan cepat terealisasi. Karena persoalan dana sebenarnya bukan kendala, tetapi komitemen bersama untuk memajukan pariwista yang harus ditingkatkan,” pungkasnya. (kominfo.jatimprov.go.id)
Gubernur : Penting Menjaga Ukuwah Islamiyah
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo (Pakde Karwo) menekankan pentingnya menjaga Ukhuwah Islamiyah, Wathoniyah dan Basyariyah khususnya dalam membangun persaudaraan maupun kerukunan antar masyarakat.
Pesan tersebut disampaikannya saat memberangkatkan peserta gerak jalan peringatan 1 Muharram 1434 H di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Kamis (15/11).
Pakde Karwo menuturkan, memperkuat silaturahmi antar masyarakat dan menjaga keharmonisan antar sesama merupakan modal dasar dalam membangun persatuan dan kesatuan khususnya dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ukhuwah Islamiyah memiliki makna yang besar dalam membangun persaudaraan berdasarkan kesamaan sebagai kaum Muslimin, baik didalam satu negara maupun antar negara. Ukhuwah Wathoniyah memiliki pengertian berdasarkan kesamaan tanah air dan kebangsaan Indonesia. Sedangkan untuk Ukhuwah Basyariyah yakni membangun persaudaraan serta hubungan yang dibangun berdasarkan kemanusiaan, tanpa mengenal golongan, kelompoknya maupun agamanya.
Dikatakannya, jalan sehat ini bukan hanya bertujuan untuk mencari hadiah semata. Namun terdapat makna yang mendalam karena salah satu bentuk dari jiwa yang sehat salah satunya dengan rutin melakukan olahraga.
Ditambahkanya, kebersamaan yang terus dibangun melalui jalan sehat ini diharapkan akan berdampak terhadap situasi kondusif yang aman dan nyaman di Jatim, sekaligus berharap kepada masyarakat Jatim untuk terus menjaga kerukunan dengan lebih bekerja keras dalam mensejahterakan masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Prov Jatim Dr H Rasiyo mengatakan, tahun baru Islam atau 1 Muharram 1434 H ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri dengan lebih baik. “Yang terpenting agar selalu menjaga hubungan Ukhuwah Islamiyah antar sesama dengan baik, terlebih dalam mengevaluasi terhadap apa yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya sehingga menjadi manusia lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Kakanwil Kemenag Jatim Drs. H. Sudjak memaknai tahun baru Islam 1434 H yakni perpindahan dari perubahan yang lebih baik. Makna lainya yakni, hijrah dari kebatilan menuju yang haq, hijrah dari zaman jahiliyah ke zaman ilmiah, hijrah dari kebiadaban menuju keberadaban serta hijrah dari percekcokan dan pertikaian menjadi ukhuwah persaudaraan semangat persatuan dalam NKRI.
Peserta gerak jalan sehat diikuti sebanyak 17.000 peserta dengan hadiah utama antara lain sebanyak empat tiket umroh, sepeda motor, sepeda gunung dan beragam hadiah hiburan laiinya. (kominfo.jatimprov.go.id)