Daily archive

March 29, 2018

Menggali Potensi Dengan Festival 5 In 1

di %s Berita 815 views

Peran jajaran Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk turut serta mempromosikan potensi Kabupaten Ngawi patut diajungi jempol. Ya, seperti yang dilakukan UPT Puskesmas Kwadungan dan Geneng  dengan menggelar Lomba Festival 5 In 1, yakni  keterpaduan lima kegiatan dalam satu festival dan dilombakan, seperti yang diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Kwadungan, drg. Rika Wandasari saat dihubungi melalui pesan whatsapp. Ia menyampaikan bahwa 5 In 1 ini diantaranya  rumah sehat, PMT Posyandu,  Alat Permainan Edukatif (APE) PAUD dan TK, Mading dan Inovasi Pelayanan Publik. Acara ini bertempat di Desa Kendung Kecamatan Kwadungan, Kamis (29/3) lalu.

“Untuk lomba rumah sehat diikuti 45 rumah di dusun Gedong desa Kendung, sedangkan lomba PMT diikuti 58 Posyandu dari 45 Posyandu di Kecamatan Kwadungan dan 13 Posyandu dari Kecamatan Geneng, untuk APE dari 22 PAUD/TK dan RA, Mading dari 24 SD, 3 SMP, dan 2 SMA,” ungkap Rika.

Hadir dalam acara ini Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, ST, MH,  Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Drs Abimanyu, M.Si, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Ngawi, dr. Yudono, dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Kwadungan.

Bupati beserta Ibu kunjungi salah satu stan

Dalam sambutannya Bupati Ngawi mengatakan, kalau acara ini sungguh luar biasa, dan menjadi yang pertama kali di Kabupaten Ngawi selama menjabat Bupati, “Saya berharap tahun depan lebih menarik lagi dan spektakuler,” kata Budi Sulistyono di hadapan undangan yang hadir.

Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Ngawi juga menyampaikan bahwa dengan kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan mindset masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, dan sarana pendidikan yang terfasilitasi dengan baik, “ Yang terpenting dapat menjadi contoh dan pemicu bagi wilayah lain di Kabupaten Ngawi,” jelas Ony

 

Menurut Camat Kwadungan Wahyu Sri Kuncoro, AP kegiatan ini terselenggara secara swadaya, “Semua pihak saling bersinergi dan bekerja sama, mulai dari warga, pihak sekolah secara swadaya demi terselenggaranya acara ini,” terang Camat kwadungan dalam sambutannya. Ia juga katakan kalau semua peserta festival ini bekerjasama untuk memberikan yang terbaik.

Satu persatu stand lomba dikunjungi langsung oleh Bupati Ngawi beserta rombongan, dan diharapkan kegiatan ini bisa memberikan contoh bagi pengunjung yang datang, terkait rumah yang sehat. Selain itu, untuk sekolah diharapkan bisa menggali potensi yang dimilikinya.

Diadakannya acara ini, diharapkan mampu menggali segala potensi dan kreatifitas peserta yang mengikutinya. Terlebih bisa memberikan peluang bagi desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnya menuju desa wisata. Dan, terpenting mengajarkan kepada masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan pelayanan publik semakin dekat dengan masyarakat. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Tangkal Radikalisme, Pemkab Ngawi Gelar Pertemuan Tokoh Agama

di %s Agama/Berita 746 views
Bupati berikan sambutan dalam acara Pertemuan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Bupati Ngawi kemajemukan dan keanekaragaman agama dan paham keyakinan yang ada di negara kita pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara”

Praktek kekerasan yangmengatasnamakan agama dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme akhir – akhir ini semakin marak terjadi. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Akibatnya, dari peristiwa tersebut tidak hanya  merenggut korban jiwa, tetapi juga telah menghancurkan ratusan tempat ibadah. Agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan di bumi ini.

Sebagai upaya maka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menggelar Pertemuan Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat, Kamis (29/3) lalu, di Pendopo Wedya Graha. Acara yang diprakarsai Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat ini dihadiri, Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Forkompimda Ngawi, Organisasi Masyarakat, Jajaran Dinas Pendidikan beserta siswanya, dan Pembicara dari IAI Sunan Giri Bojonegoro, Yogi Prana Izza Lc, MA. Merajut Kebhinekaan dan Radikalisme di kalangan Umat Beragama menjadi tema dalam acara kali ini.

Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono dalam sambutannya  mengatakan bahwa kemajemukan dan keanekaragaman agama dan paham keyakinan yang ada di negara kita pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, ada dua hal yang menjadi pemicu utama terjadinya gesekan masalah agama di masyarakat. Yakni, kurang maksimalnya umat beragama dalam menghargai kemajemukan atau perbedaan baik antar maupun intern umat beragama dan munculnya sikap over dalam mendakwahkan paham dan ajarannya. “Akan tetapi, pada dasarnya kita semua telah sepakat bahwa keharmonisan dalam komunikasi antar dan intern sesama penganut agama adalah merupakan tujuan utama dari kerukunan beragama dengan harapan dapat tercipta masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan dan konflik agama,” jelas Bupati panjang lebar

Dialog antar agama dan umat beragama memegang peranan penting dalam memperkuat kerukunan beragama sekaligus menjadikan agama sebagai pemersatu hidup berbangsa dan bernegara, “Makanya dialog antar agama dan umat beragama selalu intensif dilaksanakan, baik secara formal maupun non formal,” tutur orang nomor satu di Ngawi ini. Sebab jika masing-masing pemeluk agamanya dikembangkan sebagai faktor pemersatu, maka semua pemeluk agama akan berupaya memberikan sumbangan yang maksimal bagi stabilitas dan kemajuan bagi negara kita tercinta, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, ujarnya lebih lanjut.

Bupati berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini bisa membentengi tokoh agama dan tokoh masyarakat dari ujaran kebencian dan hoax sehingga tidak mudah terprovokasi. Tapi sebaliknya, akan bisa memberikan kesejukan dalam membina umatnya. Ia juga menegaskankan bahwa Pancasila adalah sebagai payung dalam hidup bernegara dan berbangsa. Selanjutnya, ia berpesan untuk menanamkan toleransi dalam diri seseorang, apapun agama, keyakinan dan sukunya, sebab hal ini adalah hak mutlak setiap orang. “Apabila toleransi sudah menjadi sesuatu yang pokok, kita tidak akan mudah diracuni paham yang kurang bagus dari pihak lain sehingga kerukunan dan keberagaman di Indonesia, khususnya Kabupaten Ngawi tetap terjaga,” ujar Kanang bijak.

Sementara, keanekaragaman yang melekat dalam diri bangsa Indonesia adalah bersifat given. Sebagai sesuatu yang terberi, manusia Indonesia tidaklah mengusahkan terjadinya perbedaan, karena perbedaan itu sudah melekat sejak lahir dan harus diterima apa adanya. Dimanapun dan dalam kondisi apapun, perbedaan itu akan tetap ada, baik pada level sosiologis, politik, antropologis, psikologis, dan lain sebagainya. Keragaman di sini termasuk latar belakang, gaya hidup, jabatan dan organisasi, status, mental, dan lainnya. Semua sudah melekat, terberi tanpa pernah meminta dan mengusahakan. Keanekaragaman menjadi potensi sekaligus menjadi ancaman. Berpotensi untuk membangun peradaban bangsa lebih maju dan sejahtera, tetapi juga ancaman disintegrasi dan konflik horisontal yang mudah disulut, apalagi disulut aspek sentimen agama. dilansir dari jalandamai.org.(kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top