GSI Ngawi, Masuk Empat Besar Jatim

di %s Berita/Informasi 1,116 views
Banner

Desa Jati Gembol, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi Jawa Timur menjadi nominator inovasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) tingkat Jawa Timur bersama tiga daerah lainnya. Yakni Kabupaten Gresik, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Malang. Karena Kabupaten Ngawi juga dianggap mampu melakukan inovasi GSI dalam penurunan angka kematian bayi.

Pada kesempatan itu juga hadir ketua tim penggerak PKK Kabupaten Ngawi Antik Budi Sulistyono, Kadin PPKB Katon, Muspika Kecamatan Kedunggalar, perwakilan dari Dinkes Ngawi, ibu camat se Kabupaten Ngawi, Kades se Kecamatan Kedunggalar, dengan iringan gamelan dan gending jawa ‘ Kerawitan Jati Laras’ Kedunggalar menambah greng suasana.

Kepala Desa Jati Gembol, Budi Sulistyono Narko.SE, menyerahkan buku administrasi GSI yang bakal menjadi evaluasi tim dari Jatim. Dalam uraiannya, bahwa GSI Desa Jati Gembol mempunyai visi yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kematian ibu juga menekan angka kematian bayi. Budi juga memamerkan produk dari desanya berupa susu kedelai, bahkan sekarang kelompok tani kedelai telah bekerja sama dengan pihak unilever perusahaan Kecap Bangao.

Tim evaluasi GSI Jawa Timur bersama Nina Sukarwo, istri Pak De Karwo Gubernur Jawa Timur, melakukan evaluasi dan penilain terhadap KSI / GSI Desa Jati Gembol, Selasa (15/11) di halaman Balai Desa Jati Gembol. Kecamatan Sayang Ibu (KSI), yang ditunjuk tingkat Kabupaten Ngawi adalah Kecamatan Kedunggalar. Penilaian itu dilakukan untuk memilih kota atau kabupaten terbaik dalam GSI Jawa Timur 2011.

“Kabupaten Ngawi masuk 4 besar sebagai nominasi Gerakan Sayang Ibu tingkat Jatim. Nominasi itu ditetapkan berdasarkan dari laporan pelaksanaan GSI yang disampaikan masing-masing daerah kepada kami,” kata Ketua TIM Penilaian GSI berprestasi Jatim, Herawanto Ananda, saat member sambutan.

“GSI merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi,” imbuhnya.

Saat ini angka kematian ibu hamil di Jatim 90,7 per 100 ribu ibu melahirkan, begitu juga dengan angka kematian bayi 30,7 per 100 ribu kelahiran bayi. Kematian ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu.

Penilaian yang dilakukan tim evaluasi GSI Jatim ini melibatkan dari Dinkes, PMI, Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, dan Administrator yang tidak hanya mengevaluasi berdasarkan laporan administrasi saja, tim evaluasi juga melihat dari dekat pelaksanaan GSI yang ada di Desa Jati Gembol.(infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares