Author

Isni Maria - page 32

Isni Maria has 281 articles published.

Wabup, Ony Anwar Sambang Desa Gendingan, Himbau Kades Transparan Kelola DD/ADD

di %s Pemerintahan 1,598 views

Sambang desa menjadi salah satu agenda penting Pemerintah Kabupaten Ngawi sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk pendampingan dan pengawasan penggunaan dana yang berasal dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang diterimakan secara langsung ke Pemerintah desa sekaligus diberikan otonomi untuk mengelolanya. 

Pun, yang dilakukan Wakil Bupati, Ony Anwar ke desa Gendingan Kecamatan Widodaren, Jumat (15/8) bersama sejumlah pejabat lingkup Pemkab Ngawi. Kedatangannya kali ini, selain untuk meninjau penggunaan DD/ADD, juga untuk melihat secara langsung agrowisata yang dikembangkan di desa ini, tepatnya di dusun Nglokeh dan pembangunan infrastruktur di dusun Kedung Prawan.

Wabup memberikan apresiasinya untuk warga desa, pasalnya mampu membuat inovasi dibidang pertanian ini .“Pengembangan ini akan menjadi embrio kegiatan ekonomi kreatif bagi warga disini, sehingga nantinya bisa memunculkan kegiatan lainnya guna mendukung pariwisata Mina Padi tersebut,” ujar Ony Anwar.

Kemudian Wabup beserta rombongan menuju dusun Kedung Prawan untuk melihat langsung pengerjaan pavingsasi sepanjang 760 meter yang dikerjakan tepat waktu dan sesuai standart yang ditetapkan, “Pendampingan teknis dari pihak terkait, tentunya menjadikan pekerjaan ini sesuai dengan yang diharapkan,” kata Wabup disela kunjungannya.

Dikesempatan ini Ony Anwar menghimbau Kepala Desa untuk memberikan pelayanan informasi secara detail dan transparan untuk menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya, “Terkait DD dan ADD ketika bisa dikontrol bersama, InsyaAllah, gerakan gotong royong serta guyub rukun ini akan senantiasa bisa dihadirkan di lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Sementara menurut Kepala Desa Gendingan melalui Sekretaris Desa, Arifin mengungkapkan bahwa DD di desanya di tahun 2019 dikelola dan dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur jalan, pelayanan kesehatan masyarakat juga inovasi agrowisata yang nantinya bisa untuk menambah pendapatan bagi desanya. “Infrastruktur seperti pavingsasi di setiap gang, sedangkan Posyandu untuk antisipasi gizi buruk pada balita.Dan, agrowisata ini diharapkan nantinya bisa menambah pendapatan desa,” kata Arifin.

Arifin mengatakan, Agrowisata dilakukan di dusun Nglokeh berupa Mina Padi, “Merupakan suatu bentuk usaha tani gabungan atau Combined Farming yang memanfaatkan genangan air sawah yang ditanami dengan kolam budidaya,” terangnya.

Ditambahkan Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Parwoto bahwa inovasi mina padi ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk wisata edukasi penanaman padi dengan mengoptimalkan lahan sawah, “Ini tidak hanya agrowisata yang menampilkan sawah dengan tanaman padi dan budidaya ikan tapi terdapat edukasi pertanian yang sifatnya demplot, pengunjung bisa praktik langsung,” jelasnya.

Masih dikatakan Parwoto dalam jangka panjang di tempat ini akan dikembangkan tanaman hidroponik, “Ini untuk memanfaatkan air melimpah yang ada disini,” katanya.

Warga desa nampak antusias menyambut kedatangan Wabup, bahkan dari wajah mereka tak lepas dari senyum ketika berkesempatan sarapan bersama di rumah salah satu warga. (nf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Eksistensi Keduk Beji di Tengah Globalisasi

di %s Seni Budaya 1,929 views

Seiring kemajuan era digitalisasi saat ini, tentunya bisa menjadi ancaman bagi eksistensi jati diri bangsa, yang bisa tercermin dari semakin tergesernya budaya lokal atau tradisi oleh budaya global. Belum lagi, generasi muda sekarang sebagai produk modern yang tidak begitu tertarik terhadap sesuatu yang berbau tradisi, bahkan lebih dianggap kuno atau ketinggalan zaman.

Kondisi inilah yang terus mendorong Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk terus berkomitmen dalam melestarikan tradisi, juga sebagai upaya akselerasi pembangunan di sektor pariwisata. Adalah Keduk Beji atau upacara adat bersih sendang, yang digelar warga desa Tawun Kecamatan Kasreman, Selasa (13/8) lalu.

Tradisi leluhur ini terus dilakukan hingga sekarang, sebagai wujud peringatan hilangnya, Raden Ludrojoyo yang hilang saat Tapa Kungkum (berendam) di Sendang Tawun. Upacara adat ini, biasanya digelar tiap hari Selasa Kliwon jelang bulan Sura berdasarkan perhitungan kalender Jawa Islam.

Menurut Supomo, sesepuh desa Tawun mengatakan tradisi ini sudah sejak lama dilakukan untuk mengenang hilangnya Raden  Ludrojoyo yang berani mengorbankan jiwa dan raganya dengan bertapa, memohon kepada yang kuasa untuk menghidupkan mata air didesa ini,” cerita Mbah Wo sapaan akrabnya.

Konon, tepat di hari Selasa Kliwon, tepat pukul 00.00, terdengar ledakan keras, yang disertai keluarnya air dari tempat Ludrojoyo bertapa, muncul sumber air, “Sejak saat itulah, peringatan Keduk Beji ini dilakukan untuk membersihkan sendang Tawun ini,” lanjutnya.

Upacara sakral ini, diawali dengan pengedukan atau dibersihkannya sendang (kolam,red) dari kotoran. Uniknya, hanya boleh dilakukan oleh kaum laki – laki, dengan mengambil semua kotoran yang ada disitu dengan saling memukul menggunakan ranting yang diiringi tabuhan gendang. Supomo mengatakan, saling pukul atau istilah yang dipakai disini kecetan difilosofikan sebagai sikap legowo, tidak boleh mendemdam satu sama lain, “Mereka joget juga, waktu pembersihan ini,” katanya.

Kemudian upacara dilanjutkan dengan tari persembahan Galih Nogo Seno, lalu penyileman (menyelam pusat sumber air, untuk mengganti kendi yang dilakukan oleh keturunan Ludrojoyo. “Syaratnya harus laki – laki dan siap untuk nyilem. Sebab, nggak semua keturunannya siap,” jelas Mbah Wo.

Mbah Wo menuturkan setelah nyilem diteruskan upacara penyiraman air legen (air dari buah Siwalan,red) ke dalam sumber air, “Kemudian  menyeberangkan sesaji dari arah timur ke barat sumber air, berupa daging Kambing kendit, ini harus ada tidak boleh nggak ada,”tandasnya.

Prosesi ini ditutup dengan selamatan serta makan berkat (makanan, red) gunungan lanang  dan wadon yang disediakan warga yang dipercaya bisa mendapatkan berkah.“Makanan untuk selametan disediakan warga sekitar yang leluhurnya dimakamkan di area Tawun ini,” tuturnya.

Hadir dalam acara tradisi ini, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono didampingi Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Ngawi, sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Bupati Ngawi, Budi Sulistyono mengatakan upacara adat ini akan dikembangkan terus karena potensinya sangat luar biasa, “Ini tidak hanya sekedar melestarikan budaya tetapi juga untuk mengembangkan potensi pariwisata disini,” ungkapnya.

Budi Sulistyono menjelaskan sektor wisata mampu menjadi sumber ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, “Kita akan kembangkan lagi lebih tajam, menjadi sumber wisata dan ekonomi,” lanjutnya.

Senada dengan Bupati Ngawi, Plt. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Raden Rudi Sulisdiana mengatakan kedepannya tradisi ini akan dikembangkan dan dilestarikan, bahkan dipatenkan, “Keduk Beji menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Ngawi, yang akan di patenkan. Kami akan presentasikan di Jakarta dalam waktu dekat ini, sehingga tidak bisa diklaim daerah lain,” ungkap Raden Rudi.

Acara tahunan ini, mampu menyita perhatian masyarakat, tidak hanya sekitar tetapi juga luar daerah, terlihat dari berjubelnya penonton ketika prosesi dimulai. (nf/la/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Puluhan Pelajar Ikuti, Takbir Keliling Idul Adha 1440 H

di %s Agama 1,440 views

Mengambil start didepan Masjid Agung Baiturrahman Ngawi, Bupati Ngawi Budi Sulistyono berangkatkan Takbir Keliling Idul Adha 1440 H, Sabtu (10/8) malam. Hadir dalam acara ini, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh Sodiq Triwidiyanto, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi, dan pejabat lingkup Pemkab Ngawi.

Berbicara tentang Idul Adha, Bupati Ngawi mengatakan sama halnya dengan Pancasila, gotong royong, kemanusiaan dan kebersamaan, “Jadi inilah momentum kita bersama – sama memberikan sebagian harta kita, bisa berupa kambing atau sapi seperti yang menjadi tuntunan-Nya. Mudah – mudahan, amalan kita semua diterima Allah Subhanahu wata’ala,” pungkasnya.

Sementara menurut panitia penyelenggara, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Sri Martatik mengungkapkan acara ini selain untuk menyemarakkan Idul Adha 1440 H, juga upaya untuk meminimalkan kegiatan masyarakat yang bersifat negatif, “Selain itu juga untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah,” kata Sri Martatik disela sambutannya.

Acara ini diikuti pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK dan Remaja Masjid (remas,red). Pun, rute takbir kali ini, Jl. Imam Bonjol – Jl.M.H. Thamrin – Jl. Jaksa Agung Suprapto – Jl. Dr. Soetomo – dan finish di Jl. Ronggowarsito (dn/arf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Idul Adha, Pemkab Ngawi Berikan Hewan Kurban di Masjid Nurul Huda Pitu

di %s Agama 1,183 views

Di masjid Nurul Huda Dusun Beton Desa Selopuro Kecamatan Pitu, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, didampingi Wakil  Bupati Ngawi, Ony Anwar, bersama Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto, serta pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi melaksanakan sholat Idul Adha bersama masyarakat setempat, Minggu (11/08).

Idul Adha menurut Bupati, dimaknai sebagai momentum untuk berbagi dengan sesama, terutama bagi yang mampu untuk berkorban,“ Maknanya, pengorbanan. Jadi yang mampu harus berani berkorban, saya yakin ini akan bermanfaat bagi warga yang kurang mampu,” kata Budi Sulistyono.

Selain itu, Bupati juga mengatakan untuk bisa mengartikan perayaan kurban ini untuk meneladani keikhlasan serta ketulusan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam,“Dengan Idul Adha ini bisa menjadi ajang introspeksi diri tentang sejauh mana keikhlasan kita, terutama saat kita beribadah,” ujarnya. Untuk jamaah yang hadir, Budi Sulistyono berpesan untuk selalu menanamkan tauhid didalam hati dan akal pikiran.

Usai sholat Idul Adha, dilakukan penyerahan hewan kurban dari Pemkab Ngawi ke Ta’mir Masjid Nurul Huda sebanyak 1 ekor sapi, dan 14 ekor kambing yang nantinya akan dibagikan ke masjid yang di wilayah Kecamatan Pitu. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top