Hanya Karena Uang Rp. 150.000, Berhenti Sekolah

di %s Berita 1,029 views
Banner

Magetan Kumandang. Andik Saputra seorang bocah warga Desa Terung Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mulai tahun ajaran 2011 terpaksa berhenti sekolah gara-gara tidak mampu membayar uang tembusan ijazah SD (Sekolah Dasar) sejumlah Rp. 150.000, 00.
Cita-cita tinggal cita-cita, ingin menjadi seorang tentara hanya impian saja, yang ada dalam pikiran Andik mencari kayu bakar dimana . “ Iya mas, cita-citanya Andik ingin jadi Tentara, tapi la piye neh…kango ragat sekolah ae ora ono duit, kok ke pikir mau jadi tentara, iki dino iso mangan wae wis Alhamdulilah mas,” kata Sukir orangtua Andik.

“Jane yo eman mas nek Andik iki ora sekolah ….terus la piye neh, aku dewe leh kerjo dadi buruh tani kadang enek kadang ora enek. Nek ibun’e Andik nek Jakarta kerjo umbah-umbah, kuwi wae cukup kango mangan nek kono,” jelasnya, sambil membelah kayu.
Andik tergolong anak pandai, keinginan sekolah sangat tinggi. “ Andik mulai berhenti sekolah tahun iki mas, mau ke SMP harus punya ijasah SD, sedangkan buat nebus ijasah’e ae g ada duit arep kepikiran sekolah SMP,” ungkap bapak 3 anak ini.

Andik anak bungsu dari 2 bersaudara, kakaknya sudah berkeluarga semua. Menurut keterangan bapaknya, hasil mereka sudah cukup buat makan dan biaya anak sekolahnya. “ Arep ngiwangi piye neh mas, buat biaya keluarganya saja pas-pasan, moso kon ngiwangi biaya sekolah adikne, yo mesane to mas, jane mas-mas,’e yo pingin nyekolahne adi’ne ,” jelas Sukir sambil mengikat kayu bakar.

Mereka hidup di atas tanah sewa milik tetangganya. “ Sebenarnya hanya di suruh menepati saja mas, bayarnya semampunya yang punya tanah tidak mematok harga, dulu pernah buka warung di sini tapi tutup,selain sepi, mereka yang datang ke warung banyak yang utang, jadinya bangkrut. Ya modal buka Rp.30.ribu pagi sampai malem cuman dapat Rp.10 ribu,akhire ibu’ lare-lare di jak wong nik Jakarta,” kata Sukir.

Andik Saputra sebagian anak bangsa yang putus sekolah karena keadaan orang tuanya di bawah garis kemiskinan.”Sebenernya masih pingin sekolah mas, terus mau bagimana lagi orang tua sudah tidak mampu, ya terpaksa membantu cari kayu bakar, mengembalakan kambing orang, membantu ke sawah, dan setiap pagi dan sore memasakkan makanan buat bapak,” jelas Andik sambil membawakan minuman buat bapaknya.CNG.

Sebar dan Bagikan :

Shares