Potret Partisipasi Perempuan di Desa Gandong Kecamatan Bringin
Desa Gandong adalah salah satu desa dari empat desa yang secara geografis berada di sebelah utara waduk Pondoh. Waduk Pondoh dibuat untuk memenuhi kebutuhan pengairan pertanian di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bringin, Kecamatan Padas, Kecamatan Pangkur dan Kecamatan Karangjati. Jumlah penduduk Desa Gandong 2.426 orang dengan mata pencaharian masyarakat dari mengumpulkan ranting-ranting kayu di lahan perhutani, menggarap lahan perhutani untuk pertanian.
Perencanaan kegiatan PNPM-MPd Tahun 2012 di Desa Gandong dimulai tanggal 16 Oktober 2012 dengan dilaksanakan kegiatan Musyawarah Desa Sosialisasi Integrasi, jumlah partisipasi masyarakat 57 orang terdiri dari 42 orang laki-laki 15 orang perempuan dan 39 orang dari Rumah Tangga Miskin. Kegiatan Perencanaan berlanjut Sosialisasi dan penggalian gagasan di dusun-dusun yang dilaksanakan dari tanggal 20 Oktober sd. 11 Nopember 2012.
Wakil-wakil perempuan dari 4 dusun berbondong-bondong untuk memperjuangkan usulannya di Musyawarah Desa Khusus Perempuan yang dilaksanakan tanggal 13 Nopember 2013 dengan jumlah partisipasi 52 orang perempuan yang mempunyai harapan yang sama supaya usulannya bisa dibawa desa untuk dikompetisikan dengan usulan 9 desa yang lainnya saat MAD Prioritas Usulan.
Guru SMAN 2 Ngawi Raih Juara Guru Berprestasi Tingkat Nasional
Tahun 2013 ini prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh dunia pendidikan Kabupaten Ngawi. Hal tersebut tak lain karena salah satu guru SMA Negeri 2 Ngawi yaitu Drs. Agus Supriyono, M.Pd. sebagai wakil kabupaten Ngawi telah berhasil meraih predikat Juara II pada seleksi Guru Berprestasi Tingkat Nasional di Jakarta. Pemberian penghargaan diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh di Kemendikbud Jakarta (Senin, 19/08/2013). Hal ini seolah menjadi oase ditengah keringnya prestasi guru-guru Kabupaten Ngawi di level nasional setelah tahun 1995 seorang guru yang juga guru dari SMA Negeri 2 Ngawi atas nama Drs. Ibnu Hajar meraih penghargaan tertinggi sebagai Juara I Guru Teladan Tingkat Nasional.
Prestasi luar biasa yang diraih Drs. Agus Supriyono, M.Pd. yang kesehariannya sebagai guru Bahasa Inggris di SMA favorit di Ngawi ini melalui proses yang panjang dan melelahkan. Bermula dari seleksi tingkat kabupaten sebagai Juara I kemudian di Tingkat Jawa Timur juga sebagai Juara I dan dilanjutkan dengan mewakili di Tingkat Nasional. Aspek-aspek penilaian antara lain dari porto folio, tes tertulis, wawancara, bahasa Inggris, psikotest dan presentasi. Tim penguji yang berasal dari para guru besar dari PTN terkemuka,praktisi pendidikan dan dari Kemendikbud akhirnya menetapkan Drs. Agus Supriyono, M.Pd sebagai Juara II Guru Berprestasi Tingkat Nasional.
Yang menjadi nilai lebih sehingga Drs. Agus Supriyono, M.Pd layak ditetapkan sebagai Juara II Guru Berprestasi Tingkat Nasional adalah pada porto folio, antara lain pengumpulan sertifikat workshop level lokal sampai nasional, pembuatan bahan ajar yang sangat banyak, penulisan buku, penelitian-peneitian maupun artikel-artikel pendidikan yang lain.
Drs. Agus Supriyono mengungkapkan, “Semoga prestasi ini bisa menjadi inspirasi dan dicontoh oleh teman2 guru di SMA Negeri 2 Ngawi pada khususnya dan guru-guru lainnya di Kabupaten Ngawi pada umumnya agar menjadi guru yang kreatif dan inovatif. Semoga di masa yang akan datang selalu ada guru dari Ngawi yang mampu meraih prestasi yang sama sehingga mengharumkan nama Ngawi di tingkat nasional”. (admin ngawikab)
Jelang Idhul Adha, Harga Hewan Korban Mulai Merangkak Naik
NGAWI™ Jelang Idhul Adha 1434 H , harga hewan korban di wilayah Ngawi mulai dirasakan merangkak naik berkisar 25-30 persen. Suyono (60) seorang pedagang sapi di pasar hewan Ngawi mengatakan harga hewan ternak sapi saat ini bisa mencapai sekitar Rp 9,5 juta hingga Rp11 juta per ekor dari sebelumnya berkisar Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per ekor.
Hal tersebut juga berlaku sama pada hewan kurban kambing yang mulai naik dari waktu sebelumnya. Yang sebelumnya setiap ekor berukuran sedang cuma dibandrol Rp 850 ribu hingga Rp 1,5 juta namun sekarang ini rata-rata menembus Rp 1,6 juta setiap ekornya.
“Kalau penyebab naiknya hewan korban saya sendiri tidak tahu persisnya hanya kemungkinan besar seperti biasa permintaan pasar juga naik demikian juga akibat harga daging meroket,” terang Suyono, Rabu (02/10).
Salah seorang pembeli hewan kurban di Pasar Hewan Ngawi, Ali Subaeri, mengatakan, pihaknya sengaja membeli hewan kurban lebih awal sebelum harga terlalu mahal. Sesuai prediksinya hingga akhir pekan ini harga hewan korban baik sapi maupun kambing jelas melambung jauh dari pekan sebelumnya.
“Seperti pengalaman tahun lalu saja tiap kali mendekati hari raya korban pasti naik harganya, tapi kenaikan tersebut tidak berlaku pada sapi maupun kambing yang belum berumur artinya syarat usia yang ditentukan oleh Islam agar sah dalam berkorban, selain itu stock yang terlihat memang berkurang untuk keperluan korban saat ini,” jelasnya.
Sementara data yang berhasil dirangkum media menyangkut jumlah populasi sapi di wilayah Kabupaten Ngawi tercatat mencapai lebih dari 57.261 ekor sapi dengan produksi daging sekitar 1.398.747 kilogram.
Sedangkan populasi kambing mencapai 72.234 ekor dengan produksi daging kambing sekitar 1.444.680 kilogram. Namun hingga berita ini diturunkan untuk memastikan daging sapi maupun kambing sehat untuk di konsumsi warga pihak Dinas Kehewanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi belum melakukan inspeksi mendadak (sidak) disejumlah pasar hewan di Ngawi.