Jatim Terima Program USAID PRIORITAS Bagi 33.600 Siswa

di %s Berita/Informasi 535 views

Pemerintah Amerika Serikat kembali menggelontorkan program pendidikan bagi masyarakat Jawa Timur. Program baru yang kini tengah dikembangkan di Jatim, yakni USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators and Students) atau mengutamakan pembaharuan, inovasi, dan kesempatan bagi guru, tenaga kependidikan, dan siswa.

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang dikembangkan USAID dan Pemerintah Indonesia berdasarkan program pendidikan dasar yang terdesentralisasi atau DBE (Decentralized Basic Education) untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas. Program ini dimulai tanggal 1 Mei 2012 dan berakhir pada 30 April 2017.

Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel dalam acara launcing program di Surabaya, Kamis (6/12) mengatakan, program ini nantinya memberi manfaat kepada lebih dari 33.600 siswa di 15 kabupaten/kota di Jatim selama lima tahun pelaksanaannya. Program pendidikan ini merupakan komponen kunci dalam Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010 untuk meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan antar dua negara. “Kerjasama yang erat di bidang pendidikan merupakan elemen mendasar dari Kemitraan Komprehensif,” katanya.

Program PRIORITAS akan membantu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah menyediakan pendidikan kelas dunia kepada generasi muda Indonesia. “Kami berharap program ini akan membantu para siswa di Jatim mencapai potensi penuh dan mengarahkannya ke jalan menuju sukses,” ujarnya.

Di Jatim program USAID akan memberikan dukungan kepada pemerintah untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pemberlajaran serta manajemen dan tata kelola di 15 kabupaten/kota, meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Sidoarjo, Pasuruan, Kota Mojokerto, Nganjuk, Bojonegoro, Tuban, Pamekasan, Blitar, Madiun, Mojokerto dan Situbondo. Program ini secara langsung akan memberikan manfaat kepada sekitar 170 sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan madrasah dan secara tidak langsung menjangkau ratusan sekolah lainnya di 15 kabupaten/kota tersebut.

Program ini nantinya meningkatkan kemampuan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola dan membiayai pelayanan pendidikan. Pelaksanaan program ini bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UNM) dan IAIN Sunan Ampel Surabaya untuk memperkuat pendidikan guru. Selanjutnya USAID akan meningkatkan kemampuan kabupaten/kota dan tenaga kependidikan dalam bidang manajemen, analisis keuangan dan tata kelola sekolah.

Fokus program USAID PRIORITAS yakni kepada peningkatan pembelajaran di SD/MI, SMP & MTs menjadi lebih menarik, relevan dan efektif dengan penekanan kepada membaca, matematika dan sains, manajemen sekolah menjadi partisipatif, akuntabel dan terfokus pada peningkatan pembelajaran, manajemen pendidikan di daerah, khusus dalam hal pengelolaan guru dan pembiayaan pendidikan dan pendidikan guru pra- dan dalam jabatan di LPTK melalui program yang menekankan praktik.

Selain di Jatim, USAID PRIORITAS bekerja di 46 daerah di 7 propinsi, meliputi Aceh, Sumut, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulsel. Daerah mitra bertambah 23 kabupaten/kota pada tahun pertama, dan 24 lagi pada tahun kedua di 7 propinsi mitra tersebut. Pada tahun kedua USAID PRIORITAS menambah 1 provinsi baru yakni Papua dan 4 daerah kabupaten/kota di Papua.

Pada tahun ketiga ada penambahan 2 provinsi baru (NTB dan NTT) dan 10 kabupaten/kota. USAID PRIORITAS akan bekerjasama dengan minimal 20 LPTK di propinsi mitra untuk meningkatkan mutu pendidikan guru pra dan dalam jabatan. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Sebanyak 14 Kesebelasan Rebutkan Piala Budhe Karwo

di %s Berita/Informasi 410 views

Sebanyak 14 kesebelasan mengikuti turnamen Sepak Bola Wanita Bude Karwo II yang digelar tanggal 7 – 12 Desember 2012. Ke 14 Tim tersebut yakni dari Putri Surabaya, Putri Sidoarjo, BHS Malang, Kencong Jember, Ning Surabaya, Putri Brawijaya, IKIP Malang, Surabaya Muda, Putri PSSI Kediri, IKA ITS, Benteng Muda, Forgu Kediri, IPIEMS dan Jember Putri.

Juara dari turnamen akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 7.5 juta, juara II dan III masing-masing mendapatkan Rp 5 juta dan Rp 3.5 juta. “Nanti saya tambahkan masing-masing 5 juta. Dan juara IV akan dapat 5 juta,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Prov. Jatim, Dra. Hj. Nina Soekarwo, saat membuka pertandingan turnamen sepak bola wanita, memperebutkan Piala Bude Karwo II di Lap. Kodam Brawijaya Surabaya, Jumat (7/12).

Budhe Karwo panggilan akrab Dra. Hj. Nina Soekarwo menjelaskan, turnamen sepak bola wanita yang diadakan di Jatim telah menjadi inspirasi bagi daerah lainnya, dalam memajukan persepakbolaan di Indonesia. “Melalui turnamen ini kita ingin merintis pembentukan tim sepakbola wanita Jatim untuk bersaing di tingkat nasional.” ujarnya.

Menurut Budhe karwo, belum lama ini dirinya mendapat tawaran dari PSSI Jatim untuk menjadi pembina sepakbola wanita. Perlu diketahui, sepakbola wanita di Jatim sempat tertidur selama 20 tahun. Dan baru dalam dua tahun ini mulai digalakkan lagi. Saat mendapat tawaran itu, Nina mengaku belum langsung menjawab. “Demi sepakbola wanita, maka dalam kesempatan ini saya menyatakan bersedia dan menerima tawaran itu,” ucap wanita berkacamata ini. Ia mengatakan, turnamen sepakbola wanita yang digelar di Jatim telah menciptakan dan menumbuh kembangkan bibit-bibit muda sepak bola wanita yang siap bergabung di Timnas masa depan. Hal ini dibuktikan dari pelaksanaan turnamen sepak bola wanita “Piala Bude Karwo I” yang digelar sebelumnya pada tahun 2011 hingga 2012. Dan kin sudah diikuti oleh provinsi lainnya seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta hingga Papua.

Lebih lanjut disampaikannya, melalui turnamen ini Jatim ingin menghidupkan kembali sepak bola wanita di Indonesia. Turnamen ini diharapkan bisa menjadi awal tonggak dari bangkitnya sepak bola wanita di tanah air. “Dari Jawa Timur kita bangunkan PSSI pusat agar memfasilitasi penyelenggaraan turnamen sepak bola wanita tingkat nasional. Karena sepak bola wanita lebih memiliki peluang yang besar di tingkat internasional, dari pada pemain pria,” katanya.

Didampingi Ny. Hj. Fatma Saifullah Yusuf dan Pumiarsih Rasiyo, Bude Karwo menegaskan, para peserta kejuaraan ini adalah wanita yang memiliki fisik tangguh dan bersemangat yang berasal dari klub-klub sepak bola wanita terbaik dari Kabupaten/Kota. “ Mereka merupakan cermin dari kaum perempuan di Jatim yang gemar berolahraga, siap berkompetisi serta siap mengharumkan nama bangsa melalui olahraga,” tuturnya.

Semoga PSSI pusat bisa memperjuangkan olahraga sepak bola wanita. Ini artinya bahwa olahraga sepak bola tidak hanya dimiliki dan dilakukan oleh pria, akan tetapi kaum wanita berhak untuk memperoleh pelayanan kegiatan olahraga,” tegas Bude Karwo.

Sementara Badan Sepakbola Wanita Jatim sekaligus Ketua Panitia Erna Soenging mengatakan tujuan di gelar turnamen ini untuk menghidupkan kembali dan memajukan olahraga sepak bola Jatim agar bisa lebih berjaya lagi, karena hampir 20 Tahun persepakbolaan wanita Jatim telah vakum.

Ia menambahkan, dengan adanya turnamen ini diharapkan Jatim bisa membentuk tim sepakbola wanita yang akan berkancah di tingkat nasional minimal bisa mengikuti PON sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Beras Organik Lebih Menjanjikan

di %s Berita/Informasi 443 views

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Ngawi serius mengembangkan padi organik. Bahkan kini telah dikembangkan sentra padi organik di Desa Guyung, Kecamatan Gerih. Lahan seluas 20 hektare dengan kapasitas produksi l00 ton gabah kering giling pun sudah disiapkan.

DPTPH juga ancang-ancang tahun depan padi organik khas Ngawi akan disertifikatkan. “Agar mendapat pengakuan nasional dan tidak diklaim daerah lain,” terang Kepala DPTPH Ngawi Marsudi, kemarin (6/12).

Menurut dia, budidaya beras organik kini lebih menjanjikan dibanding beras lokal. Selisih harga yang mencapai lebih dari tiga kali lipat di pasaran membuat sejumlah petani mulai tertarik menanamnya. “Guyung akan menjadi sentra padi organik karena petani di sana sangat antusias dan SDM nya memadai,” paparnya.

Pangsa pasar beras organik, lanjut dia, antara lain untuk konsumsi tenaga medis, dan warga kelas menengah. Belum lagi permintaan pasar nasional terus meningkat. “Sudah ada tawaran untuk dikirim ke luar daerah seperti Jakarta dan Bali,” ungkapnya.

Menurutnya, Ngawi berpotensi menjadi sentra beras organik lantaran mayoritas petani sudah mulai terbiasa menggunakan pupuk organik. Selain itu, petani Ngawi banyak yang menggunakah air bawah tanah sehingga tidak terkontaminasi zat-zat berbahaya. “Saya yakin tahun depan target 50 hektare lahan padi organik akan terwujud,” tegasnya. (jawapos-radarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top