
Pohon Natal ala Perajin Tunggak Jati – UNIK & ELEGAN
Perayaan Natal menjadi momen tersendiri bagi perajin tunggak jati di Desa Sidowayah, Kedunggalar. Mereka seolah tak mau kalah untuk memanjakan konsumen dengan pernik-pernik yang identik dengan hari keagamaan itu. Salah satunya mendesain khusus Pohon Natal dari kayu-kayu limbah.
Memang cukup unik. Meski hanya memanfaatkan kayu sisa dan tunggak pohon jati, pohon Natal hasil karya perajin pinggiran itu memiliki nilai artistik yang tinggi. Tak hanya itu, pohon Natal berbahan tunggak jati tersebut bisa dikatakan lain dari pada yang lain. “Kalau biasanya terbuat dari pohon cemara dan pinus. Atau, bahan-bahan plastik,” ungkap Muyantoko, salah seorang perajin kepada koran ini.
Permintaan akan pohon Natal tunggak jati mulai menggalami peningkatan sepekan terakhir. Itu tak lepas perayaan Natal yang tinggal beberapa hari saja. Biasanya, H-3 merupakan puncak pemesanan para konsumen. “Pohon Natal yang dihasilkan di sini (perajin, Red) masih alami. Terkadang beberapa pembeli masih harus menghiasinya dengan berbagai ornamen dan pernik Natal lainnya,” paparnya.
Ukuran pohon Natal yang diproduksi, kata dia, kebanyakan menyesuaikan permintaan. Yakni, kisaran 80 sentimeter hingga 1,5 meter. Tapi ada juga yang memesan dengan ukuran jumbo hingga tiga meter. Mengenai harga tentu tergantung besar kecilnya pohon Natal yang diinginkan. “Semakin besar jelas lebih mahal. Kisaran ratusan ribu. Sebab tidak hanya membutuhkan bahan baku yang lebih banyak, tapi tingkat kesulitannya relatif tinggi dibanding yang standar,” ujarnya.
Pohon Natal hasil karya para perajin diminati konsumen dari kota-kota besar. Sebut saja, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta dan, Surabaya. Bahkan, ada juga yang sudah merambah ke luar Jawa. “Batam, Kalimatan dan, Sumatera. Untuk lokal sendiri hampir tidak ada sama sekali. Sebab kerajinan ini (tunggak jati, Red) kan kebanyakan disukai kalangan menengah atas,” tuturnya.
Caroline Febe Chandra Wijaya, salah satu pengunjung sentral home industry yang berada di Jalan Raya Ngawi-Mantingan kilometer 15-16 mengatakan, dirinya baru kali pertama melihat pohon Natal yang terbuat dari bahan limbah tunggak jati. Akan menjadi unik dan elegan jika ditambah sedikit pernik-pernik Natal lainnya. “Awalnya tak mengira bila yang dipajang dipinggir jalan itu Pohon Natal. Eh setelah kami singgah ternyata benar. Sangat cantik dan unik,” ungkapnya.(Radar Madiun)
Mantan Gubernur Jatim Soelarso Meninggal Dunia
Masyarakat Jawa Timur berduka. Mantan Gubernur Soelarso meninggal dunia, Selasa (20/12/2011) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Gubernur ke-12 yang memimpin Jawa Timur pada periode 1988-1993 itu meninggal dalam usia 82 tahun di RS Darmo setelah dirawat sejak 8 Desember lalu.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Gunarto membenarkan meninggalnya Soelarso. ”Ya, sekitar pukul 20.30 WIB, beliau menghembuskan napas terakhir,” ujarnya, kepada Surya.
Menurut Gunarto, dari rumah sakit, jenazah Soelarso disemayamkan di rumah duka, di Jl WR Supratman 53 Surabaya. Gubernur Soekarwo dan sejumlah pejabat serta mantan pejabat di Jatim tampak hadir di rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa. Orang nomor satu di Jawa Timur saat ini tiba sekitar pukul 22.30 WIB.
Mengenai pemakaman, rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta dengan upacara militer. ”Besok (Rabu), jenazah akan diterbangkan ke Jakarta,” kata Gunarto.
Mayor Jenderal TNI (Purn) Soelarso lahir di Semarang, Jawa Tengah, 11 Agustus 1929.
Dia adalah Gubernur Jawa Timur periode 1988-1993. Ia diangkat menjadi Gubernur Jawa Timur menggantikan Wahono pada tanggal 26 Agustus 1988. Selama memimpin Jawa Timur, program kerja yang dikenang masyarakat adalah mencanangkan Gerakan wajib belajar, Pembinaan Pengembangan Pendidikan Siswa dan Mahasiswa. Soelarso meninggalkan 5 orang anak serta 9 cucu. Istrinya sudah meninggal lebih dulu.(SURYA)
Persinga Tekuk Martapura
Modal berharga dipetik Persinga menjelang bergulirnya kompetisi divisi II nasional Januari mendatang. Dalam partai uji coba melawan Martapura Kalimatan Selatan kemarin (15/12), Dwi Kurniawan dkk menang 3-0 (1-0).
Pada laga di Stadion Ketonggo itu, Persinga langsung tampil menyerang sejak kick off. Lewat umpan-umpan pendek, lini pertahanan Martapura dibuat kalang kabut. Persinga mendapat peluang emas di menit ke-23 lewat crossing pemain sayap. Sayang, bola masih melenceng dari sasaran.
Gawang Martapura yang dijaga Hendrawan akhirnya bobol di menit ke-38 oleh sontekan Agus Ambon.
Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Persinga tak mengendurkan serangan. Permainan pun berlangsung keras dan diwarnai beberapa tekling. Laskar Alas ketonggo menggandakan keunggulan melalui Dimas di menit ke-67.
Meski sudah unggul 2-0, Persinga terus menekan hingga akhirnya memperoleh hadiah penalti setelah salah seorang pemain dijatuhkan di kotak terlarang. Bilal yang ditunjuk sebagai eksekutor tak menyia-siakan kesempatan.
Martapura sendiri sebenarnya juga mendapat hadiah penalti. Namun, penjaga gawang Persinga, Billy, bisa menghalau si kulit bundar. Skor 3-0 tak berubah hingga laga usai. “Pertandingan ini sekaligus untuk menguji permainan sejumlah pemain yang kami rekrut dari Jember, Banyuwangi, Surabaya, dan Malang,” terang Gembong Pranowo, asisten manajer Persinga.
Menurut Gembong, kemenangan atas Martapura menambah kepercayaan Persinga untuk mengarungi kompetisi divisi II. “Apalagi target kami (Persinga, Red) harus lolos ke divisi I nasional tahun depan,”ujarnya.
Pada kompetisi divisi II, Persinga berada di grup D bersama PSISA Salatiga, Persika Karanganyar, PS Bantul, dan Jogjakarta FC. “Lawan-lawan yang akan dihadapi Persinga lumayan berat. Untuk itu, persiapan kami lakukan sejak sekarang,” tandasnya.(Radar Madiun)