Siswa SMAN 2 Ngawi Raih Medali Emas Dalam OPSI 2013

di %s Berita/Informasi 708 views
Banner

IMG_5789Malam itu tanggal 24 Oktober 2013 mungkin  merupakan malam paling indah dan bersejarah bagi Dwi Wahyu Rohmadhani (kelas XII IPA 2) dan Niken Novirasari (kelas XII IPA 1), siswa SMAN 2 Ngawi. Pasalnya malam tersebut adalah merupakan malam penentuan atas kerja keras yang mereka lakukan selama kurang lebih satu bulan sejak diumumkannya makalah mereka lolos ke tahap final pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diselenggarakan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta tanggal 21-27 Oktober 2013 silam.

OPSI merupakan kompetisi tingkat Nasional yang mengantarkan mereka meraih penghargaan tertinggi dibidang penelitian tingkat SMA. “Malam itu merupakan saat-saat yang menakjubkan dimana tidak pernah terlintas sedikitpun bahwa kami akan memperoleh dua penghargaan sekaligus yaitu kategori Makalah Terbaik dan meraih Medali Emas (Juara I) dalam bidang penelitian Sains Dasar.” ujar keduanya.

Dalam perhelatan OPSI 2013 ini mereka harus melewatibeberapa tahapan seleksi, mulai dari seleksi makalah, seleksi pameran dan gelar poster, dan seleksi presentasi. Seleksi makalah merupakan seleksi awal dimana semua siswa SMA di Indonesia yang berminat dalam bidang penelitian berhak untuk mengirimkan makalah penelitiannya yang unik, baru, dan orisinil dalam bentuk softcopy dan hardcopy ke Direktorat Pembinaan SMA. Tercatat ada 1014 tim yang mengirimkan makalah pada OPSI 2013 ini. Dari sekian ribu makalah yang masuk, terdapat 91 judul penelitian yang dianggap layak dan lolos menuju tahap selanjutnya. 91 makalah tersebut dibagi menjadi  tiga kategori penelitian yaitu 30 Sains Dasar, 31 Sains Terapan, dan 30 IPS/Humaniora.

dengan bpk bupatiMakalah yang mereka kirimkan berjudul “Cara Berjalan Binatang Kaki Seribu (Trigoniulus Corallinus)” termasuk dalam penelitian Sains Dasar.  Setelah mengetahui bahwa makalah mereka lolos, maka segera mereka mengembangkan penelitian tentang Kaki Seribu guna mengembangkan penelitian yang telah mereka lakukan sebelumnya.

Saat keberangkatan mereka menuju Jakarta, 20 Oktober 2013, ada sedikit kendala yang mereka hadapi, binatang Kaki Seribu yang mereka bawa untuk keperluan pameran tidak diizinkankan oleh petugas untuk dibawa serta naik kereta, dan harus dikirim lewat ekspedisi keesokan harinya. Padahal binatang Kaki Seribu merupakan pokok penelitian mereka yang harus mereka bawa sebagai bukti. Sempat ada kekhawatiran dibenak mereka berdua dengan kondisi si Kaki Seribu, namun akhirnya binatang tersebut bisa sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Selama masa karantina dari tanggal 21-27 Oktober 2013 itu mereka benar-benar harus berjuang melewati serangkaian seleksi yang cukup ketat. Mereka harus memaparkan hasil temuan / penelitian mereka di depan para profesor, dosen, guru besar, dan ahli penelitian dari UI, ITB, IPB, UPI, UGM, Unair dan beberapa perguruan tinggi lain.

dengan bpk abimanyu“Selain permasalahan Kaki Seribu yang dilarang naik ke kereta terdapat pula beberapa hambatan yang kami alami. Tetapi Alhamdulillah, hambatan demi hambatan dapat kami lalui. Perjuangan, air mata, dan lelah kami seakan terbayarkan ketika kami bisa membawa pulang dan mempersembahakan dua penghargaan sekaligus kepada kedua orang tua kami, SMA Negeri 2 Ngawi, orang-orang yang telah menaruh harapan besar kepada kami, serta tanah kelahiran kami, Apalagi ini adalah kali pertamanya Ngawi bisa mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang Olimpiade Penelitian Siswa se-Indonesia.” Ucap keduanya.

“Prestasi yang kami raih ini tentu saja berkat bimbingan dan doa dari orang tua kami, pembina-pembina kami dan semua yang telah mendukung dan mendoakan kami. Semoga apa yang telah kami raih ini menjadi penyemangat bagi kami dan pembaca tentunya untuk selalu bekerja keras dan tidak mudah menyerah karena contohnya apa yang kami raih ini  bukanlah hal yang instan sebab kami telah mengikuti Kelompok Ilmiah Reamaja (KIR) sejak kelas X  hingga kelas XII. Selain itu dalam OPSI 2013 ini kami juga telah membuktikan betapa hebatnya kekuatan sebuah doa. Karena “sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan”, yahh, kalimat itulah yang selalu menjadi pedoman kami ketika kami dihadapkan pada setiap kesulitan.” Pungkas keduanya. (admin ngawikab)

dengan bpk kep sekolah

Sebar dan Bagikan :

Shares