Jatim Andalan Sumbang Cadangan Beras Nasional

di %s Berita/Informasi 434 views
Banner

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi andalan penyumbang cadangan beras terbesar nasional. Karena itu, Jatim juga menjadi contoh provinsi yang sukses dalam mengembangkan tanaman padi, tentunya penilaian positif wajib dijaganya dengan baik. Hal tersebut disampaikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melakukan tandur (menanam) dan panen raya di Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun, Selasa (11/12) siang.

Dia mengatakan, pemerintah berharap pertanian di Indonesia dapat berlangsung dengan baik sehingga berimbas pada kesejahteraan rakyat. Untuk itu, kepada para Gubernur, bupati dan walikota seluruh Indonesia jangan mudah menghilangkan lahan-lahan persawahan, tanaman padi. “Kalau lahan makin sedikit, maka produksi padi dan beras kita juga semakin sedikit yang berakibat pada harga beras menjadi mahal,” tambah SBY.

Dia menuturkan, dewasa ini jumlah penduduk dunia terus meningkat pesat, hingga mencapai tujuh miliar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2045, bertambah menjadi sembilan miliar jiwa. “Manusia sedunia memerlukan pangan lebih besar, termasuk bangsa Indonesia. Di seluruh dunia manusia yang mengkonsumsi beras paling tinggi, yang memakan nasi paling banyak adalah Bangsa Indonesia. Masyarakat kita kalau belum makan nasi katanya belum makan,” katanya berkelakar.

“Tidak apa-apa, justru itulah kekhasan kita dibanding bangsa lain. Kalau kita tahu kita ini senang nasi, maka marilah kita mengembangkan tanaman padi dengan sebaik-baiknya. Banyak teknologi pertanian dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi,” ajak SBY.

Presiden menjelaskan, bahwa kunjungannya kali ini untuk memastikan panen berlangsung dengan baik dan harga padi pun baik, organisasi petani juga berjalan dengan baik. “Saya senang paguyuban petaninya rukun, tumbuh berkembang, dan saling menjaga. Kalau Rakyat Indonesia seluruhnya seperti ini, negara kita akan aman, makmur, dan adil,” harapnya.

Selain itu, katanya, dirinya merasakan bahagia dengan kegiatan seperti ini. “Kalau para petani gembira, saya lebih gembira lagi. Biasanya kalau banjir datang petani susah, saya lebih susah, kalau musim paceklik tiba saya lebih susah,” kata SBY.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo dalam sambutan pengantarnya mengatakan, lahan sawah yang akan dipanen di desa ini sekitar 400 hektar dengan jenis padi IR 64. Setiap hektar menghasilkan 9,6 – 9,8 ton per bulan. Untuk gabah kering giling (GKG) bisa mencapai 10,64 ton per hektar, sedangkan gabah kering panen mencapai 8,3 ton per hektar.

Dikatakannya, tercatat Desa Sukorejo berkontribusi 11.500 ton terhadap produksi beras nasional. Sedangkan jatim menyumbang 17 persen dari produksi beras nasional atau 12,043 juta GKG untuk tahun ini. Untuk harga gabah kering giling Rp 4.600 di atas harga yang ditetapkan nasional yakni Rp 4.20 dan gabah kering panen Rp 3.800. “Alhamdulillah para petani di sini sumeh semua karena harga gabahnya bagus,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jawa Timur.

Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ny Hj Ani Yudhoyono, Gubernur Jatim beserta Ny Hj Nina Soekarwo, beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu memanen dan menanam padi bersama petani. Seusai melakukan panen raya, Presiden SBY berdialog dengan para petani. Salah satunya, Suharno, petani asal Madiun meminta Presiden SBY mempercepat pembangunan Waduk Kresek, agar kawasan Bojonegoro dan Lamongan tidak kebanjiran pada musim hujan dan petani tak harus berebut air pada musim kering.

Presiden RI, Ibu Negara, Gubernur Jatim beserta Ibu, dan rombongan yang terdiri atas Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertanian Suswono, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Koperasi dan UMKM Syarif Hassan melanjutkan kegiatan di Pendopo Kabupaten Magetan untuk meninjau mobil-mobil listrik buatan lokal dan sentra penggemukan sapi. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares