
Solusi Bupati, Konflik Baderan Teratasi
Ngawi – Permasalahan Desa Baderan yang semakin meruncing hingga disegelnya Kantor Desa oleh Aliansi Tokoh Masyarakat, membuat Bupati Ngawi Budi Sulistyono turun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jumat (12/08) datang bersama Kepala BPM Pemdes Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Bupati Ngawi disambut puluhan warga yang meminta kejelasan kapan ditetapkan Penjabat (Pj) untuk menggantikan Kades Baderan yang tersandung masalah korupsi APBDes dengan kerugian Negara mencapai Rp. 153 juta. Penyimpangan anggaran itu terjadi selama dua tahun sejak tahun 2014.
Jika kondisi tersebut terus dipertahankan akan merugikan desa. Gelontoran dana pembangunan daerah yang belum terserap akibat belum adanya rencana anggaran belanja (RAB) yang disahkan kades.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan bahwa keputusan sudah disiapkan, namun perlu disesuaikan dengan apa yang diinginkan warga Baderan. Rencananya hari Senin (15/08) diputuskan melalui surat resmi keputusan Bupati. Disambut tepuk tangan warga.
Sebelum mengambil keputusan Bupati Ngawi telah menyerap aspirasi masyarakat dan berdiskusi dengan pakar hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) dan hasilnya kembali kepada Bupati sebagai pucuk pimpinan utama.
Sementara aliansi yang menyegel kantor desa merasa senang setelah adanya keputusan Bupati tersebut dan menerima apapun yang menjadi keputusan orang nomor satu di kabupaten Ngawi tersebut.
Dengan penjelasan dari Bupati tersebut akirnya kantor Desa Baderan mulai hari itu di buka kembali untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.
Jadikan Kedunggalar Pusat Perkulakan Kambing
Gapoktan “Tani Makmur” Sabet Juara Gapoktan Teladan Tingkat Nasional
Setelah dilakukan verifikasi oleh tim dari pusat dua bulan yang lalu akhirnya Gapoktan “Tani Makmur” Desa Kartoharjo Kecamatan/Kabupaten Ngawi terlihat sumringah lantaran menerima penghargaan tingkat Nasional. Penyerahan penghargaan itu diterima oleh Gapoktan Tani Makmur pada tanggal 16/08 yang diberikan langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertania RI.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Ngawi Slamet Purwono selaku pembina Gapoktan “Tani Makmur” menyampaikan bahwa prestasi ini diraih berkat kerja keras gapoktan yang didukung dengan pembinaan tim penyuluh pertanian, termasuk dukungan dari pemerintahan desa maupun kabupaten. Sehingga berbagai permasalahan dalam pelaksanaan program yang dihadapi dapat segera terpecahkan. Lebih lanjut Slamet Purwono mengatakan bahwa upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan itu bisa memberikan penyuluhan terhadap anggotanya. Diantaranya membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengganguran dan meningkatkan pendapatan serta menyuplai pupuk NPK Organik produksi sendiri kepada para anggota kelompok tani untuk mengurangi ketergantungan pupuk organik, tidak berhenti disitu “Gapoktan Tani Makmur ini juga melakukan studi banding dan pendekatan secara kekeluargaan pada anggotanya untuk mempersolid para anggota yang tergabung dalam Gapoktan Tani Makmur”, tegas Slamet Purwono.
Mengenai capaian prestasi yang diraih Kab. Ngawi di bidang pertanian ini, Bupati Ngawi Budi Sulistyono turut gembira dan sangat mengapresiasi kerja keras yang dilakukan oleh Gapoktan “Tani Makmur” untuk bisa meraih prestasi yang membanggakan ini. Budi Sulistiono dalam hal ini berharap agar prestasi ini dapat ditularkan kepada gapoktan lain yang ada di Ngawi. Sehingga kedaulatan pangan dapat terwujud dengan optimal serta bisa mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk organik. Lebih lanjut Bupati menginginkan agar apa yang sudah dilakukan Gapoktan “Tani Mamur” ini bisa memberikan dampak yang lebih terhadap petani baik dari keuntungan dan produktisitas beras yang dihasilkan.
Sementara Ketua Gapoktan “Tani Makmur” Sutrisno mengungkapkan semangat Ngawi dalam bersaing dengan gapoktan daerah lain berdasar pada kinerja nyata yang sudah diwujudkan dalam beberapa bidang. Salah satu yang menjadi ungulan yakni pembuatan pupuk NPK organik yang sudah menjalin kerjasama dengan CV Alam Lestari Purbalingga (Jawa Tengah), serta melakukan uji laboratorium dengan Universitas Negeri di Solo,Malang dan perusahaan swasta guna meningkatkan nilai tawar pupuk NPK organik Tani Makmur. Sutrisno juga menjelaskan dalam keberhasilannya ini tak lepas dari enam podoman prinsip yang dipegang Gapoktan “Tani Makmur yakni kebebasan, saling memahami, partisipasi, kesukarelaan, kewarkasaan dan kemitraan. Selain itu gapoktan juga konsisten dalam mengikuti berbagai kegiatan mulai dari pengelolaan alat pertanian, melakukan kemitraan dan alternatif permodalan yang mendukung kegiatan usaha lembaganya dengan membagi kegiatan itu menjadi tiga bidang organisasi, administrasi dan usaha permodalan.