Pergaulan Bebas, Remaja Berbuat Intim

di %s Berita 1,606 views

Akibat pergaulan bebas dan kurangnya pendidikan moral ditingkat pelajar serta kurangnya pengawasan dari orang tua dan peran serta masyarakat, mengakibatkan banyaknya kasus perkosaan yang melanda dan menjadi trend di tingkat anak pelajar.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Ngawi, seorang pelajar yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 1 di Desa Majasem Kecamatan Kendal, sebut saja Bunga, 16 tahun, melakukan hubungan intim selayaknya suami istri dengan sang pacarnya sendiri Agus Priyanto,19 Warga Desa Kandangan Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.

Hingga kasus tersebut membawa Agus Priyanto berurusaan dengan pihak kepolisian resort Ngawi, Pasalnya pihak keluarga korban tidak terima dan melaporkan kejadian tersbeut, dan akhirnya Agus harus di gelandang ke Mapolres Ngawi guna dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Awalnya, Bunga mengajak Agus untuk berpergian ke tempat wisata Srambang di Kecamatan Jogorogo dengan melakukan via sms, hingga akhirnya kedua pasangan tersbeut bertemu dan menuju ke lokasi wisata tersbeut, dan saat itu kondisi tempat wisata sepi hingga kahirnya kesempatan tersbeut terjadi dengan melakukan hubungan intim di atas sepeda motor.

Menurut Agus saat ditemui wartawan di ruang penyidik mengatakan,”Dirinya saat itu d isms untuk di ajak pergi, lalu dirinya meminta sesuatu pada bunga dengan dalih minta imbalan dan akhirnya keduanya menyetujuinya, saya melakukan itu karena terobsesi dengan film-film yang berbau pornografi,” Ungkapnya (08/01/11).

Sementara, Kepala Humas Polres Ngawi AKP I Wayan melalui Kapolres Ngawi AKBP Eko Tristanto membenarkan adanya kejadian tersbeut,” Saat ini pihaknya masih mempelajari kasus tersbeut, karena ada unsure tentang pasalan perlindunagan anak di bawah umur, dan kita juga menunggu hasiul visum dari rumah sakit Widodo Ngawi,” Ujarnya.(Pan).

Sebar dan Bagikan :

Shares

Hama wereng ancam ribuan partanian warga

di %s Berita 1,229 views

Sebanyak ribuan lahan pertanian terancam gagal panen, itu terjadi di tiga desa di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, diantaranya desa Gemarang dan Desa Planglor.

Lahan pertanian milik warga pertanian desa setempat mengalami gangguan hama wereng yang mengakibatkan mereka tidak bias menikamati hasil panennya, padahal usia tanaman padi mereka sudah menginjak 2 bulan, upaya mereka sudah melakukan dengan cara melakukan penyemprotan pestisida maupun anti hama, namun hasilnya tetap tidak maksimal.

Seperti yang di utarakan oleh salah satu petani, Wakidi,46, Warga Dusun Ngrayudi, Desa Gemarang Kecamatan Gemarang, saat di temui wartawan di lokasi mengatakan,” Pihaknya tidak bias berbuat apa-apa, pasalnya hama wereng yang menyebar di tanaman padinya sudah menjamur dan tidak bias di atasi,”Ungkapnya (08/01/11).

Ditambhkan pula, “ Selama ini pihak dinas terkait teruitama penyuluh lapangan belum pernah turun kelapangan, padahal tanaman pertanian warga sekitara yang masih baru dengan usia 1 bulan juga mengalami hal yang sama, di pastikan pihaknya akan mengalami kerugian puluhan juta rupiah dalam setiap hektarnya,” Tambah Wakidi.

Padahal, lahan pertanian di Kabupaten Ngawi khususnya padi menjadi pemasukan besar bagi propinsi Jawa timur dalam kategori tingkat ketahanan pangan, di harapkan pemerintah setempat segera melakukan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di lahan pertanian warga. (Pan).

Sebar dan Bagikan :

Shares

Cabe Naik, Pengusaha Sambel Merugi

di %s Berita 1,123 views

Kenaikan harga cabe tidak terbendung lagi di pasar besar Ngawi, hingga mengakibatkan beberapa usaha makanan maupun usaha yang menggunakan bahan baku cabe untuk wirausahanya mengalami penurunan omset yang cukup drastis.

Seperti yang dialami ibu Mukiyo, 65, warga Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, yang berwirausaha membuat sambal pecel, sejak adanya kenaikan harga cabe yang terjadi, pihaknya mengalami penurunan omset pendapatan, yang biasanya dalam keadaan normal, pihaknya mampu meraup keuntungan hingga 200 ribu dalam membuat sambal pecel.

Namun sekarang pihaknya hanya mampu mendapatkan keuntungan berkisar 50 ribu rupiah, itupun dalam proses pembuatan sambal pecel sebanyak 20 kilogram saja.

Mnurut Ibu Mukiyo saat ditemui wartawan di rumahnya mengatakan, “Dari pada tidak ada kesibukan yang lainnya dan takut beberapa pelanggannya apabila saya harus menaikan harga pasar,” Ungkapnya (06/01/11).

Ibu Mukiyo menambahkan, seharusnya pihaknya hanya berharap agar harga-harga yang saat ini menginjak naik, seharusnya kembali seperti biasanya agar masyarakat luas ataupun dirinya bisa lancer dalam berjualan.

,” Kami berharap agar pemerintah cepet turun tangan dalam menyelesaikan solusi kenaikan harga cabe,”.(Pan).

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top