Category archive

Berita - page 485

Bupati Serahkan Bantuan Combine Harvester Pada Panen Raya

di %s Berita/Informasi 1,105 views

BUPATI NGAWI MENYERAHKAN BANTUAN COMBINE HARVESTER DALAM ACARA PANEN RAYAKamis, 21 Pebruari 2013 Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono menyerahkan bantuan 10 unit Combine Harvester (mesin pemotong padi) pada Kelompok Gapoktan yang tersebar  di 1o kecamatan di Kab. Ngawi dalam acara panen raya Gapoktan Margo Lestari Desa geneng Kec. Geneng Kab. Ngawi

Bupati Ngawi dalam sambutannya  mengatakan, ” Agar mesin pemotong padi dimanfaatkan dengan bijak agar tidak menimbulkan gejolak sosial sebagai akibat hilangnya mata pencaharian buruh panen atau tukang erek dan tukang thethek di wilaya setempat dan penerima bantuan agar memanfaatkan alsintan seoptimal mungkin dan merawatnya dengan baik. Selain itu setiap Gapoktan disubsidi Bupati sebesar 100 juta dengan syarat harus pinjam di BPD Jatim Cab. Ngawi sebagai modal untuk membeli hasil panen anggota Gapoktan,   sehingga tengkulak gabah dari luar kabupaten tidak bisa masuk dengan demikian nilai jual gabah dan beras akan tinggi dan derajat kehidupan petani di Kab. Ngawi meningkat. Bupati juga akan meberikan bantuan tempat pengering gabah  pada setiap Gapoktan”, ungkapnya.

Ketika ditemui wartawan Kapas, Kadin Pertanian, Tanaman Pangan & Hortikultura Ir. Marsudi, MM  mengatakan, “Kabupaten Ngawi merupakan salah satu lumbung padi di Jatim sebagai apresiasi pihaknya memberikan bantuan berupa benih, pengawalan teknologi dan sarana-prasarana berupa alat mesin pertanian. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan & Hortikultura berhak memindahkan alat pemotong padi (Combine Harvester) jika dalam waktu 6 bulan alsintan tidak dimanfaatkan oleh Poktan/Gapoktan kepada kelompok lain yang lebih membutuhkan dan lebih bertanggungjawab”, ujarnya. (www.majalahkapas.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kemendikbud Hibah Alat Kesenian di Sekolah Jatim

di %s Berita/Informasi 1,011 views

KEMENDIKBUD HIBAH ALAT KESENIAN DI SEKOLAH JATIMKabar gembira bagi sekolah di Jawa Timur. pasalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun anggaran 2013 ini akan kembali hibah peralatan kesenian seperti gamelan, kulintang dan alat musik band kepada sekolah-sekolah di Jawa Timur. Rencananya, hibah itu diberikan kepada 4 sekolahan di masing-masing kabupaten/kota dari mulai SD sampai SMK sederajad.

Hibah yang bersumber dari dana APBN ini, merespon masih terkendalanya pengembangan kesenian akibat minimnya peralatan.

“Kepastian ini berdasarkan surat edaran Dirjen Kesenian Kemendikbud, Sulistyo Tirto Kusumo, Kata Kepala UPT Dikbangkes Jatim Efie Widjajanti, S Sos, M Mpd di Surabaya, Rabu (20/2)

Menurutnya, setelah ada program hibah dari pusat, Diknas Jatim saat ini juga telah mengajukan permohonan hibah dari dana APBD kepada 22 sekolah di Jatim. Rencananya, terealisasi sekitar pertengahan tahun 2013. “Kita juga melakukan sinergi program, agar program pengembangan kesenian di Jatim dapat maksimal,” katanya.

Efie menjelaskan, untuk teknis pemberian hibah, pemerintah terlebih dahulu akan memverifikasi data-data di masing-masing sekolah yang mengajukan. “Verifikasinya terkait SDM pengelola, jumlah siswa sampai minat studi yang diberikan oleh sekolah,” tambahnya.

Tujuannya dengan adanya verifikasi ini, peralatan hibah tepat sasaran dan dimanfaatkan untuk pengembangan kesenian. “Karena sia-sia, jika setelah dapat hibah, terus tidak ada SDM yang mengelolanya,” paparnya.

Pihaknya berharap, dengan adanya program dari pemerintah ini, masyarakat khususnya wali murid dapat berpartisipasi aktif. Mengingat saat ini banyak orang tua yang melarang anaknya berkesenian, dengan alasan tidak menjamin masa depan.

Seperti diketahui, pengembangan dan pelestarian kesenian di lingkungan sekolah formal di Jawa Timur saat ini masih jauh dari harapan. Ini karena, menurut data dari UPT Dikbangkes Jawa Timur hampir 98 persen sekolah tidak memiliki peralatan kesenian penunjang belajar seperti gamelan, kulintang dan alat band.

Mengingat, untuk pengadaan satu paket gamelan, sekolah setidaknya harus menyiapkan dana sekitar Rp 300-Rp 400 juta, belum lagi peralatan kesenian yang lain. Karena mahalnya biaya ini sekolah tidak mampu untuk melengkapi. Sehingga siswa yang mempunyai bakat dan minat dalam kesenian tidak dapat terakomodasi. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Dinkop Gandeng Aprisindo Dongkrak Pengrajin

di %s Berita/Informasi 687 views

Dinkop Gandeng Aprisindo Dongkrak PengrajinGereget Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Provinsi Jatim dengan menggandeng Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim, melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi memberikan pelatihan juga bimbingan kepada pengrajin alas kaki se-wilayah Bumi Orek-Orek, Ngawi.

Bimbingan tehnik selama dua hari mulai Senin – Selasa (18-19/02/2013) di Hotel Sukowati ini mengundang 25 peserta pengrajin, juga menghadirkan pembicara dari Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim yang bermarkas di Ruko Permata Juanda Block A No. 86-87 Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut Suparlan, salah satu peserta yang menggeluti pembuatan dan perbaikan alas kaki sejak tahun 1989 ini mengaku, pelatihan dan bimbingan itu sangat bermanfaat. Banyak hal yang mesti dipahami untuk mendapatkan hasil dengan kwalitas dan kwantitas yang bagus.

“Peserta diberi bahan dan materi untuk dikerjakan secara kelompok contoh pembuatan sepatu yang benar. Hasilnya sangat berbeda dengan yang selama ini saya kerjakan,” ungkapnya polos.

Sementara itu menurut Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi melalui Kepala Bidang Produksi, Harsoyo, tujuan diadakannya pelatihan dan bimbingan tehnik ini untuk pengembangan industri alas kaki, sementara untuk pengrajin dari bahan kulit.

“Kedepan juga kita targetkan untuk pengrajin dari bahan kain dengan mengedepankan batik khas Ngawi. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada sepatu atau tas dari bahan batik yang bisa dijadikan produk unggulan,” terang Harsoyo, saat ditemui di Hotel Sukowati.

Sehingga, lanjut Harsoyo, dengan pelatihan dan bimbingan ini diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup melalui produktifitas yang baik, mampu menumbuhkan wira usaha, peningkatan pengetahuan, bahkan bisa menjadi sentra industri alas kaki disejajarkan sentra-sentra yang lain di Ngawi.

“Selain pelatihan dan bimbingan, pengrajin atau industri alas kaki yang mengajukan proposal nanti akan mendapat bantuan. Di samping itu, kami juga membantu untuk pemasarannya melalui pameran, gallery, show room, dan promo,” imbuhnya.

Telah diketahui bahwa beberapa sentra industri telah tersebar di beberapa titik wilayah di kabupaten dengan sebutan ‘Ramah’ ini, seperti sentra industri Batik di Padas dan Banyu Biru, Kripik Tempe di Karang Tengah Prandon, Tahu di Widodaren, Genteng di Baderan, Kerajinan Jati di Dunggalar, Tas Anyaman Plastik di Karangjati dan Pangkur. (infongawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Takut Dirazia, Puluhan Pelajar Nekad Nyebur Ke Sawah

di %s Berita/Informasi 474 views

Takut Dirazia, Puluhan Pelajar Nekad Nyebur Ke SawahRazia yang digelar oleh Satpol PP-Kab Ngawi, langsung mengarah pada sebuah warung dibilangan Desa Klitik, Kec. Geneng, yang disinyalir jadi tempat nongkrong pelajar pada saat jam pelajaran berlangsung. Benar saja, puluhan pelajar inipun kocar-kacir hingga nekat menerjang persawahan guna hindari kejaran petugas (19/02).

Meski begitu, sedikitnya 3 pelajar berhasil diamankan. Ketiganya berinisial WH (19), SHS (19) keduanya pelajar salah satu SMKN di Geneng dan AS (16) sebagai pelajar yang tercacat di salah satu SMP di Paron. Menurut keterangan salah satu pelajar yang terkena razia, membantah kalau bolos sekolah sewaktu jam pelajaran berlangsung.

“Tadi hanya mampir ke warung itu untuk istirahat sementara setelah membeli perlengkapan keterampilan berupa bonsai dari Ngawi,” bantahnya. Ketika razia digelar sempat terjadi aksi kejar-kejaran disekitar lokasi warung sehingga menjadi tontonan gratis warga sekitar.

“Operasi yang kita lakukan tadi mendasar laporan warga sekitar yang melihat para pelajar ini bolos disaat jam pelajaran berlangsung selain itu dari Dinas Pendidikan Ngawi memberikan atensi terhadap kita untuk melakukan razia terhadap pelajar yang akhir-akhir ini adanya peningkatan kenakalan pelajar,” terang Bambang Widiatmoko, Kasi Pengembangan Kapasitas Satpol PP Ngawi .

Jelasnya, selain tempat untuk tongkrongan pelajar warung tersebut juga seringkali dijadikan ajang pesta minuman keras (miras) oleh pelajar itu sendiri.

“Sewaktu razia tadi ditemukan satu botol minuman keras berupa arak jowo yang dilempar ke sawah setelah mengetahui ada petugas datang dan mereka yang terindikasi membawa miras itu langsung kabur, kalau tidak salah tadi ada lima pelajar setingkat SMK,” urai Bambang Widiatmoko.

Sedangkan tiga pelajar yang tertangkap basah tersebut langsung diangkut truk menuju kantor Satpol PP untuk diberikan pembinaan lebih lanjut berupa pernyataan tertulis dengan tidak mengulangi perbuatan kembali.

Selaku petugas Satpol PP, Bambang Widiatmoko, membeberkan dalam operasi razia yang dilakukan dalam sepekan ini setidaknya telah menjaring 9 pelajar setingkat SMP dan SMK. “Dan awal pekan kemarin kita sudah menertibkan terhadap 6 pelajar yang ketahuan bolos disebuah rumah kosong di Jalan Trunojoyo Ngawi, pokonya kita terus melakukan operasi rutin terhadap pelajar ini,” tegasnya.

Penertiban terhadap pelajar itu sendiri sambung Kasi Pengembangan Kapasitas Satpol PP Ngawi tidak lepas keprihatinan adanya angka peningkatan kriminalitas yang dilakukan pelajar. Bahkan adanya indikasi para pelajar terjebak miras dan obat-obatan terlarang.

“Kalau pelajar dibiarkan seenaknya kasihan terhadap masa depanya sendiri demikian juga kedua orang tuanya yang sudah susah payah mencarikan biaya bagi putranya” imbuhnya lagi.

Untuk menanggulangi hal-hal negatif terhadap pelajar selanjutnya Satpol PP Ngawi berjanji akan melakukan operasi terhadap warnet yang disalahgunakan.

Seperti pantauan media dibeberapa warnet seputaran wilayah Ngawi, pihak pengelola sengaja memfasilitasi tempat dengan model sekat antar biling tingginya lebih dari satu meter.

Sehingga dengan kondisi sedemikian ini tempat tersebut bisa saja rentan terhadap perbuatan asusila yang dilakukan para remaja yang notabene pelajar. (sinarngawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top