Author

Isni Maria - page 28

Isni Maria has 281 articles published.

Tanggal 17 Apel Pembinaan Staf, Sekda Minta Tahun 2020 RPJMD Capai Target

di %s Pemerintahan 1,180 views

Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, Mokh Shodiq Triwidiyanto pimpin  apel pembinaan staf yang rutin dilakukan setiap tanggal 17 yang diikuti seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi, di halaman Pendopo Wedya Graha, Selasa (17/9)

Dalam apel kali ini, Mokh Shodiq Triwidiyanto menyampaikan beberapa point penting yang tengah menjadi perhatian Pemerintah saat ini diantaranya terkait semangat membangun pemerintahan untuk melayani masyarakat untuk terus ditingkatkan serta digelorakan, “Yang kita capai sampai hari ini bagian dari kebersamaan serta kegotong royongan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Jadi prestasi – prestasi yang di raih di Kabupaten Ngawi sekarang ini adalah upaya dan hasil kerja dari semua OPD,” katanya.

Selain itu, Sekda juga memberikan apresisasi untuk prestasi yang baru saja di raih dari Kementerian Perhubungan, Wahana Tata Nugraha (WTN). Menurutnya, penghargaan ini berkat kerja keras Pemkab Ngawi dalam menyediakan sarana dan prasarana perhubungan yang representatif bagi masyarakat,  “Dengan penghargaan ini kita jangan terlena dan berpuas diri tapi harus dijadikan semangat untuk lebih baik lagi, khususnya dalam melayani masyarakat di bidang trasportasi umum,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Sekda meminta diakhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati di ditahun 2020,  Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus dicapai sesuai target, “Capaian target kinerja di tahun 2019 yang sudah PAPBD  kita harus mewaspadai, jangan sampai waktu yang sempit ini terlewatkan begitu saja, yang lebih penting lagi RPJMD berakhir di tahun 2020 bisa terselesaikan targetnya,” tandasnya.

SAKIP dan reformasi birokrasi yang dilakukan Pemerintah, menurut Sodiq adalah salah satu upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Selain itu, juga ditegaskan bahwa penilaian SAKIP juga harus diimbangi dengan kinerja yang baik, supaya Kabupaten Ngawi diperhitungkan sebagai daerah yang memiliki perhatian khusus terhadap pembangunan, “Undang – Undang tentang Pemerintah itu ada dua tujuan, mensejahterakan masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah. Nah, kita harus bersaing dengan daerah lain untuk meningkatkan kesejahteraan itu, termasuk dokumentasi SAKIP dan reformasi pun bagian dari itu,” ungkapnya.

Dalam apel rutin ini, Sekda juga mengajak seluruh ASN untuk menyisihkan rezekinya untuk membantu warga Ngawi yang berada di 47 desa terdampak kekeringan akibat kemarau berkepanjangan, “Alhamdullilah, hari ini telah spontan tanpa ada perencanaan terkumpul, empat belas juta enam ratus sepuluh ribu rupiah,” pungkasnya. Sekda berharap bantuan ini bias meringankan beban warga yang daerahnya mengalami krisis air. (nf/kominfo) 9

Sebar dan Bagikan :

Shares

Ngawi Tea Festival 2019, Angkat Popularitas Teh Asli Ngawi

di %s Seni Budaya 1,426 views

Indonesia saat ini tercatat sebagai negara produsen teh terbesar ketujuh dunia setelah negara Sri Langka, dilansir dari indonesia-investments.com. Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Pasar ekspor utamanya adalah Rusia, Inggris, dan Pakistan.Sehingga komoditas teh mampu menyumbang devisa hingga  USD 110 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun dari ekspornya diberbagai negara. Teh Indonesia dikenal karena memiliki kandungan katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia. Kebanyakan produksi teh Indonesia adalah teh hitam, diikuti oleh teh hijau.

Dan, tanaman yang bisa tumbuh didataran tinggi ini menjadi salah satu tanaman unggulan disektor pertanian, termasuk Kabupaten Ngawi.

Ngawi Tea Festival 2019 adalah salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk meningkatkan popularitas serta inovasi olahan teh asli Ngawi bertempat di Alun – Alun Merdeka Ngawi, Jumat – Sabtu ((13-14/09)

Didalam event ini pagi harinya, juga digelar workshop bertempat di Gedung Kesenian, dengan menghadirkan narasumber ahli konsultan teh, Heru Purwanto bersama Trias Kristian salah satu pimpinan perusahaan teh di Ngawi dengan menyampaikan sejarah teh, pengolahan teh dan juga manfaat teh.

Saat menyeduh teh, menurut Heru Purwanto tidak boleh dilakukan berulang kali, tetapi hanya sekali saja, “Tidak boleh teh yang sudah di seduh, lalu di seduh lagi.  Teh itu menyehatkan tapi kalau cara memasaknya salah maka malah akan jadi penyakit,” tandas Heru saat menyampaikan cara menyajikan teh.

Sementara menurut Bupati Ngawi, Budi Sulistyono saat membuka acara ini mengatakan kegiatan ini untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dalam mengkonsumsi teh lokal Ngawi yang berasal dari perkebunan teh Jamus. “Mungkin saat ini masyarakat Ngawi masih sedikit yang minum teh lokal asli, maka kegiatan ini bisa mengapresiasi penikmat teh Ngawi. Dan, pada gilirannya nanti akan bisa meningkatkan produktifitas, dan kualitas sekaligus peningkatan kesejahteraan petani, penggiat teh yang ada di kabupaten Ngawi,” ujar Bupati.

Selain itu, Budi Sulistyono juga mengungkapkan acara ini sebagai upaya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif untuk pelalu dan penggiat untuk menggunakan teh asli Ngawi agar semakin dikenal, “ Kalau sudah dikenal tentu dampaknya pada kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha teh disini. Dan diharapkan dapat menciptakan multiplier effect sehingga pertumbuhan ekonomi kesejahteraan rakyat tercapai dengan cepat,” tegas Bupati.

Usai membuka acara yang baru digelat perdana ini, Bupati bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, serta jajaran pejabat lingkup Pemkab Ngawi melakukan Nyahi atau budaya meminum teh tradisi betawi  yang biasanya dilakukan di sore maupun pagi hari. Teh yang disajikan dalam Nyahi merupakan jenis teh tubruk yang diseduh tanpa disaring. Tak sedikit pula yang mengatakan bahwa tradisi minum teh ini di adaptasi dari budaya Cina.

Sedangkan Nyahi menurut Heru Purwanto, adalah berkumpul dengan keluarga untuk menikmati teh dengan menggigit gula jawa setelah meneguk teh. “ Teh tidak dicampur apapun, harus terlihat daunnya dan tidak disaring,” jelasnya saat ikut Nyahi

Tema acara yang digelar dua malam ini adalah Teh Itu Menyehatkan Apalagi Teh Dari Ngawi, Mbook Yo Ngeteh Ae  dimaknai ketika belum semangat adalah nge teh ae,  atau ketika kurang enak badan maka minum teh bisa membuat lebih menggairahkan, “Kemudian bila mana anda sedang panik atau stres maka pilihan terbaik adalah ngeteh ae,” seloroh Heru.

Kegiatan ini juga diisi dengan beragam agenda seperti lomba fotografi, mewarnai dan Tea Gathering. Selain itu ada sekitar 20 stand ikut meramaikan event yang hadiri sejumlah bintang tamu artis terkenal Wahyu Selow dan Ndarboy Genk. (team/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

BID Kluster II 2019, Wabup Harapkan Desa Bisa Optimal dan Efisien Gunakan ADD dan DD

di %s Pemerintahan 1,293 views

Program Inovasi Desa (PID) yang merupakan salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) sejak 2017 lalu dibawah Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) untuk mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan Dana Desa (DD) dengan memberikan referensi dan inovasi – inovasi pembangunan desa sehingga diharapkan bisa menumbuhkan kreatifitas desa dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Pun, Pemerintah Kabupaten Ngawi yang terus konsisten dan berkomitmen dalam program ini bertempat di Graha Semar Kecamatan Ngrambe, Rabu (11/9) gelar Bursa Inovasi Desa (BID) Kluster II dan dibuka langsung oleh Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong.

Hadir dalam acara ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa, Kabul Tunggul Winarno,  Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD),  Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Ngrambe, Sine, Karanganyar, Jogorogo, Widodaren, Mantingan, Kendal, Pitu, Gerih dan Kedunggalar.

Menurut Kepala DPMPD, Kabul Tunggul Winarno BID Kluster II diikuti 10 Tim Pelaksana Inovasi Desa dan terbagi dalam 109 desa.“BID sebagai wadah penyebaran dan pertukaran ide atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa. Jika itu baik dan bias diterapkan didesa lain maupun direplikasi desa lainnya,” kata Kabul.

Dikatakan Kabul, dalam hal ini tidak hanya pameran produk unggulan tetapi juga ide kreatif dalam pembangunan desa serta memberi isiatif atau alternative kegiatan pembangunan di desa terkait penggunaan DD yang lebih efektif dan efisien, “Sehingga kesejahteraan serta perekonomian masyarakat lebih bisa meningkat dan semakin maju,” lanjutnya.

Sementara Wabup, Ony Anwar menyampaikan BID tahun 2019 ini ditekankan khusus bagi Kepala Desa terpilih untuk lebih bisa berkomitmen dalam berinovasi mewujudkan kreatifitas, “Sehingga nanti diharapkan bisa optimal serta efisien dalam penggunaan anggaran desanya. Disamping itu berpartisipasi masyarakat harus hadir dalam setiap pola kerja pembangunan yang dilaksanakan di Pemerintahan desa,” tegas Wabup.

Ony Anwar berharap keberadaan BID ini dapat dimanfaatkan lebih maksimal dan efektif untuk pembangunan desa dan peningkatan ekonomi masyarakat desa, “Harapannya dengan seperti itu lebih banyak kegiatan atau program yang diselenggarakan desa bisa menghemat dana, baik dari Alokasi Dana Desa (ADD) maupun DD sehingga lebih efisien penggunaannya,” tandasnya.(nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Rizki Syairul Barokah Nominator Pemuda Pelopor 2019, Asal Kabupaten Ngawi

di %s Tekno Sains 1,745 views

Tim Penilai dan verifikasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI (Kemenpora) melakukan tinjauan langsung di lapangan terhadap Calon Pemuda Pelopor Tingkat Nasional tahun 2019,  Rizki Syairul Barokah asal Desa Ngompro Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi. Rombongan Tim Penilai ini disambung Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar di Pendopo Wedya Graha, Selasa (10/9).

Rizki Syairul Barokah adalah salah satu nominator dari  lima pemuda asal Provinsi Jawa Timur yang berhasil masuk dalam penilaian nasional sebagai calon pemuda pelopor Kemenpora RI. Selama ini, Rizki giat serta gigih mengajak petani yang ada di desanya untuk menerapkan sistim pertanian organik.

Menurut Wabup yang membuat sulit dalam implementasi pertanian organik adalah konsistensi bertani organik, “ Pemerintah saja belum tentu bisa mengajak satu desa bertani organik. Dan, ini yang perlu ada penilaian khusus, sebab secara konsep sudah lama dan menjaga konsistennya ini menjadi nilai plus,”kata Wabub dalam sambutannya.

Ony Anwar menambahkan jika yang dilakukan Rizki ini mendapat perhatian khusus serta intervensi dari Pemerintah pusat secara terus menerus, bukan tidak mungkin ketahanan pangan akan terjaga juga terpenuhi. “Contoh ini bisa membuka mata pemerintah pusat. Sebab, ketika ini diintervensi secara sungguh – sungguh ketahanan pangan nasional akan terjaga,” tegasnya.  Selain itu, Wabup berharap Rizki bisa terpilih dalam event ini, “Harapan besar bagi seluruh warga Kabupaten Ngawi khususnya desa Ngompro, Rizki bisa menang manjadi Pemuda Pelopor 2019,” lanjutnya.

Usai diterima Wabup, Tim Penilai menuju desa Ngompro untuk bertemu Rizqi untuk mendengarkan pemaparannya mengenai pertanian organik yang menjadi unggulan programnya.

Tim Penilai dari Kemenpora RI diwakili Kepala Bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan, Agus Nilmada Azmi didampingi Kabid Kepemudaan, Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jawa Timur, Haris Ramadhan. Seperti yang disampaikan Agus Nilmada Azmi, akan ada 4 kriteria dalam penilaian kali ini, diantaranya kepemimpinan, ke- ulet- an, dampak dan kreatifitas, “Tapi yang paling tinggi nilainya untuk kriteria kepemimpinan. Disini selain pemaparan nanti juga ada diskusi untuk menambah point dari proposal yang diberikan Mas Rizki,” ungkap Agus.

Hingga akhir penentuan nanti, menurut Agus masih ada penilaian 2 sampai 3 tahapan lagi, “Sampai akhirnya calon Pemuda Pelopor itu layak untuk mengikuti proses selanjutnya. Kita akan panggil ke Jakarta mengikuti seleksi akhir menyampaikan atau mempresentasikan kepeloporannya kedepan juri independen,” terangnya.

Ditemui disela acara, Rizki menyampaikan rasa syukurnya dan berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, terutama Pemerintah Kabupaten Ngawi yang selama ini sudah memfasilitasinya hingga menjadi salah satu nominator di Jatim, “Terutama dari Dinas Pertanian yang banyak memberikan pelatihan, terus ini yang paling penting pembiayaan untuk sertifikasi organik,” ujarnya.

Rizki mengungkapkan bahwa mengajak petani untuk bertani organik bukan perkara mudah, sebab hasil panen dengan metode ini hasilnya tidak sebanyak menggunakan pupuk kimia, “Yang susah itu mengubah mindset  petani, kalau dulu tanpa urea padi ndak bisa tumbuh  itu hambatan yang paling sulit. Tapi dengan bukti, akhirnya banyak petani yang sudah mulai mencobanya,” tuturnya.

Kendala lain, Rizki mengatakan petani harus mau sabar, sebab ketika menanam pertama itu berbeda jauh dengan pertumbuhan dengan metode tanam sebelumnya yang memakai obat kimia, “Selain itu pemasukan agak lama, karena kita juga menjual berasnya itu mandiri,” imbuhnya.

Turut hadir dalam rombongan Tim Penilai ini, jajaran pejabat Dinas Pertanian, Disparpora dan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ngawi. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top