Ditengarai : Razia WTS Terkesan Setingan
Magetan Kumandang. Bocor dan selalu bocor. Mungkin setingan atau kesannya biar Pemerintah Magetan ada kegiatan, itulah polemic yang tersebar di kalangan masayarakat Magetan, sebab, beberapa kali Sat Pol PP Satuan Polisi Pamong Proja setiap adakan razia WTS di sepanjang jalan Desa Malang dan Maospati gagal dan tak pernah buahkan hasil.
“Sampai keheranan, kami harus bagimana lagi, sebelum menjalankan razia WTS, bermacam langkah kami lakukan supaya razia WTS tidak bocor lagi. Sampai –sampai HP anggota saya sita dulu sebelum adakan razia WTS,bahkan sebelum rapatpun saya sita,”kata scondany kepala Sat Pol PP.
“ Penyitaan HP ini kami lakukan demi lancarnya operasi penertiban di kawasan desa setempat. Kami bantah kalau operasi ini adalah setingan atau terkesan biar pemerintah ada kegiatan,ini kami lakukan sesuai perintah dari atasan bukan setingan, kalau dei katakana setingan itu tidak benar,”tegas scondany.
Sat Pol PP hingga sampai detik ini belum bisa menemukan siapa pelaku yang membocorkan operasi rasia PSK.” Tapi saya yakin bahwa yang membocorkan razia ini pasti orang yang kenal dekat dengan dengan petugas.Dan Kalau memang dari anggota saya yang membocorkan, saya janji akan memberi sanksi berat, terangnya.CNG.
Selain di tepati berjualan oleh kaki lima, tempat duduk yang mestinya untuk para pengujung, banyak di temui yang sudah rusak parah, bahkan ada pula papan untuk duduk hilang. “ Waduh saya juga tidak tahu mas, kalau masalah mengapa tempat duduk pengunjung di perbolehakan untuk jualan di situ, yang saya tahu papan duduk hilang tersebut memang di lepas oleh warga setempat, untuk apa saya tidak tahu persisinya,” kata Amir pengelola salah satu hotel di Sarangan.CNG.
Magetan Kumandang. Memperingati Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni. PDI.Perjuangan mengelar acara bertajuk ‘Hidup Berkumpul dan Rukun’ Acara ini di ikuti Kader PDI.Perjuangan se Kabupaten Magetan.
Magetan Kumandang. Andik Saputra seorang bocah warga Desa Terung Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mulai tahun ajaran 2011 terpaksa berhenti sekolah gara-gara tidak mampu membayar uang tembusan ijazah SD (Sekolah Dasar) sejumlah Rp. 150.000, 00.