Benteng Pendem Van Den Bosch digadang jadi ikon wisata Ngawi
Kabupaten Ngawi sebentar lagi punya ikon wisata yang telam lama terlupakan oleh warganya yakni Benteng Van Den Bosch atau yang lebih dikenal dengan sebutan Benteng Pendem yang terletak di Kelurahan Pelem, Ngawi. Peninggalan jaman Kolonial Belanda yang dibangun tahun 1839-1845 silam.
Konon, bangunan yang didirikan oleh Van Den Bosch untuk menghadapi perlawanan serangan rakyat terhadap penjajah salah satunya pejuang dari Ngawi yang dipimpin Wirotani yang merupakan pengikut setia Pangeran Diponegoro. Namun, bangunan yang penuh histori tersebut hampir tidak tersentuh perawatan ataupun pemugaran sama sekali akibatnya tidak jarang dibeberapa bagian benteng mengalami rusak berat.
Dalam tiga tahun kedepan sesuai rencana pihak Pemkab Ngawi bakal dipugar yang diambilkan anggaran Rp 17 miliar dari APBD Pemprov Jatim dan pemerintah pusat.
“Sudah ada kesepakatan dengan berbagai pihak dan sekarang tinggal menunggu proses lelang,” terang Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono.
Setelah proses lelang selesai maka pihak Pemprov Jatim dan pemerintah pusat akan menggelontorkan anggaran secara bertahap dalam kurun tiga tahun. Untuk tahun pertama dan kedua bakal digerojokan masing-masing 6 miliar, sedangkan pada proses finishing pada tahun ketiga bakal menerima anggaran 5 miliar. Akan tetapi dalam batas waktu tiga tahun proses renovasi selesai bilamana anggaranya masih kurang maka Pemkab Ngawi akan mengusulkan tambahan dana guna menuntaskan pemugaran.
Pada tahap awal renovasi difokuskan pada bagian bangunan yang mengalami tingkat kerusakanya parah. Dimana seperti yang terlihat saat ini, ada bagian bangunan yang termakan usia mengalami kelapukan demikian halnya ada sisi bangunan yang mau roboh. “Renovasi pada tahun pertama pasti kita arahkan ke bagian yang rusak berat jadi jangan sampai membahayakan,” kata Bupati Ngawi.
Meskipun Benteng Pendem bakal direnovasi besar-besaran akan tetapi tidak mengurangi keaslianya sendiri. Terkait sasaran pengunjung sendiri, Ir Budi Sulistyono tidak terlalu menjanjikan secara berlebihan. Menurutnya untuk sementara waktu memancing geliat wisata bagi masyarakat Ngawi dan sekitarnya. Akan tetapi kalau jumlah pengunjung mulai meningkat maka baru dibicarakan masalah provit sebagai pendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ngawi.(http://www.sinarngawi.com)
Usia Pensiun Saat yang Menyenangkan untuk Bekerja
Di usia pensiun, pekerjaan tidak sekedar dianggap untuk mencari uang tapi juga kesenangan.
Demikian kesimpulan penelitian yang difasilitasi Lembaga Pelayanan Komunitas Schwab baru-baru ini.
Tim peneliti melakukan survei terhadap 1.004 pekerja dengan rentang usia 50-69 tahun. Dalam pengamatannya, hampir 30 % pekerja mengatakan pada masa itulah mereka merasa pekerjaan sebagai hal yang menyenangkan sepanjang karir mereka. Kemudian ada 60% partisipan yang mengatakan mereka menyenangi tugas yang mereka kerjakan, dan 50% partisipan yang menyatakan menyukai para rekan kerja mereka.
Presiden Schwab Carrie Schwab-Pomerantz, menyatakan hal yang paling mengejutkan dari penelitian itu adalah rata-rata partisipan yang telah melewati usia 60 tahun menyatakan tidak memiliki rencana pensiun.
Walaupun hampir semua partisipan mengakui bahagia, ada sekitar 40% pekerka yang mengaku khawatir dengan kemampuan keuangan mereka.
Apalagi kondisi kesehatan yang membutuhkan perawatan karena terus menurun ketika usia semakin tua. (mediaindonesia)
Hajar Tiga Gol Tanpa Balas, Persinga Lolos Enam Belas Besar Divisi II PSSI
Peluang Persinga untuk lolos ke putaran final kompetisi Divisi II PSSI cukup terbuka lebar setelah berhasil menduduki peringkat pertama Grup C dengan mencuri point 16 saat melawan Persibat Batang Jawa Tengah dengan skor 3-0 di Stadion Ketonggo, Minggu sore (29/4).
Kemenangan yang diraih Persinga dalam laga tuan rumah cukup memuaskan dalam tiga kali tanding berturut-turut mencuri angka mutlak. Pada pertandingan laga tuan rumah Persinga dihari pertama menjamu Perssis Sukabumi 4-1 (27/4), disusul melawan PSB Kranggan dengan angka yang sama 4-1 (28/4) dan terakhir penyisihan enam belas besar Grup C menghajar Persibat Batang dengan 3-0 (29/4).
“Kita sudah lolos ke babak enam belas besar divisi II PSSI, memang dalam Grup C yang paling berat ya dari Persibat Batang tadi, namun demikian kita perlu menggenjot semangat lagi buat anak-anak untuk menghadapi babak berikutnya tanpa merubah skuad yang ada,” ujar Manajer Persinga, Amin Sunarto. Dia menambahkan, dengan lolosnya Persinga ke babak berikutnya, dirinya akan menyiapkan pemain lebih maksimal dibawah pelatih Putut Wijanarko, Asisten Pelatih, Prapto W dan Setiono. Sehingga, saat mengarungi babak delapan besar pihaknya terus memaksimalkan pemain yang ada. “Di babak selanjutnya jelas lebih berat, jadi kita harus mengasah kemampuan pemain mulai sekarang,” ungkapnya.
Sementara itu, pelatih Persinga, Putut Wijanarko mengaku telah menyiapkan menu latihan ekstra bagi anak asuhannya menjelang putaran selanjutnya. “Perbaikan memang harus kami lakukan, kita akan menutup kelemahan permainan yang menjadi persoalan baik dalam menyerang dan bertahan,” paparnya. Kemudian pada saat Persinga menjamu tamu-tamunya pemain dengan nomor punggung 13 Maryono menjadi bintang lapangan. Pemain muda asal dari Malang ini penyumbang gol terbanyak bagi timnya. “Dalam laga tuan rumah memang cukup berat dimana dalam tiga hari berturut-turut kita main terus, sehingga tenaga ekstra perlu ditingkatkan dengan menjaga kebugaran, dan semangat kita serta kawan-kawan tidak lepas dukungan semua suporter Persinga,” jelasnya.(sinarngawi)