Jatim Tingkatkan Kerjasama Industri Perdagangan Dengan Sultra

di %s Berita/Informasi 414 views

Provinsi Jatim menandatangani kerja sama pembangunan daerah, koordinasi pengembangan potensi penanaman modal, pemberdayaan usaha dan promosi penanaman modal serta industri perdagangan dengan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, usai penandatangan Kerjasama dengan Sulteng di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (8/1) mengatakan, Provinsi Jatim dengan jumlah penduduk 37,6 juta orang kuat dalam UMKM dan industri perdagangan sehingga dominasi ekonomi terletak pada perdagangan, hotel dan restoran 30,31 persen dari PDRB triwulan III pada 2012, industri manufacture 26,78 persen, pertanian 16,45 persen. Dari jumlah industri 55 persen dari pertanian.
Dari kondisi tersebut nampak kekuatan Provinsi Jatim pada bidang jasa, yakni perdagangan, hotel dan restoran. Kondisi ini penting untuk diketahui bahwa Jatim menginginkan kerjasama khususnya di sektor perdagangan, industri logistik konektifite ini penting untuk menekan harga.
Selain itu Jatim sangat membutuhkan bahan baku untuk industri. Setiap tahun impor bahan baku Jatim mencapai 86,24 persen, 6,6 persen bahan jadi dan sisanya impor barang modal. Jika impor Jatim sebesar 86,24 persen bahan baku bias didapat di dalam negeri maka bisa menekan rasa nasionalisme dibidang industri menjadi lebih kuat. Jatim sangat membutuhkan bahan baku industri jika hal ini bisa dipenuhi Sulawesi Tenggara sungguh luar biasa.
Seperti dicontohkan ketika da konflik di Timika Papua ekspor Jatim turun drastis, karena sebagaian besar ekspor Jatim adalah tembaga yang bahan bakunya berasal dari Timika Papua. Selain tembaga Jatim juga membutuhkan bahan baku untuk industri kopi dengan tujuan ekspor. Dengan kekurangan bahan baku membuat ekspor Jatim turun drastis cuma Rp 200 triliun sedangkan perdagangan antar provinsi dan antar pulau Jatim mencapai Rp 325 triliun atau rata-rata naik 19 persen/tahunnya. Gubernur Sultra H Nur Alam SE M Si mengatakan, perjanjian kerjasama yang baru saja ditandatangainya itu merupakan titik awal membuka kerjasama yang lebih baik dan menarik. Sulawesi Tenggara diharapkan lebih bisa menarik energi dari Jatim sehingga daerah yang dipimpinnya semakin membaik.
Menurut Nur Alam dijadikannya provinsi yang dipimpinnya sebagai lumbung bahan baku bagi Jatim Karena Sultra ada cukup tersedia bahan baku yang dibutuhkan Jatim.
Perlu diketahui Sultra yang hutannya masih luas merupakan gudangnya arang. Jika Jatim ingin mendapatkan bahan baku industri strategis seperti tembaga, timah dan nikel didaeah Sultra cukup tersedia masalahnya bahan baku ini belum tergali dan belum ada yang mengeksplorasi menambangnnya. Oleh sebab itu Sultra mengajak Jatim untuk mengolah kekayaan tambang yang belum tergarap.
Selain itu daerah Sultra juga gudangnya biji jambu mente yang sudah sejak tahun 1970 dikembangkan oleh pengusaha Fina Group dari Jatim hingga saat ini. Kemudian rumput laut dan kakau/cokelat juga bayak di Sultra. Ini merupakan bahan baku industri yang bisa dibawa ke Jatim. Jadi indonesia Timur itu kaya akan bahan baku untuk kepentingan industri
Kemudian dari berbagai komoditi strategis yang dikonsumsi oleh masyarakat Sultra bersal dari Jatim. Ini membuktikan kiblat ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggagara berada di Jatim. Hal ini terbukti dari berbagai transaksi industri perdagangan masyarakat Sulteng.70 persen berada di Jatim. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Siaga Banjir, BPBD Jatim Siapkan Posko Di Daerah Rawan

di %s Berita/Informasi 393 views

Sebagai upaya antisipasi kerugian akibat bencana banjir, Badan Penanggulangan Bencana ( BPBD) Jawa Timur sudah menyiapkan posko di beberapa daerah yang sudah banjir dan dianggap rawan banjir. Termasuk daerah yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo, sebab saat ini debit Bengawan Solo juga sudah menunjukkan peningkatan dan perlu diwaspadai.
“Kita selalu melakukan koordinasi dengan BPBD di Kabupaten dan Kota yang banjir, serta daerah lainnya. Untuk dana penanggulangan, kami melakukan shearing dengan Kabupaten dan Kota,” Kata Kepala BPBD Jatim Sudarmawan dikonfirmasi Jumat (4/1)
Menurutnya, musim hujan yang sudah menyebabkan banjir di beberapa daerah di Jatim membuat BPBD Jatim menetapkan status siaga. Terlebih lagi, diprediksikan intensitas hujan akan terus bertambah yang berpotensi terjadinya banjir lebih besar.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini banjir telah melanda beberapa daerah diantaranya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Ngawi, Bojonegoro dan Ponorogo. Akan tetapi, status banjir di beberapa daerah tersebut masih bersifat genangan dan berlangsung cepat, tidak sampai
berhari hari. “Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi, sehingga air melampaui kapasitas tampungan air dan beberapa sungai kecil. Akibatnya akaterjadi luberan air dan menggakibatkan banjir, tapi sifatnya masih genangan,” katanya
Karena sifatnya masih genangan, Sudarmawan mengatakan sampai saat ini belum ada warga yang dievakuasi. Mereka masih mampu bertahan di rumah mereka masing-masing sebelum akhirnya banjir surut. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Devi Kampiun Open Tournament Jujitsu Nasional

di %s Berita/Informasi 469 views

Kabupaten Ngawi masih menjadi gudang atlet jujistu. Terbukti Devi Ambarini, mampu membalik prediksi dalam Open Tournament Jujitsu tingkat nasional di Gedung Eko Kapti, kemarin. Devi menjadi yang terbaik di kelas 60 kilogram putri atau kelas E setelah di final berhasil mengalahkan Hikmah Firdasari dari Blitar. “Petarungan cukup sengit dan setelah main dua ronde Devi mampu mengalahkan lawannya dari Blitar dengan kuncian,” kata Ketua KONI Ngawi, Rochmad Suprasono, kepada Radar Ngawi, kemarin (6/l).

Dijelaskan Soni sapaan akrab Rochmad Suprasono, Ngawi nyaris kehilangan muka jika Devi tak mampu menaklukkan wakil dari Blitar.. Namun dengan kemenangan Devi, kata dia, mengukuhkan Ngawi sebagai kota beladiri yang diperhitungkan di Jatim bahkan secara nasional. “Ini bukti dari pembinaan yang dilakukan seiama ini,” ungkapnya.

Hasil lainnya untuk juara pertama di kelas A putra direbut Roso Nugroho dari Tarakan sedangkan Sunoto menjuarai kelas B putra. Di kelas C, Johan Muliya dari Tarakan berhasil menjadi yang tertangguh. Dan juara di kelas B putri direbut Dewi Fitri R dari Blitar serta di kelas C putri Risa Wstanti dari Blitar menjadi yang terbaik. “Penampilan atlet-atlet di turnamen ini luar biasa, dan ini sebagai tolak ukur dari pelatihan yang selama ini kami berikan,” ungkapnya.

Bupati Budi Sulistyono mengatakan, Ngawi potensial di bidang beladiri, baik itu tinju, pencak silat maupun jujitsu. Terbukti sejumlah atlet dari Ngawi selama ini berhasil menjadi juara di berbagai kejuaraan. Pun dalam even nasional itu dia berharap akan lebih banyak bibit unggul yang muncul. sehingga Ngawi bisa mengukuhkan diri sebagai gudangnya atlet dibidang ol ahraga beladiri. Mengingat daerah lain seperti Jakarta, Solo, Bali, Surabaya, dan sejumlah kota besar di pulau Jawa juga memiliki atlet yang mumpuni. “Dengan even ini diharapkan banyak bibit-bibit baru yang bermunculan, dan memiliki skill yang bagus. Sehingga dalam porprov nanti atlet kita mampu menyabet medali di cabor beladiri,” ungkapnya.

Banyaknya perwakilan yang datang dari berbagai penjuru Indonesia ke Ngawi membuktikan even yang digelar Pemkab Ngawi itu tidak lepas dari bentuk pembinaan yang telah dilakukan. Karena dengan sering digelarnya even, kemampuan atlet semakin terasah. Sehingga saat bertanding nanti setidaknya mereka bias mengukur kemampuan lawannya dan melakukan evaluasi jika kemampuannya masih belum maksimal “Even pertama ini masih pengenalan. Dan tidak menutup kemungkinan akan dipatenkan menjadi even tahunan. Dengan harapan bibit-bibit unggul asal Ngawi bermunculan terutama yang memiliki bakat terpendam,” tegasnya (jawapos-radarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top