Tag archive

PENDOPO WEDYA GRAHA - page 4

Bupati Pimpin Apel Bersama, Persiapan Eavaluasi SAKIP 2018

di %s Berita/Kabar Ngawi 2,231 views

Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar Apel Bersama di depan halaman Pendopo Wedya Graha dengan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mensosialisasikan sekaligus menyiapkan evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2018 yang rencananya akan dilaksanakan langsung oleh tim dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Selain itu kegiatan ini sebagai wujud komitmen dan untuk menunjukan semangat ASN dalam mengimplementasikan SAKIP. Apel ini dipimpin langsung Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono dan dihadiri Wakil Bupati Ony Anwar, Sekretaris Daerah M Sodiq Triwidiyanto, Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD dan Kepala Bagian (Kabag) Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi, Senin (6/8).

SAKIP ini merupakan rangkaian sistematik yang dirancang berdasar Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 diantaranya untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah sekaligus mempertanggungjawabkan dengan cara menyusun Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja (Renja) dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP), Tujuan dari SAKIP ini sendiri untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja pemerintah serta menciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya.

Dalam sambutannya Bupati Ngawi, tekankan perihal kinerja, yang tidak hanya sebatas kerja saja tetapi lebih pada hasil yang dapat termonitor, terevaluasi dan terukur. “Kinerja ini menjadi suatu kata yang harus kita camkan, karena bahasa kinerja ini tidak hanya bicara tentang kerja tetapi kalau kita bicara kinerja yang muncul adalah hasil. Jadi kita yang biasanya bilang kerja ya kerja tidak tau hasil nantinya apa, maka kita sekarang sudah bicara tentang kinerja yang nantinya kinerja ini ada berfikir, ada kerja, ada hasil, ada monitoring, ada evaluasi dan yang ujung adalah manfaat” Jelas Bupati Ngawi dalam Penekanan mengenai Kinerja.

Masih menurut Bupati, mendasar pada aturan tentang SAKIP Kabupaten Ngawi harus meningkatkan sekaligus mempertanggungjawabkan semua yang menjadi beban, termasuk  anggaran, pelayanan ataupun semuanya harus tertuju pada  hasil. Lebih lanjut, dari hasil evaluasi SAKIP tahun 2017 Kabupaten Ngawi mendapat predikat BB (sangat baik) dengan nilai 70.03, diharapkan untuk hasil tahun ini bisa meningkat dengan predikat AA (memuaskan), “Nah sekarang saya lebih menekankan lagi, kinerja kita yang tadinya  BB bisa menjadi AA. Kekompakan dan solidaritas kita perlukan, kita kerja bareng, kita bersama sama menuju satu tujuan yang sama, Ngawi harus ada lompatan, agar tidak tertinggal dengan yang lainnya,” tandas Bupati

Dan, sebagai wujud semangat ASN dalam mengimplementasikan SAKIP diakhir kegiatan ditutup dengan pengucapan yel – yel SAKIP dipimpin langsung Bupati Ngawi diikuti seluruh peserta apel bersama ini.  “SAKIP Kabupaten Ngawi, Turunkan kemiskinan, Tingkatkan pembangunan ekonomi, Kami yakin, Kami bisa, Kami bersih, Luar biasa Yesss” Ucap seluruh peserta apel ini. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pemkab Gelar Tirakatan Hari Jadi Ngawi ke 660, dengan Doa Bersama

di %s Hari Jadi Ngawi 659/Peristiwa 995 views

Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar malam tirakatan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke 660 Kabupaten Ngawi, Jumat, (6/7) di di Pendopo Wedya Graha. Acara yang telah menjadi tradisi ini dihadiri oleh Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Djatmiko, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, serta pejabat dilingkup Pemkab Ngawi.

Acara yang dibuka oleh Bupati Ngawi ini dimulai pukul 19.45. Menurut Bupati, tirakatan  ini adalah wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa saat ini Ngawi telah melampui usia ke 660 tahun, “Ya, para alim ulama, tokoh agama dan masyarakat kita hadirkan disini, untuk bersama – sama melakukan doa bersama, agar kedepan sesuai cita – citanya Kabupaten Ngawi lebih bisa melayani dan mensejahterakan masyarakat lebih baik lagi” kata Bupati usai acara.

Selain itu, Bupati juga sampaikan bahwa kedepan Kabupaten Ngawi, semakin bisa meningkatkan pembangunan yang lebih baik lagi, selain itu, Bupati berharap adanya partisipasi masyarakat, jika tidak ada itu maka tujuan pembangunan itu sendiri tidak akan terwujud.

Kemudian acara dilanjutkan dengan tahlil yang dipimpin KH. Abdul Salam, dan acara diakhiri secara simbolis dengan pemotongan tumpeng oleh Bupati dan Wabup. Malam tirakatan ini juga digelar diseluruh desa di Kabupaten Ngawi. (kominfo)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kirab Pusaka, Lestarikan Tradisi Ngawi

di %s Berita/Kabar Ngawi/Seni Budaya 2,832 views

Keberadaan Kabupaten Ngawi tidak bisa terlepas dari Dusun Ngawi Purba sebagai cikal bakalnya. Prosesi Kirab Pusaka Tombak Kiai Singkir beserta Songsong Agung Tunggul Warono dan Tombak Kiai  Songgolangit beserta Songsong Agung Tunggul Wulung adalah bagian dari perjalanan sejarah Kabupaten Ngawi.

Menurut Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, pusaka – pusaka ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Ngawi, terkait tahapan terbentuknya Pemerintahan Kabupaten Ngawi. “Mulai dari dusun, desa hingga mulai terbangun sebuah pemerintahan serta mendapatkan pengakuan dilingkup Matraman, disitulah bibit kawit  Pemerintahan kita saat ini,” jelas Bupati

Dan, kirab pusaka ini dimaknai sebagai penjemputan pusaka di leremkan semalam di pendopo Ngawi Purba, dibawa kembali ke Pendopo Wedya Graha. “Bagi leluhur kita, pusaka ini merupakan sebuah kekuatan, dan kita tidak bisa melupakan adat istiadat. Maka inti dari tradisi ini adalah uri – uri,  jangan sampai kita melupakan sejarah, sebab merupakan bagian dari perjalanan kita membangun sebuah peradaban,” ujarnya.

Kirab Pusaka ini rutin dilakukan dua tahun sekali, dalam rombongan kirab ini ada 15 kereta kencana dan 26 delman yang didatangkan langsung dari Keraton Solo. Juga, pasukan kraton dan 9 pasukan senopati berkuda, 6 tim drumband tersebar di beberapa titik rute kirab. Selain itu, ada dua buah gunungan spektakuler hasil bumi yang dikenal dengan gunungan wadon dan lanang  setinggi 3,5 meter. Disamping komunitas mobil tua, sepeda tua dan komunitas kendaraan lainnya.

Prosesi dimulai sekitar pukul 08.00, dengan penyerahan pusaka yang dilakukan Kepala Desa Ngawi Purba kepada pusaka Kabupaten Ngawi  di depan Pendopo Ngawi Purba. Perjalanan kirab ini menempuh jarak sekitar lebih dari lima kilometer. Penyerahan pusaka dilakukan di depan paseban oleh sesepuh Ngawi kepada Bupati dan Wakil Bupati, yang selanjutnya diserahkan kembali ke parogo, dikirab menuju gedung pusaka Pendopo Wedya Graha. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Jamasan dan Boyong Pusaka, Bupati Minta Lestarikan Budaya Leluhur

di %s Hari Jadi Ngawi 659/Peristiwa/Seni Budaya 3,011 views

Masih dalam rangkaian Hari Jadi Ngawi ke 660 ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar acara Jamasan dan Boyong Pusaka yang telah menjadi tradisi turun temurun  para leluhur jelang hari jadi Ngawi. Prosesi Jamasan (mencuci, Red) bertempat di Kuncungan Pendopo Wedya Graha, Selasa (3/7).

Dalam Jamasan Pusaka ini ada dua buah tombak diantaranya Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit, juga dua buah payung pusaka yakni Tunggul Wulung serta Tunggul Warono dengan air khusus yang disiapkan para sesepuh ngawi. Acara sakral ini dihadiri Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Djadmiko, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan pejabat dilingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi, Kepala Sekolah SD/MI/SMA/SMK dalam kota, Kepala UPT Puskesmas se Kabupaten Ngawi.

Prosesi ini diawali dengan Tari Sri Mangayun dari Sanggar Tari Eko Budoyo Surakarta, kemudian dilanjutkan dengan mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung oleh Bupati Ngawi, sedangkan Kyai Songgo Langit dan Songsong Tunggul Warono oleh Wakil Bupati yang diserahkan kepada pangasto pusoko kemudian boyong medhal serta diiringi seluruh Forkopimda menuju kuncungan pendopo lalu di jamas diiringi rerepan gendhing jamasan pusoko dengan 30 saraswati.

Menurut Bupati Ngawi, Jamasan Pusaka ini rutin dilakukan setiap tahun menjelang hari jadi, “Setelah di jamas atau bersihkan pusaka ini dibawa ke desa Ngawi Purba  yang merupakan bibit kawit kabupaten Ngawi, di leremkan semalam, kemudian malamnya dilakukan tirakatan, besok pagi dijemput disemayamkan lagi dipendopo ini,” jelas Bupati.

Bupati berharap masyarakat mengerti tentang sejarah, terutama Kabupaten Ngawi, yang ada sejak 660 tahun lalu, dari dusun sampai saat ini. “Selanjutnya kita tidak bisa lupakan budaya, terutama bagi pendahulu kita yang telah membangun serta memakmurkan Ngawi sudah  selayaknya kita melanjutkan cita – cita mereka, dan menjaga tradisi yang mereka tinggalkan,” tuturnya.

Tepat pukul 10.00 WIB dilakukan boyongan ke desa Ngawi Purba yang merupakan cikal bakal Kabupaten Ngawi, diikuti seluruh Parogo, Sesepuh dan Caroko kemudian disemayamkan semalam, yang esoknya akan di boyong  kembali ke Gedung Pusaka dalam Kirab Pusaka. (kominfo)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top