Author

Isni Maria - page 62

Isni Maria has 281 articles published.

Gumbrekan Mahesa & Karnaval Kerbau Jadikan Bulak Pepe Banyubiru Destinasi Wisata Alternatif di Ngawi

di %s Sekitar Kita/Seni Budaya 1,166 views

Untuk tingkatkan potensi wisata di Bulak Pepe Kecamatan Widodaren digelar acara Gumbrekan Mahesa yang diharapkan nantinya tempat ini akan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif di Kabupaten Ngawi, Rabu (5/9). Gumbrekan Mahesa dan Karnaval Mahesa yang di ikuti 522 kerbau milik 65 warga.

Acara yang baru perdana ini nyatanya mampu menarik perhatian dan antusiasme masyarakat untuk menyaksikan gelaran ini.
Selain itu, nampak hadir Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Pejabat dilingkup Pemkab Ngawi.

Sejarah adanya ritual ini dimulai dengan adanya ritual setiap tahun yang bertepatan dengan pemetikan hasil sawah (Panen) yang dilaksanakan satu tahun sekali dan maksud dari ritual ini yaitu wujud syukur peternak kerbau terhadap Allah SWT yang telah memberi sehat kepada kerbau kita sampai selesai mengerjakan sawah (Bajak Sawah). “Ritual-ritual lain masih banyak tetapi yang melaksanakanya tinggal beberapa orang saja, nah makanya dari kami dan saya selaku ketua ingin mengangkat dari budaya-budaya itu dan akan melestarikan seterusnya,” ungkap Agus Priyanto selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Barokah Desa Banyu Biru.

Dikesempatan ini Bupati Ngawi berpesan kepada masyarakat yang menggembalakan kerbau di tanah milik Perusahaan Hutan Negara Indonesia (PERHUTANI) untuk turut menjaga kelestarian dan berkerjasama mengolah lahan hutan ini dengan baik, “Maka pada hari ini kita tidak akan bicara lagi mengenai kerbaunya saja, kelestarian kerbau dan bertambah populasi kerbau tetapi juga bagaimana ternak kerbau ini menjadi sebuah destinasi wisata tersendiri,” ujar Budi Sulistyono

“Saya juga berharap para peternak ini tidak menjual keluar tetapi menjual pada internal sendiri, sehingga tetap pada disini dan tetap dikembangkan serta bertambah populasinya,” tambahnya.

Sementara Heru Dwi Kunarwanto selaku Administratur Perhutani KPH Ngawi juga menambahkan, bahwa adanya kerjasama masyarakat dan Perhutani kami berharap Gumbrekan di Dusun Bulak Pepe ini menjadi destinasi wisata entah itu wisata Desa atau wisata Budaya. “Harapan saya yaitu wilayah ini bisa maju bisa meningkatkan perekonomian disekitar sini dan tentu saja kita saling berkolaborasi dengan masyarakat” ucapnya. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Konjen Jepang Resmikan Polindes Desa Babadan

di %s Kesehatan 1,630 views

Konsul Jenderal Jepang Masaki Tani resmikan Pondok Bersalin Desa (Polindes) Desa Babadan Kecamatan Paron, Selasa  (4/6) didampingi Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto,   Direktur Jalin Nusa Institude, Suud Bawazier, Kasi Pengawasan Lembaga Asing Direktorat Kewaspadaan Nasional, Katarina Rambu Abang serta pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Pembangunan Polindes  Babadan ini merupakan bantuan hibah dari program Grassroots untuk keamanan manusia oleh Pemerintah Jepang yang difasilitasi oleh Jalin Nusa Institude, yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan ibu hamil dan balita di wilayah ini.

Menurut Masaki Tani kesehatan ibu dan anak merupakan suatu hal yang penting. Apalagi mengingat masih tingginya angka kematian ibu termasuk diwilayah ini.

Kondisi tersebut menurut Masaki akibat dari minimnya fasilitas sarana dan prasarana medis bagi ibu hamil dan balita. “Untuk itu, dibangunnya Polindes ini diharapkan mampu memberikan ketenangan bagi ibu melahirkan dan mengurangi gizi buruk sekaligus meningkatkan pelayanan Posyandu disini,” ungkapnya.

Sementara Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan rasa senangnya atas program bantuan ini. Dan Bupati berharap bisa di manfaatkan seoptimal mungkin untuk peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi. “Saya sangat berterimakasih atas hibah Pemerintah Jepang, dan saya berharap bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak. Juga utamanya untuk masyarakat disini,” ucap Bupati.

Sementara Direktur Jalin Nusa, Suud Bawazier dalam sambutannya sampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi masyarakat yang turut terlibat dalam pembangunan Polindes ini. Menurut Suud, proyek ini juga berupa pengadaan alat kesehatan dan pelatihan bagi Kader Posyandu di desa ini. “Dengan sarana prasarana yang representatif dan memadai yang ada di Polindes ini, bisa berguna bagi peningkatan derajad kesehatan masyarakat didaerah ini,” ungkapnya.

Sebab, kesembuhan pasien tidak hanya ditentukan tenaga medis saja, tapi juga fasilitas pendukung yang memadai, “Oleh karena itu fasilitas memadai sangat menunjang dalam pelayanan kesehatan,” tandasnya.

Suud berharap adanya Polindes ini bisa mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Sebelum acara peresmian, Konjen Jepang bersama Bupati dan Direktur Jalin Nusa lakukan penanaman pohon, yang nantinya diharapkan mampu mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Dan, peresmian ini ditandai dengan pemotongan pita, dilanjutkan dengan tinjauan ke Polindes. Nampak antusiasme masyarakat sekitar selama acara ini berlangsung, tidak hanya itu sambutannya pun juga meriah dengan beragam sajian hiburan, termasuk salah satunya atraksi reog. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Tarik Wisatawan Dengan FGB Seloondo ke III

di %s Seni Budaya 1,807 views

Untuk menjaga kelestarian alam dan merayakan kerja budaya, masyarakat Desa Ngrayudan menghadirkan kembali acara Festival Gravitasi Bumi (FGB) Selondo ke 3 yang digelar setiap tahunnya. FGB tahun ini dengan tagline Pelangi Indonesia dan tema baru yaitu Indonesia kaya akan beragam budaya, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, (Sabtu – Minggu, 1-2/9) di Desa Wisata Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi

Kegiatan ini dibuka Sabtu Pagi (1/9) yang dimeriahkan oleh pasukan semut se Desa Ngrayudan, penampilan tari retno dumilah, reog singo mudo serta malamnya telah resmi dibuka oleh Wakil Bupati Ony Anwar saat Upacara Donowarih.

“Donowarih adalah penghormatan kembali kepada sumber mata air, selain kita mencintai alam kita, kita juga harus menjaga alam dengan cara tidak boleh buang sampah sembarangan dan harus cinta kepada lingkungan” Ucap Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Ngrayudan.

Dalam kegiatan ini pasukan semut se Desa Ngrayudan juga mengikuti kerja bakti dengan cara mengambil semua sampah di sekitar Seloondo. “Banyak warga sekarang sudah sadar tentang bagaimana tentang menjaga kelestarian alam dan mencintai alam. kita juga mengudakan metode penyadaran melalui pasukan semut, penyadaran mulai dari dini melalui anak-anak dan kita sadarkan bagaimana kita menjaga alam dan merawat alam” Jelas Ketua Pokdawis Desa Ngrayudan.

Pada hari kedua FGB Minggu (2/9) turut hadir Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Sekretaris Daerah M Sodiq Triwidiyanto, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pejabat dilingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi serta Bapak Camat dan kepala desa beserta rombongannya.

Dalam sambutanya Bupati Ngawi sangat mengapresiasi Kegiatan ini, beliau juga berharap adanya kegiatan ini akan mengakat wisata-wisata yang berada di Ngawi yang nantinya akan menambah pendapatan masyarakat Ngawi, yang artinya bahwa orang Ngawi ini sendiri harus mendukung penuh dalam wisata Ngawi dan harus berwisata ke Ngawi tanpa jauh jauh di luar Ngawi. “Kebutuhan manusia sekarang ini pada rekreasi, maka tempat-tempat rekreasi ini harus di Ngawi saja yang nantinya uangnya masyarakat Ngawi ya harus beredar di Ngawi” Jelas Bupati Ngawi.

“Saya juga berharap adanya kegiatan ini akan mengundang semua warga ngawi maupun luar Ngawi serta adanya pasuka-pasukan tentang sampah itu terus berjalan dan semua pengunjung-pengunjung yang ada disini jangan membuang sampah sembarangan” Tambahnya.

Dipenghujung acara ditutup dengan gelaran Keroncong Sarasvati, Anglur Selur, Unen-unen Rengel, Saung Swara, Acauntikalysaa, dan Sri Krisna and Friend dari Yogyakarta.(kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Lestarikan Tradisi Ngawi Melalui Upacara Adat Keduk Beji

di %s Seni Budaya 3,693 views

Keduk Beji Merupakan agenda tahunan yang selalu didukung Pemerintah daerah Kabupaten Ngawi yang diadakan setiap hari Selasa Kliwon dalam satu tahun sekali, Upacara Adat Bersih Sendang (KEDUK BEJI) ini berguna untuk mengenang hilangnya Raden Ladrojo yang hilang setelah Tapa Kungkum di Sendang Tawon, Selasa (28/08).

Upacara ini berhasil mengundang banyak masyarakat Ngawi guna melihat prosesi Upacara sakral tersebut, Bukan hanya itu Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono Beserta ibu Hj. Antik Budi Sulistyono, SH, dan Camat Kasreman Siswandi beserta ibu juga turut menghadiri kegiatan tersebut.

Tujuan adanya kegiatan ini selain untuk mengenang hilangnya Raden Ladrojo sekaligus membuat masyarakat tawun agar giat dalam bergotong-royong. “Tujuan bersih desa ditawun yaitu untuk meningkatkan kegotong-royongan masyarakat agar masyarakat mau bangkit lagi dari tradisional gotong-royong” Ujar Siswandi Camat Kasreman.

“Saya juga berharap adanya bersih desa, masyarakat tawun bisa ayem tentrem loh jinawi tidak ada halangan apapun, terkait dengan kepariwisataan diharapkan budaya tawun dapat menarik peran masyarakat untuk mengunjungi tawun, mudah mudahan tawun juga menjadi destinasi wisata yang kita harapkan dan dengan adanya event seperti ini masyarakat dapat guyup rukun dan meningkatkan pendapatanya” Tambahnya.

Sebelum melaksanakan Upacara yang sakral ini Bupati Ngawi beserta ibu akan melakukan kirap mulai pintu masuk Desa Tawun sampai depan pintu masuk kolam renang Tawun, yang di ikuti Reog Ngawi, Masyarakat sekitar yang akan membersihkan sendang dan adek-adek SMK 1 Kasreman Ngawi yang menggunakan pakaian adat Tradisional.

Upacara sakral ini juga menghadirkan Air Tape (Badeg) dan sesajen lainnya utuk Pelengkap Ritual Keduk Beji Ngawi, Ritual peletakan kendi ini dilaksanakan dua orang juru kunci dan warga sekitar khususnya laki-laki yang bertujuan agar air dari sumber tersebut dapat terus mengalir dan dapat mengaliri persawahan sekitar. “Kita setiap tahun sekali mengadakan upacara adat memasukan kendi kecil yang berisikan sesaji dan badeg itu supaya air sumber itu gak punah, bisa untuk mengaliri air sawah yang ada dibawah sumber ini, selain itu sumber ini juga untuk panghuripan desa tawun dan warga masyarakat ngawi sekitarnya” Ucap mbahwo Pomo selaku juru kunci.

 

Pada akhir kegiatan di tutup dengan warga sekitar yang sehabis membersihkan sendang dengan melakukan memukuli air yang di iringi lagu jawa dan di tutup dengan doa bersama (Bancaan) yang dilaksanakan warga sekitar. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top