Puasa, CITO Catat 2 Rekor Muri
Surabaya (beritajatim.com)– Menyedot perhatian warga Surabaya untuk datang berbelanja ke City of Tomorrow (Cito), manajemen menggelar cahaya ramadhan dengan menyajikan pemandangan yang tak biasa, yakni pembuatan replika masjid Nabawi dari sarung dan unta dari kurma. Kedua karya unik itu pun akhirnya mampu membuat rekor baru yang dicatat di Museum Rekor Indonesia (MuRI).
Lanjut Baca
Ditengarai : Razia WTS Terkesan Setingan
Magetan Kumandang. Bocor dan selalu bocor. Mungkin setingan atau kesannya biar Pemerintah Magetan ada kegiatan, itulah polemic yang tersebar di kalangan masayarakat Magetan, sebab, beberapa kali Sat Pol PP Satuan Polisi Pamong Proja setiap adakan razia WTS di sepanjang jalan Desa Malang dan Maospati gagal dan tak pernah buahkan hasil.
“Sampai keheranan, kami harus bagimana lagi, sebelum menjalankan razia WTS, bermacam langkah kami lakukan supaya razia WTS tidak bocor lagi. Sampai –sampai HP anggota saya sita dulu sebelum adakan razia WTS,bahkan sebelum rapatpun saya sita,”kata scondany kepala Sat Pol PP.
“ Penyitaan HP ini kami lakukan demi lancarnya operasi penertiban di kawasan desa setempat. Kami bantah kalau operasi ini adalah setingan atau terkesan biar pemerintah ada kegiatan,ini kami lakukan sesuai perintah dari atasan bukan setingan, kalau dei katakana setingan itu tidak benar,”tegas scondany.
Sat Pol PP hingga sampai detik ini belum bisa menemukan siapa pelaku yang membocorkan operasi rasia PSK.” Tapi saya yakin bahwa yang membocorkan razia ini pasti orang yang kenal dekat dengan dengan petugas.Dan Kalau memang dari anggota saya yang membocorkan, saya janji akan memberi sanksi berat, terangnya.CNG.
Kesal Dengan Ulah Penjual Kaki Lima Di Sarangan
Magetan Bumi Indonesia. Telaga Wisata Sarangan, sedikitnya ada 10 sarana tempat duduk untuk peristirahatan pengunjung yang tersebar di pinggir telaga. Namun dari sekian sarana tempat duduk di salah gunakan oleh para penjual sate maupun makanan lainnya untuk berjualan.
Hal ini, sangat merugikan pengunjung. “Seharusnya sarana tempat duduk di peruntukan pengunjung untuk bersantai berubah fungsi di jadikan tempat jualan sate maupun jajan lainnya oleh warga setempat,” kata Rizal pengunjung asal Surabaya.
“Ini perlu ada penegaskan dari pihak terkait mengingat sarana tersebut di peruntukan bagi kami yang sedang berkunjung,” ungkapnya
“ Bagimana tidak kesal mas, setiap berkunjung ke Sarangan bersama keluarga sesampai di tempat, saya jarang bahkan tidak pernah menemui tempat itu kosong dari penjual. Melihat sudah di tepati penjual saya bersama keluarga setelah jalan-jalan memilih duduk di bibir telaga, meskipun kami harus extra hati-hati takut kalau ke jebur,” jelasnya.
Lebih dari 100 penjual sate kelinci dan bakso tiap bulannya di tarik iuran sebesar RP.9.000,00, oleh petugas. Salah satunya dari sekian penjual kaki lima di telaga Sarangan terutama yang menepati tempat duduk pengujung mereka merasa lebih nyaman, sebab, dari pihak setempat tidak pernah menengur.”Saya sudah lebih kurang 2 tahun menepati tempat ini, tetapi tidak ada yang menegur,”kata Rusmini salah satu penjual.
Selain di tepati berjualan oleh kaki lima, tempat duduk yang mestinya untuk para pengujung, banyak di temui yang sudah rusak parah, bahkan ada pula papan untuk duduk hilang. “ Waduh saya juga tidak tahu mas, kalau masalah mengapa tempat duduk pengunjung di perbolehakan untuk jualan di situ, yang saya tahu papan duduk hilang tersebut memang di lepas oleh warga setempat, untuk apa saya tidak tahu persisinya,” kata Amir pengelola salah satu hotel di Sarangan.CNG.