Apel Pembinaan Staf 17 Februari 2014 : Optimalisasi Kegiatan

di %s Berita 579 views
DSC_0290 copy
Drs. H. Siswanto, MM sebagai Pembina Apel

NGAWI – Sebagaimana rutin dilaksanakan pada setiap tanggal 17 setiap bulan dilakukan Apel Pembinaan Staf di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Begitu juga pada apel bulan Februari 2014 kali ini. Apel dilaksanakan di halaman depan Pendopo Wedya Graha dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, Drs. H. Siswanto, MM. bertindak sebagai Pembina Apel. Seluruh jajaran Eselon II, III dan IV dari Sekretariat Daerah, Badan dan SKPD di Kabupaten Ngawi tampak hadir mengikuti apel tersebut.

Pada kesempatan kali ini, Sekda Kabupaten Ngawi menyampaikan arahan (pointers) dari Bupati Ngawi yang terangkum sebagai berikut   : (1) Untuk terus memelihara dan meningkatkan kedisiplinan Pegawai sebagai diamanatkan dalam PP.53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai dan Perbup. No.186 Tahun 2012 tentang Penetapan Pelaksanaan 5 (lima) hari kerja PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi. Bupati menekankan pentingnya kegiatan dari masing-masing Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk aktif memimpin dan mengawasi pelaksanaan  Perbup. tersebut.  (2) Mendorong agar seluruh SKPD mengoptimalkan program kerja yang ada khususnya yang terkait dengan jadwal kegiatan pelelangan (3) Meningkatkan kebersihan lingkungan yang berkaitan dengan Program Ngawi Ijo Royo-royo (4) Kegiatan Olahraga (senam pagi bersama) setiap Jumat untuk lebih dioptimalkan lagi. (5)  Bersama-sama melakukan kerja bakti dalam rangka membersihkan abu vulkanik dari hasil letusan Gunung Kelud yang lalu (6) Seluruh SKPD agar turut aktif menyambut Kegiatan Bulan Bakti Gotong Royong dan Hari Kesatuan Gerak PKK (BBGR-HGK-PKK) yang akan dilaksanakan pada 08-10 Mei 2014 mendatang dengan turut mempercantik kantornya sebagai wujud implementasi “Ngawi Ramah”.

Apel ditutup dengan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan Ridha-Nya. (Humas)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Bupati Membuka Sosialisasi PP No.53 tahun 2010 dan PP 46 tahun 2011

di %s Berita 568 views
(2)
Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono memberi arahan

 

NGAWI – Dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat terhadap kinerja dan pelayanan prima aparat negara, seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui UPTD Dinas Pendidkan Kecamatan Kendal menggelar Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil dan PP 46 tahun 2011. Sosialisasi tersebut dikuti oleh 300 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah Tingkat  SD,SMP dan SMA Serta di ikuti Semua guru SD, SMP dan SMA Kecamatan Kendal, Kamis (13/02).

Acara Sosialisasi ini bertempatan di Gedung Sekolah SMP Negeri 1 Kendal. Dalam Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil dan PP 46 tahun 2011 di buka oleh Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono serta di hadiri Kepala Dinas Pendidikan Abimayu.

(1)
Peserta Kegiatan Sosialisasi

 

Dalam sambutannya Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono menyampaikan bahwa disiplin merupakan salah satu kunci utama dalam  untuk mewujudkan PNS yang handal dan  profesional menuju kepemerintahan yang baik (good governance). Disampaikan pula bahwa di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 telah diatur dengan konkrit dan rinci terkait dengan kewajiban dan larangan bagi PNS.

Bupati juga mengajak para guru – guru siap melaksanakan kurikulum baru, karena Kurikulum baru ini tidak akan membuat guru menjadi sibuk dengan merancang pola pembelajaran dan betul-betul sudah bisa memahami kurikulum ini , sehingga lebih efektivitas dan maksimal dalam pembelajaran bagi siswa-siwa.

Terakhir, orang nomor satu di Kabupaten Ngawi berpesan agar para peserta mengikuti acara sosialisasi ini dengan baik, yakni dengan menyimak dan memperhatikan , sehingga nantinya dapat menerapkan dan menegakkan disiplin di sekolahannya masing-masing. (Humas)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kripik Tempe

di %s Kerajinan 900 views

Kripik_Tempe_Khas_NgawiSelain diposisikan sebagai pelengkap makanan utama, tempe juga dikenal sebagai jajanan tradisional yang lezat dan sehat.

Biasanya tempe diolah untuk dijadikan lauk pada makanan. Tapi ada juga beberapa orang yang menjadikannya sebagai keripik. Camilan ini banyak dijumpai di beberapa kota yang ada di Jawa Timur. Seperti Malang dan Ngawi.

Di Kabupaten Ngawi pembuat keripik tempe dapat dijumpai di Desa Sadang, Prandon. Salah satu dari sekian banyak pembuat adalah Kemis, pemilik UD. IKA Keripik Tempe Khas Ngawi.

Pria berusia 47 tahun itu ditemui EastJava Traveler dirumahnya yang berukuran sekitar 700 meter persegi, dalam rangkaian Press Tour Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Timur beberapa waktu lalu. “Dulu di desa ini ada yang namanya Pak Durokman yang jual keripik tempe, dan dia adalah orang yang pertama kali mencetuskan untuk membuat keripik tempe di desa ini,” urainya.

Sejak dahulu Kripik Tempe ini sendiri memang merupakan salah satu makanan khas dari Kota Ngawi. “Sebenarnya cara membuat Kripik tempe ini cukup mudah sekali karena kedelainya sudah ada dan sudah siap tinggal di olah saja,” tutur pria berambut ikal ini.Yang mendasari bapak satu putri ini untuk membuat kripik tempe, adalah karena memang dirinya ingin mengembangkan usahanya yang telah ia rintis sejak 1985. “Saya dulu hanya pembuat tempe, saya merasa permintaan keripik tempe di sekitr saya semakin banyak maka disinilah saya yakin bisa berkembang,” ujar Kemis sambil tersenyum.

Di dalam rumahnya banyak bertumpuk karung berisikan kedelai yang siap di masak untuk di jadikan tempe maupun kripik tempe. Sedangkan di belakang rumahnya tiga orang wanita sedang asyik menggoreng tempe dan diantaranya terdapat pula dua orang wanita sedang mencampur adonan antara campuran tepung beras, telur, dan tempe mentah. “Iya diuleni (dicampur) dulu mas sekitar satu sampai setengah jam lalu bisa di goreng,” ucap Ika putri dari Kemis.roses pembuatan kripik tempe sebenarnya tak jauh beda dengan pembuatan tempe sendiri. Mulai dari kedelai yang direndam dalam sebuah air kurang lebih dua hari lalu dicampur dengan ragi hingga terlihat mengembang setelah itu tempe jadi bisa di rebus atau di goreng maka jadilah yang namanya kripik tempe.

Dalam satu hari inipun Kemis mampu membuat sampai 13 Lonjor tempe yang siap dijualbelikan baik itu dalam keadaan berupa kripik tempe maupun tempe.

“Kami membuat keripik tempe dengan rasa biasa saja,” kata wanita berusia 24 tahun ini. Namun dengan banyaknya permintaan dengan macam-macam rasa. “Mulai dari rasa manis atau pedas hingga asin tinggal nantinya diadonannya saja kita berikan gula, atau garam hingga secukupnya,” tukasnya.

( Sumber :eastjavatraveler.com )

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top