Wajib Belajar 9 Tahun: Dewan Larang Pungutan Komite

di %s Berita/Informasi 648 views

Supeno,S.Pd, ketua komisi III DPRD Ngawi (11/1), tegaskan terkait pelarangan penarikan biaya pada Orangtua wali murid dilingkup sekolah negeri dalam kancah wajib belajar 9 Tahun, sesuai Permendikbud No 60 tahun 2011, baik untuk biaya Investasi maupun Operasional.

Masih menurutnya, bahwa pelarangan penarikan yang meliputi untuk biaya Operasional maupun Investasi sebenarrya berlaku mulai per 2 Januari tahun 2012. “Maka dalam waktu dekat ini kami akan mengadakan raker dengan pihak Dinas Pendidikan guna mengklarifikasi langkah-langkah apa yang akan diambil.” Urainya.

Disinggung pula mengenai kenaikan dana BOS yang mencapai 60%, maka untuk Sekolah dasar Negeri yang dulunya sekitar Rp 397.000 per siswa untuk per tahunnya, kini menjadi sekitar Rp.580 ribu per siswa untuk per tahunnya. Demikian juga untuk di tingkat SMP juga mengalami kenaikan dalam prosentase yang sama.

“Maka hal ini yang kami waspadai dan akan kami koordinasikan, terutama mengenai Dana komite yang sudah mendapat rekomendasi dari Bupati. “ Ujar Supeno,S.Pd. Ditambahkan lagi untuk sekolah negeri yang non SBI dan RSBI jelas sudah tidak boleh menarik dana baik untuk operasional maupun Investasi. “ Jadi kalau untuk SBI maka harus mendapatkan rekom dari menteri.” Pungkasnya. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Cadangkan Bibit Padi 25 Ton

di %s Berita/Informasi 649 views

Widodaren – Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menegaskan, pihaknya sudah mulai antisipasi ancaman banjir yang bisa mengakibatkan gagal panen di sejumlah daerah penyuplai pangan nasional. Salah satunya dengan pemberian bantuan benih padi dan pupuk bagi petani. “Nanti pemerintah daerah juga ikut melakukan pendataan lahan pertanian mana saja yang terkena dampak banjir,” terang Suwono disela-sela kunjungan kerja di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren kemarin (9/1).
Kata dia, pemerintah sudah menyediakan cadangan bibit padi di awal Januari ini sebesar 25 ribu ton. Cadangan benih itu akan bertambah di bulan-bulan selanjutnya. Benih varietas pagi unggul itu bisa ditanam di areal persawahan sekitar 3,5 juta hektar. “Dengan benih unggul itu, petani bisa kembali melakukan cocok tanam. Memang untuk banjir sulit diantisipasi. Seperti di Ngawi yang kabarnya merupakan daerah langganan banjir. Jadi kedepannya tidak akan mempengaruhi swasembada pangan nasional,” tegasnya.
Kewaspadaan ancaman banjir yang bisa menurunkan produktifitas beras, lanjut dia, juga akan diterapkan untuk antisipasi kedepan. Cara yang ditempuh dengan pemetaan potensi daerah yang menjadi langganan banjir. Pihaknya akan menyediakan benih-benih padi yang cocok di kawasan genangan air. “Juga tentunya yang kuat terhadap penyakit hama yang kerap terjadi pada saat banjir melanda,” tandasnya. (Radar Madiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Fosil Manusia Purba Ditemukan di Alas Srigati

di %s Berita/Informasi 1,031 views

Sejumlah penggali emas dibuat kaget (4/1)., lantaran tanpa sengaja menemukan kerangka manusia , yang diduga kuat adalah fosil manusia purba, tepatnya di tengah hutan Dusun Cung Belut, Desa Semen, Kecamatan Paron, yang masih masuk kawasan wisata spiritual alas Srigati.

Seperti yang diungkapkan Kemis dan Sipan keduanya warga Desa Semen, Kecamatan Paron, yang bertahun-tahun sebagai pemburu emas kuno ini pada Rabu pagi bergegas menggali sejumlah titik yang diperkirakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda kuno.

Dengan berbekal alat penggali berupa pacul dan linggis, keduanya menuju tengah hutan yang masuk kawasan Alas Srigati. Berbekal insting atau nalurinya langsung melakukan penggalian, setelah mencapai kedalaman sekitar 1 meter kedua penggali terperanjat kaget ketika paculnya mengenai benda sejenis tulang. Ingin memastikan lebih lanjut apa yang seb! enarnya didalam galian tersebut, Kemis dan Sipan memperdalam galianya ternyata benda yang dimaksud berupa tulang kerangka manusia yang sudah membatu.

“Kami tidak berani mengangkat ke atas karena nanti tulang itu kerangka manusia jaman sekarang,” kata Sipan. Kemudian kedua penggali ini mengurungkan niatnya dengan melaporkan kejadian ke Polsek Paron pada Minggu, (8/1).

Setelah menerima laporan dari warga pihak petugas Polsek Paron dengan didampingi petugas dari RPH Babadan yang menaungi wilayah ditemukan fosil kerangka langsung menuju lokasi. Dugaan sementara hasil penyelidikan dilokasi kerangka manusia tersebut merupakan fosil manusia jaman batu atau jaman purba.

“Yang jelas kami belum bisa memastikan kerangka manusia dari jaman apa namun hanya dugaan sementara merupakan fosil manusia purba,” jelas AKP Sukisman, Kapolsek Paron. Lanjut AKP Sukisman, untuk mengetahui kepastian dengan ditemukan kerangka manusia pihaknya akan berkoordinasi secepatnya dengan Badan Arkeologi.

Keterangan yang lain dari kepala RPH Babadan, Wagino, untuk mempelajari penemuan yang baru saja dilaporkan oleh Kemis dan Mispan ini pihaknya tetap! melibatkan pihak terkait. “ Kami belum bias berkomentar lebih jauh tentang kerangka manusia itu karena keberadaan kami baru saja ditugaskan di RPH Babadan, hanya saja untuk mengamankan lokasi penemuan kami menutup petak itu,”pungkas Wagino.(Sinar Ngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top