Karena Cuaca Buruk, Petani Kedelai Telat Panen
Nasib petani di Kabupaten Ngawi mulai resah dan khawatir dengan banyaknya beberapa hasil tanaman padinya di serang beberapa hama wereng serta kondisi cuaca yang kian hari kian tak menentu, mengakibatkan beberapa luas lahan padi mereka akan mengalami gagal panen.
Seperti yang terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Ngawi, diantaranya, Kedunggalar, Mantingan, Pangkur dan Padas semua tanaman mereka akan mengalami gagal panen, dan para petani hanya bias pasrah dengan tanaman mereka, karena upaya sudah dilakukannnya namun hasilnya sama saja.
Menurut Yono (40) Warga desa Pangkur Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, saat ditemui wartawan saat melakukan panen mengatakan, Pihaknya hanya bisa pasrah, kalaupun toh padi yang di jual harganya hanya berkisar 1500 rupiah perkilogramnya, mending di buat sendiri saja,”Katanya (31/01/11).
Ironisnya, hingga saat ini dinas terkait belum bias memberikan solusi untuk bisa mempertahankan ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi, di pastikan stok padi di kabupaten Ngawi akan mengalami penurun yang sangat drastic.
Padahal tinggal satu bulan mereka harus melakukan panen padi,
- namun dilihat dari kondisi
- kwalitas padi sudah tidak memungkinkan
- untuk di jual di pasaran,
- karena banyak terserang hama wereng.
Sementara, dari pantauan wartawan di pasar besar Ngawi, harga beras menginjak harga 6000-6800 rupiah per kilogramnya, jelas ini akan mempengaruhi perekonomian bagi para petani di Kabupaten Ngawi, Padahal Ngawi terbilang kota yang sangat besar memberikan kontribusi pangan berupa padi di Propinsi Jawa Timur, diharapkan masalah ini segere cepat di tangani oleh dinas terkait.(Pan)
UKM Rokok Ngawi Merosot Tajam
Sejak kenaikan harga cukai dan mahalnya produktifitas bahan rokok, mengakibatkan beberapa usaha kelas menengah mengalami penurunan alias bangkrut, pasalnya para industry pabrik rokok di Kabupaten Ngawi sudah tidak banyak berproduksi kembali, serta minimnya tingkat pemasaran rokok local di Kabupaten Ngawi.
Seperti yang terjadi di beberapa daerah, khususnya di Kabupaten Ngawi, kurun waktu 2 tahun terakhir ini, usaha rokok terbilang sangat lesu dan beberapa produsen mengeluh dengan produktifitas rokoknya, tahun 2011 sebanyak 23 ukm rokok local yang masih bertahan di bandingkan pada tahun 2008 kemarin ada 45 ukm rokok yang masih berproduksi.
Jelas dengan adanya penurunan produktifitas industry rokok local, akan berdampak pada banyaknya tenaga kerja yang akan di PHK, karena beberapa produsen sudah tidak mampu lagi memperkerjakan mereka.
Menurut salah satu pengelola industry rokok suraji (50) Warga Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi,”Merasa mengeluh dengan mahalnya harga bahan-bahan yang di butuhkan untuk memproduksi rokok, pihaknya terkadang juga menyambi untuk bekerja lain untuk bias menghidupi kebutuhan rumah tangga,”Ungkapnya Kamis (27/01/11).
Ditambahkan juga,” Pihaknya hanya bias pasrah, karena selama berusaha industry rokok, ti dak mendapatkan keuntungan, karena kurangnya pemasaran dan minimnya peran serta pemerintah,”tambahnya.
Pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Ngawi melalui, Kabid Perdagangan Suluh saat ditemui wartawan di kantornya mengatakan,”Pihaknya juga merasa dilematis melihat perkembangan industry rokok di Kabupaten Ngawi, secara umum Pemerintah Indonesia menyemboyankan Indonesia sehat, namun di sisi lain industry rokok saat ini bisa meraup tenaga kerja di Kabupaten Ngawi,” Ujarnya.
Disamping itu Suluh menambahkan,” Pihaknya sudah melakukan
invetarisasi untuk mencarikan alternative kepada industry rokok, apabila industry rokok yang sudah tidak lagi berproduksi, pihaknya akan melakukan program alih profesi,”Tambahnya.(Pan).
KDRT, Suami Pukul Istri Sampai Tewas
Diduga salah paham, seorang pasangan suami istri Sukono (46) dan Sukinem (35) Warga Desa bendo, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi , bentrok hingga mnegakibatkan sang istri mengalami luka serius pada bagian kepala, wajah dan badan, akibat di pukul dengan sebongkah kayu, hingga harus di larikan di rumah sakit Dr Soeroto Ngawi.
Kejadian perkelahian pasangan suami istri terjadi pada selasa malam (25/01/11) di dalam rumahnya, dimana sang suami Sukono yang sebelumnya ingin menyuruh anaknya untuk belajar, namun hal tersebut ditentang oleh istrinya, dengan alas an yang tidak jelas.
Maka kejadian perselisihan tersbeut berbuntut hingga Sukono khilaf dan membabi buta mengambil sebongkah kayu dan memukulkan terhadap istrinya, pasalnya merasa tersinggung dengan sikap istrinya Sukinem.
Mendengar kejadian tersbeut warga langsung keluar dan menolong Sukinem dengan kondisi luka yang cukup serius dan langsung dilarikan untuk mendapatkan perawatan, dan warga juga melaporkan kepada polisi terdekat, dan akhirnya Sukono langsung digelandang ke Mapolsek Padas untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sukono saat di lakukan penyidikan pihak kepolisian mengaku,” Bahwa saat itu dirinya merasa tersinggung dengan ucapan istrinya, wong anak mau pintar tidak boleh,” Ungkapnya.
Dalam kejadian tersebut Sukinem saat ditemui di rumah sakit oleh wartawan mengakui,” Bahwa saat itu pihaknya memang melarang anaknya untuk belajar, mending bantu-bantu ke sawah,” katanya.
Sementara, Kapolsek Padas AKP Widodo saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian KDRT di wilayahnya,”Pihaknya akan mempelajari kasus tersbeut, dan pihaknya juga akan mejerat pelaku karena sudah melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga dan menyebabkan luka-luka, pelaku akan di jerat dengan pasal Undang-undang KDRT dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.(Pan)