
Tarif BBNKB Diturunkan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim memberi keringanan bagi wajib pajak kendaraan bermotor pada 2012. Pemprov memutuskan menurunkan tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) untuk kendaraan baru sebesar 5 persen, dari 15 persen menjadi 10 persen.
Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Jatim, Anak Agung Gde Raka Wija menjelaskan, keputusan penurunan tarif sebesar 5 persen ini berlaku untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua atau rode empat.
“Kebijakan penurunan tarif BBNKB ini sudah diberlakukan mulai 2 Januari. Mudah-mudahan ini bisa mengurangi beban masyarakat Jatim,” sebut Agung Gde, Selasa (3/1/2012).
Agung mengatakan, adanya penurunan tarif untuk BBNKB bisa meningkatkan jumlah kendaraan baru di Jatim. Harapannya, pertumbuhan kendaraan baru bisa mencapai 3 persen.
Sedangkan untuk kendaraan alat-alat berat dan besar, tarif BBNKB juga mengalami penurunan, meski tidak sebesar kendaraan biasa. Khusus kendraan alat berat dan mobil besar, diberi keringanan sebesar 0,25 persen, yakni dari 0,75 persen menjadi 0,50 persen.
Data yang tercatat di Dispenda Jatim, pada 2011 jumlah kendaraan baru untuk roda dua ada sebanyak 998.180 unit. Sedangkan kendaraan roda empat sebanyak 75.070 unit.
“Turunnya tarif BBNKB, nanti akan membuat harga kendaraan baru juga turun. Sehingga masyarakat akan semakin berminat membeli kendaraan baru,” tutur Agung.
Dia mencotohkan, tarif BBNKB kendaraan motor roda dua Honda Revo semula Rp 1.515.00, kini turun jadi Rp 1.010.000. Sedangkan untuk roda empat, jika tarif BBNKB mobil baru jenis Kijang Inova sebesar Rp 24 juta, setelah adanya penurunan tarif, maka tarif BBNKB tinggal Rp 16 juta atau selisih sebesar Rp 8 juta.
Meski besaran tarif BBNKB diturunkan, Agung merasa tidak khawatir Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor BBNKB di Jatim akan mengalami penurunan. Karena diprediksi jumlah kendaraan baru –baik roda dua dan empat- akan meningkat.
“Pada tahun 2012, kami masang target untuk PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) sebesar Rp 2,930 triliun. Kemudian untuk BBNKB sebesar Rp 3,581 triliun. Kami optimis target sebesar itu bisa terpenuhi,” jelas Agung.
Kabid Pajak Daerah Dispenda Jatim, Aris Sunaryo menambahkaan, hingga kini jumlah total kendaraan di Jatim sebanyak 10.136.512. Rinciannya, untuk roda dua ada 8.931.625 unit. Sedangkan kendaraan roda empat, jumlahnya sudah mencapai 1.204.887 unit.
“Pertumbuhan jumlah kendaraan tidak bisa dihindari. Sehingga diharapkan bisa memberi peningkatan jumlah PAD bagi Jatim,” harap Aris.(SURYA)
Wagub Himbau Kemenag Se-Jatim Jaga Kerukunan antarumat agama
Wakil Gubenur Jawa Timur H. Syaifullah Yusuf mengimbau kepada semua Kementerian agama yang di Kab/kota di Jatim untuk menjaga kerukunan antarumat beragama.
“Saya minta kepada Kemenag di seluruh wilayah Jatim untuk tetap dapat menjaga keharmonisan dilingkungannya baik sesama muslim maupun nonmuslim,” ujar Wakil Gubernur Jatim, Syaifullah Yusuf saat di temui usai acara upacara Hari Bhakti Kementerian Agama (Kemenag) Jatim di stadion Kanjuruan, Selasa (3/1).
Dikatakannya, instansi Kemenag merupakan organisasi yang sentral dalam urusan agama baik itu soal ibadah ritual dan ibadah sosial.
“Dengan adanya organisasi kemanag di kab/kota di Jatim diharapkan masyarakat indonesia dan masyarakat Jatim dapat hidup rukun, dan damai,” tuturnya.
Gus ipul juga mengatakan, masyarakat indonesia juga telah bisa menjalankan demokrasi yang sangat dewasa, sehingga dapat menghasilkan pemimpin yang positif dan bagus.
“Tidak ada masalah kerusuhan, sehingga masyarakat dapat hidup sejahterah, damai,”ujarnya.
Ia juga mengharapkan kepada seluruh pegawai Kemenag di Jatim untuk Kerja secara profesional dan sesuai kode etik yang berlaku. Ikhlas, Integritas, dan Bersih. Segenap pegawai di lingkungan Kementerian Agama harus bangga dengan institusi ini,” harapnya.
Ia menambahkan dengan memiliki rasa bangga maka dengan sendirinya akan mencintai pekerjaan. Selain cinta dengan pekerjaan, juga harus didasari dengan sifat Ikhlas untuk mendapat ridho dari Allah SWT. (jatimprov.go.id)
Angka Penderita DBD Di Jatim Turun 82%
Hingga November 2011, terjadi penurunan angka penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur. Menurut data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Jawa Timur, terdapat penurunan yang cukup drastis pada periode Januari-November 2011 dibanding periode yang sama tahun 2010. Penurunan itu mencapai 82 persen, yaitu dari 25.383 penderita menjadi 4.615 penderita.
Selain itu, jumlah kematian akibat DBD juga menurun sebesar 74 persen selama periode Januari-November 2011 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, yaitu dari 221 kematian menurun menjadi 57 kematian. “Namun apabila dilihat rate nya, yaitu angka kematian (CFR) DBD meningkat dari 0,87 persen menjadi 1,24 persen,” ujar Drs Mudjib Afan yang saat itu menjabat sebagai Kadis Kesehatan Jatim dalam laporan tentang perkembangan DBD pada Kominfo Jatim.
Selama periode itu, seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur jumlah penderita DBD menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Berdasarkan analisis data selama 3 tahun terakhir, peningkatan jumlah penderita DBD terjadi pada bulan November-Desember bersamaan dengan datangnya musim hujan.
Angka ini, menurut Mudjib, harus terus diturunkan agar tidak terjadi lagi peningkatan jumlah penderita dan kematian akibat DBD. Dinkes Jatim sudah melakukan upaya, antara lain mengirimkan SK Guebrnur Jatim kepada seluruh kabupaten/kota terkait kewaspadaan dini KLB DBD.
Selain itu melakukan supervise pendampingan bersama Tim Pakar DBD dari RSU Dr Soetomo Surabaya tentang tatalaksana DBD ke kabupaten/kota dengan angka kematian DBD tinggi. Termasuk koordinasi lintas sektor terkait peningkatan Gerakan Masyarakat dalam PSN DBD dengan melakukan pertemuan sosialisasi dan memfasilitasi pembentukan desa percontohan PSN DBD.
Dinkes juga mempersiapkan logistic pemberantasan jentik atau nyamuk penular DBD dan Rapid Diagnostik Test (RDT) untuk penegakan diagnose DBD yang akan didistribusikan bila kabupaten/kota membutuhkan (jatimprov.go.id)