Monthly archive

February 2019

Agro Gemilang 2019, Daun Nilam Ngawi Tembus Pasar India

di %s Sekitar Kita 2,422 views

Untuk mendukung program percepatan ekspor pertanian Badan Karantina Pertanian (Baratan) Provinsi Jawa Timur gelar Bimbingan Teknis Akselerasi Ekspor Komoditas Pertanian bagi kelompok tani di Ngawi, Rabu (27/02) bertempat di Convention Center Kawasan Jalan PB. Sudirman Ngawi.

Program Ayo Galakan Ekspor Generasi Millenial Bangsa atau Agro Gemilang 2019 yang diluncurkan Kementerian Pertanian ini dibuka oleh Wakil Gubenur Jatim, Emil Elestianto Dardak. Dalam sambutannya, Emil sampaikan bahwa kedaulatan pangan bisa sebagai indikator kedaulatan negara, “Makanya mengelola pertanian tidak hanya dengan hitungan Matematika saja, tetapi ada kehadiran Pemerintah serta tindakan untuk melindungi kesejahteraan dan kemaslahatan petani yang ada di Negara ini” ungkapnya.

Lebih lanjut, Emil katakan tidak salah jika melakukan regenerasi di sektor pertanian, dengan campur tangan Pemerintah baik pusat, maupun daerah secara konsisten dalam memfasilitasi  tercapainya sektor pertanian berdaya saing ekspor.

Emil juga katakan pentingnya peran serta generasi milenial disektor pertanian terutama untuk peningkatan hasil pertanian yang berkualitas, “Peran milenial sangat penting apalagi untuk penerapan teknologi di pertanian,” lanjutnya.

Lanjutnya, di Jatim ada petani primer sebesar 35 persen, makanya generasi milenial diharapkan bisa ambil peran di sektor ini secara terpadu dari hulu hingga hilir sekaligus mempersiapkan petani muda memasuki pasar ekspor diera Revolusi Industri 4.0,” tuturnya.

Dikesempatan ini, Emil juga berikan apresiasi terselenggarakannya kegiatan yang juga bagian dari Nawa Bhakti Satya atau 9 program kerja Gubernur dan wakil Gubernur Jatim yang baru, “Kami sangat  mengapresiasi langkah awal yang dilakukan ini. Serta kami ingin generasi milenial tertarik dan bisa ambil bagian disektor ini,” pungkasnya.

Di Agro Gemilang 2019 ini, Kabupaten Ngawi kirimkan ekspor perdana daun Nilam ke India sebanyak 5 ton. Seperti yang disampaikan Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono awalnya tanaman ini dianggap sepele, nyatanya justru dibutuhkan negara lain, “Maka apa saja komoditas yang ada di Kabupaten Ngawi akan dicoba potensi ekspornya, seperti daun Nilam ini ternyata banyak eksportir yang mau,” ungkap Bupati di sela acara.

Namun, menurut orang nomor satu di Ngawi ini berpesan agar dikaji lebih mendalam lagi, terkait skema produksi maupun manajemen ekspor. “Sebab semua barang yang akan diekspor harus memenuhi standart atau quality control yang tinggi baik,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Ngawi Marsudi sampaikan daun Nilam yang di ekspor ini memiliki harga jual 1.85 USD per kilogram, “Daun Nilam yang dikirim ini daun kering, dan tanaman ini banyak dibudidayakan di Kecamatan Jogorogo dan Ngrambe ” jelas Marsudi.

Dalam kegiatan ini selain daun Nilam kering juga dipamerkan beragam hasil produksi pertanian dan perkebunan di Kabupaten Ngawi, mulai kedelai, teh, kopi, cengkeh dan beras organik.

Hadir dalam acara ini Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Kepala Baratan Pusat Ali Jamil, Kepala Baratan (BBKP)Surabaya, Musyafak Fauzi, Forum Koordiansi Pimpinan Daerah Ngawi kelompok tani di wilayah Ngawi. (nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pemkab Ngawi, Gelar Tes Kompetensi P3K

di %s Kabar Ngawi 1,596 views

Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar tes kompetensi rekrutmen Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) bertempat di SMK Negeri 1 Ngawi, Sabtu (23/02). Seperti yang disampaikan Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), Yulianto Kusprasetyo tes kompetensi kali ini diikuti 167 peserta yang sebelumnya telah dinyatakan lulus seleksi administrasi. “Tes kompetensi nanti akan terbagi menjadi dua session, untuk yang pertama diikuti 151 peserta, dan kedua dengan jumlah 16 peserta,” ungkap Yulianto.

Masih menurut Yulianto ada tiga kategori  yang mengikuti seleksi kali ini, diantaranya eks Kategori II Guru, tenaga kesehatan, Tenaga Harian Lepas (THL) – Tenaga Tugas Bantu Penyuluh Pertanian (TBPP),” terangnya. Dan, tes kompetensi ini dilakukan dengan berbasis Computer Assisted Test (CAT), yang berisi materi soal yang dibuat oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) “ Terdiri dari materi kompetensi teknis dan manajerial masing-masing 40 butir dan kompetensi sosiokultural 10 butir,” terangnya.

Kepala BKPP tandaskan seleksi P3K tidak berhenti sampai pada tahapan ini saja, tapi ada kelanjutannya, yakni tes wawancara yang juga berbasis komputer dengan waktu 20 menit untuk menyelesaikan 10 soal. “Materi dalam tes wawancara ini adalah moralitas dan integritas,” tuturnya.

Dalam rekrutmen P3K, Yulianto jelaskan nilai passing grade (ambang batas) kelulusan telah ditetapkan pusat, “Ketetapan itu dalam Peraturan Menpan RB Nomor 4 Tahun 2019 tentang Nilai Ambang Batas Seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk Guru, Dosen, Tenaga Kesehatan, dan Penyuluh Pertanian,” beber Yulianto. Sementara nilai ambang batas dalam seleksi P3K ini untuk kompetensi teknis, manajerial, serta sosial kultural paling rendah 65 (akumulatif), dan nilai kompetensi teknis paling rendah 42. “Jadi peserta harus mampu melampaui semua nilai ambang batas tersebut, termasuk tes kompetensi dan wawancara,” katanya.

Sementara menurut Didik Kuntono salah satu peserta tes P3K, mengatakan tes seleksi ini diharapkan mampu memberikan angin segar bagi eks K II Guru untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah. “Inilah yang ditunggu – tunggu oleh kami, semoga seleksi ini nantinya bisa sukses serta mampu mengakomodir semua yang ada di Kabupaten Ngawi,” ucap Didik berharap.(nf/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Study Teknis Diskominfo Ngawi, Ajak Puluhan Jurnalis

di %s Teknologi Informasi 1,389 views

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ngawi adakan Study Teknis ke Yogyakarta, Kamis (21/02) dengan mengajak puluhan jurnalis wilayah kerja Ngawi dengan mengunjungi PT. BP Kedaulatan Rakyat (KR) yang merupakan salah satu perusahaan Pers tertua di Indonesia pasca kemerdekaan serta disambut langsung Redaktur Pelaksana, Joko Budhiarto.

Dikesempatan ini, rombongan diajak melihat proses produksi koran KR yang saat ini memiliki oplah hampir seratus ribu lebih, seperti yang disampaikan Joko Budhiarjo dalam forum diskusi disela kegiatan ini. Joko juga terangkan sejarah berdirinya KR dan strategi eksistensinya sampai sekarang. “Kami selama ini lebih mengedepankan nilai budaya dalam pemberitaan, ibaratnya ngono yo ngono tapi ora ngono,” ujar Joko.

Menurutnya, hal tersebut seperti yang selalu diajarkan pendiri KR, HM. Samawi dan M. Wonohito sejak terbit  27 September 1945, “Koran kita pun juga sempat dicekal pihak penjajah, karena mereka khawatir pemberitaan KR, bisa mempengaruhi rakyat untuk menentang penjajah. Makanya tidak mengherankan kalau penjajah itu tidak suka bangsa yang dijajahnya itu cerdas karena nantinya bisa memberontak,” ungkapnya. Lebih lanjut, Joko sampaikan bahwa KR pada masa penjajahan adalah salah satu alat perjuangan, yang selalu ada untuk rakyat khususnya Yogyakarta, “Meskipun pernah dibredel, KR bisa kembali terbit dan eksis sampai saat,” ujarnya.

Meskipun demikian Joko tidak menampik jika saat ini perusahaan pers kondisinya sudah berbeda, akibat perkembangan teknologi dan informasi, “Media idealis saat ini mungkin sulit ya, karena lebih ke media industri. Namun kita disini masih menjaga betul nilai yang selalu ditanamkan para pendahulu kita terutama untuk pemberitaan, nyatanya kita masih bisa memiliki segmen tersendiri,”jelasnya.

Sementara menurut Kepala Diskominfo Ngawi melalui Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik, Fuad Misbahuddin Fahmi ungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang media massa, termasuk manajemen ataupun redaksionalnya. “Kita kesini sangat ingin belajar dan mengetahui bagaimana proses didalam kegiatan media, selain itu juga silaturahmi bersama rekan – rekan media dalam rangka Hari Pers 2019 ini,” kata Fuad disela sambutannya. Fuad juga katakan bahwa KR menjadi tujuan kegiatan ini sebab KR mampu eksis selama 74 tahun lamanya.

Beragam pertanyaan diajukan peserta studi teknis, dalam session tanya jawab kali ini, terutama yang berkaitan dengan strategi KR dalam menjaga eksistensinya dengan Joko Budhiarto.

Disela kegiatan ini peserta juga berkesempatan ke Taman Tebing Breksi di Kecamatan Prambanan  Sleman Yogyakarta. Dan, dilanjutkan dengan arung jeram di aliran sungai Elo Kabupaten Magelang. (red/kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pelantikan Pengurus Peradi Ngawi Periode Tahun 2018 – 2023 Wabup Ony Anwar Minta Peradi Berperan dalam Pembangunan Ngawi

di %s Hukum dan Keamanan 1,791 views

Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) periode 2018 – 2023 gelar acara pelantikan Pengurus Peradi dan Pengurus Pusat Bantuan Hukum Cabang Ngawi di Convention Hall Notosuman Watualang, Rabu (20/02).

Hadir dalam acara yang bertema Mengenalkan Peran dan Eksistensi Peradi Ngawi Demi Tegaknya Keadilan, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Ketua Umum DPN Fauzie Yusuf, Sekretaris Jenderal DPN Peradi, Thomas E Tampubolon, Kepala Kejaksaan Tinggi Ngawi, Ketua Pengadilan Negeri Ngawi, Ketua Pengadilan Agama serta tokoh masyarakat.

Ony Anwar dalam sambutannya sampaikan di kepengurusan Peradi yang baru bisa bersinergi dengan Pemerintah dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat terutama bagi kalangan kurang mampu. “Adanya permasalahan hukum di kalangan masyarakat kurang mampu, kami berharap keberadaan pusat batuan hukum Peradi di Ngawi bisa memfasilitasi dengan baik,” kata Ony Anwar

Selain itu, juga bisa membantu monitoring anggaran Pemerintah sehingga dapat meminimalisir tindakan melanggar hukum, “Dan, Peradi juga bisa ambil bagian dalam pembangunan Kabupaten Ngawi,” lanjut Wabup.

Sementara menurut Fauzie Yusuf Hasibuan kesadaran hukum sangatlah penting, dalam mengurangi terjadinya pelanggaran hukum, “Banyaknya pelanggaran hukum karena ketidaktahuan masyarakat tentang hukum, tentunya dengan kehadiran Peradi proses percepatan pengetahuan akan hukum akan semakin cepat,” ungkap Fauzie

Ketua Peradi Ngawi terpilih, Gembong Pramono Setya ungkapkan seluruh Pengadilan Negeri dan Agama di Kabupaten atau Kota harus mempersiapkan membentuk cabang Peradi minimal 15 Advokat mendasar Musyawaran Nasional di Makassar tahun 2017 lalu. “Di Peradi Ngawi ada 21 orang yang bersertifikat Advokat Indonesia,” pungkasnya. (nf/kominfo)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top