Bupati Canangkan PIN Polio 2016 di Kedunggalar

di %s Berita 541 views
AA
Pencanagan PIN 2016

Bupati Kab.Ngawi Budi Sulistyono melakukan pencanangan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tingkat Kabupaten Ngawi, Selasa (8/3/2016) pagi. Kegiatan dipusatkan di Kantor Kecamatan Kedunggalar.

Acara pencanangan PIn ini dihadiri oleh Ketua DPRD, Ketua Tim Penggerak PKK Ngawi (TPPKK) Ny.Antiek Budi Sulistyono, Wakil TP-PKK Ny. Ana Ony Anwar, Plt Dinas Kesehatan Agus Sri Gunawan, Kepala SKPD, Camat Se-KAb.Ngawi, dan Kepala Pukesmas .

Plt Dinas Kesehatan Agus Sri Gunawan dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia ini diharapkan bisa berjalan dengan lancar dan baik. Selain itu kegitan yang berlangsung mulai tanggal 8- 15 Maret 2016 ini juga bertujuan untuk tercapainya eradikasi polio (menghilangkan virus polio) di dunia pada akhir tahun 2020. Agus Sri Gunawan melaporkan bahwa sasaran PIN di Kab.Ngawi ada 51.210 balita maka dari itu Dinas Kesehatan  sudah menyiapkan Pos PIN yang berjumlah 1.259 serta tenaga kesehatan dalam kelancaran pencangan PIN ini berjumlah 4.924 yang tersebar di seluruh Kab.Ngawi. Selain itu Plt Dinas kesehatan juga melaporkan bahwa untuk kelancaran PIN ini Dinas Kesehatan juga sudah melakukan berbagai pemberitahuan terhadap masyarakat melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik.

Bupati Ngawi Budi Sulistyono yang membuka pecanagan PIN ini menyampaikan dalam sambutannya agar dengan adanaya Pekan Imunisasi Nasional ini diharapakan anak-anak di KAb.Ngawi terbebas dari polio. ” Kita target kalau bisa sampai 100 persen dari seluruh balita yang ada di Kabupaten Ngawi bisa terbebas dari polio,” ujarnya.

Pencanangan PIN Polio ditandai dengan penetesan cairan kepada sejumlah balita dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pemerintah Kab.Ngawi dalam mendukung PIN 2016. Setelah penetasan vaksin polio oleh Bupati Ngawi bersama Ketua TP PKK, berturut-turut penetasan vaksin polio dilakukan Wakil Ketua TP PKK, Kepala DPRD, Sekda serta pejabat pemerintah lingkup pemda Ngawi

Sebar dan Bagikan :

Shares

Bupati Ngawi Gelar Tasyakuran bersama Masyarakat

di %s Berita 517 views

3
Ngawi – Bupati Ngawi Budi Sulistyono bersama pasanganya Ony Anwar melaksanakan tasyakuran bersama masyarakat dengan menggelar hiburan wayang kulit dengan lakon Gatotkoco Winisudo oleh Ki Dalang Anom Suroto bertempat di Alun-alun Merdeka Ngawi, Sabtu (05/03).

Hiburan wayang kulit tersebut digelar sebagai rasa syukur terpilihnya sebagai Bupati Ngawi untuk yang kedua kalinya dengan kemenangan mutlak pada Pilkada serentak 9 Desember 2015 dengan perolehan 87 persen atas lawanya. Hadir dalam kesempatan tersebut Hasto Kristiyanto Sekjen DPP PDI Perjuangan, Sumantri Bupati Magetan dan seluruh jajaran Uspimda Kabupaten Ngawi serta perwakilan dari 9 partai pengusung.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan bahwa pementasan wayang kulit semalam suntuk ini merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih dirinya, karena telah dipilih menjadi Bupati Ngawi untuk yang kedua kalinya. “pagelaran pada malam hari ini sebagai rasa syukur kita atas amanah yang diberikan masyarakat Ngawi yang masih mempercayakan diri terhadap kepemimpinan saya bersama Mas Ony Anwar pada periode kedua kali ini. Tentunya kemenangan ini juga milik semua warga Ngawi”.

Pementasan wayang kulit pada malam ini dimaksudkan sebagai pelestarian kebudayaan tradisional, yang keberadaanya saat ini sudah mulai terpinggirkan akibat tergilas oleh masuknya budaya asing, yang sudah banyak memberikan virus negatif kepada generasi muda, oleh sebab itu budaya tradisional sudah waktunya ditumbuh kembangkan dan dilestarikan keberadaanya.

Pada kesempatan yang sama Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyampaikan bahwa wayang merupakan cerminan seluruh ekspresi kebudayaan kita yang didalamnya terkandung petuah-petuah yang luar biasa. “banyak hal positif yang bisa diambil, bukan sekedar pakem-pakemnya saja, melainkan nilai moral atau nilai etis misalnya: nilai kesempurnaan, kesatuan, kebenaran, kesucian, keadilan, keagungan, keabadian, kebijaksanaan, kasih sayang, tanggung jawab, keberanian, dll.

Mengutip pernyataan dari Raden Wijaya Satyam eva jayate yang artinya bahwa kebenaran yang akan menang. dengan wayang ini kita melihat bahwa siapapun yang menjadi satria tidak akan selamat tanpa dari dukungan punokawan yaitu wong cilik. “ini mencerminkan bahwa didalam kontruksi masyarakat jawa bahwa seorang satria tidak bisa menjalankan tugasnya tanpa kesatupaduan dengan wong cilik”.

Orang barat mengatakan gamelan is the most democratic music karena dari gamelan ini kita melihat kesatu paduan dari berbagai macam perbedaan ketika digerakkan oleh mata hati kesenian maka akan menyatu menjadi sebuah irama gending-gending yang luar biasa.

Mengakiri sambutanya Beliau berharap dengan melihat wayang ini kita semakin bangga dengan kebudayaan kita sendiri. Bung Karno berpesan sebuah bangsa yang beradap apabila bangsa tersebut menghormati kebudayaanya. Untuk memeriahkan acara tasyakuran pada malam hari ini, dari pihak panitia telah menyiapkan nasi bungkus gratis diperuntukan kepada para hadirin dan masyarakat yang hadir menyaksikan pagelaran wayang kulit.

Sebar dan Bagikan :

Shares

Launching IAI Ngawi

di %s Berita 681 views

DSC0.giff

Ngawi – Bupati Ngawi Budi Sulistyono secara langsung melaunching Institut Agama Islam (IAI) Ngawi.  Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ngawi resmi menyandang status Institut Agama Islam (IAI) Ngawi. Lembaga pendidikan tinggi yang berdiri sejak 2008 silam itu naik grade sesuai Surat Keputusan (SK) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) No. 608 Tahun 2016. Peresmian alih status IAI Ngawi ini dilaksanakan secara simbolis di Pendapa Widya Graha Sabtu (5/3) oleh Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono.

Imam Syuhadi  mengatakan, IAI Ngawi merupakan tuntutan dasar umat Islam sebagai upaya pengembangan syiar agama. Bapak Imam Syuhadi mengatakan, jika perguruan tinggi tersebut dapat membantu pemerintah menyiapkan sumber daya insani yang Islami. Kontribusi tersebut diwujudkan melalui pengembangan mahasiswa yang dituntut untuk jadi pemikir kreatif dan profesional. Dia menuturkan, mahasiswa IAI Ngawi diharapkan mampu jadi warga yang kompeten, kritis dan reflektif terhadap perkembangan zaman.

Rektor IAI Ngawi juga  mempromosikan, IAI Ngawi memiliki enam Program Studi (Prodi) yang terbagi dalam tiga Fakultas. Enam prodi tersebut yakni Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA), Ahwal Al-Syakhsyiyah (Hukum Keluarga Islam), Hukum Ekonomi Islam (Muamalah), Ekonomi Syari’ah serta Zakat Wakaf. Enam prodi tersebut dikembangkan sesuai dengan kompetensi bidang ilmu di era global saat ini. “Semua prodi itu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, namun tetap berasaskan pengetahuan yang Islami”, imbuhnya.

Dalam sambutannya,  Budi Sulistyono mengajak segenap para akademik IAI Ngawi untuk ke depan melakukan beberapa upaya terobosan sebagai berikut : pertama, jadikan IAI Ngawi sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan islam yang mampu mengintegrasikan antara ilmu, islam, dan Indonesia. Ketiganya sesungguhnya ,memungkinkan untuk dipadukan dan menghasilkan sebuah peradaban baru , peradaban yang memiliki jati diri dan menjadi  kebanggaan kita.

Bupati Ngawi mengapresiasi terhadap peningkatan status STAI Ngawi menjadi IAI terebut. Bahkan, acungan jempol ditunjukkannya sebagai bentuk kebanggannya. Dia berharap, upaya keras yang dilakukan IAI Ngawi untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dicontoh perguruan tinggi lainnya di Ngawi. “Semoga makin banyak yang menyusul, supaya Ngawi jadi Kota Pelajar,” pungkasnya.

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top