Hanya Karena Uang Rp. 150.000, Berhenti Sekolah
Magetan Kumandang. Andik Saputra seorang bocah warga Desa Terung Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mulai tahun ajaran 2011 terpaksa berhenti sekolah gara-gara tidak mampu membayar uang tembusan ijazah SD (Sekolah Dasar) sejumlah Rp. 150.000, 00.
Cita-cita tinggal cita-cita, ingin menjadi seorang tentara hanya impian saja, yang ada dalam pikiran Andik mencari kayu bakar dimana . “ Iya mas, cita-citanya Andik ingin jadi Tentara, tapi la piye neh…kango ragat sekolah ae ora ono duit, kok ke pikir mau jadi tentara, iki dino iso mangan wae wis Alhamdulilah mas,” kata Sukir orangtua Andik.
“Jane yo eman mas nek Andik iki ora sekolah ….terus la piye neh, aku dewe leh kerjo dadi buruh tani kadang enek kadang ora enek. Nek ibun’e Andik nek Jakarta kerjo umbah-umbah, kuwi wae cukup kango mangan nek kono,” jelasnya, sambil membelah kayu.
Andik tergolong anak pandai, keinginan sekolah sangat tinggi. “ Andik mulai berhenti sekolah tahun iki mas, mau ke SMP harus punya ijasah SD, sedangkan buat nebus ijasah’e ae g ada duit arep kepikiran sekolah SMP,” ungkap bapak 3 anak ini.
Andik anak bungsu dari 2 bersaudara, kakaknya sudah berkeluarga semua. Menurut keterangan bapaknya, hasil mereka sudah cukup buat makan dan biaya anak sekolahnya. “ Arep ngiwangi piye neh mas, buat biaya keluarganya saja pas-pasan, moso kon ngiwangi biaya sekolah adikne, yo mesane to mas, jane mas-mas,’e yo pingin nyekolahne adi’ne ,” jelas Sukir sambil mengikat kayu bakar.
Mereka hidup di atas tanah sewa milik tetangganya. “ Sebenarnya hanya di suruh menepati saja mas, bayarnya semampunya yang punya tanah tidak mematok harga, dulu pernah buka warung di sini tapi tutup,selain sepi, mereka yang datang ke warung banyak yang utang, jadinya bangkrut. Ya modal buka Rp.30.ribu pagi sampai malem cuman dapat Rp.10 ribu,akhire ibu’ lare-lare di jak wong nik Jakarta,” kata Sukir.
Andik Saputra sebagian anak bangsa yang putus sekolah karena keadaan orang tuanya di bawah garis kemiskinan.”Sebenernya masih pingin sekolah mas, terus mau bagimana lagi orang tua sudah tidak mampu, ya terpaksa membantu cari kayu bakar, mengembalakan kambing orang, membantu ke sawah, dan setiap pagi dan sore memasakkan makanan buat bapak,” jelas Andik sambil membawakan minuman buat bapaknya.CNG.
Dinas Pertanian Sedang Adakan Semprot Masa
Magetan Kumandang. Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, Jawa Timur dalam sepekan ini telah melakukan penyeprotan hama wereng padi secara masal, dari 11 ribu hektar sawah di Magetan Sedikitnya 492 hektar, 80 hektar rusak berat atau gagal panen, sedangkan sisanya rusak ringan dan rusak sedang.
Serangan hama wereng sudah terjadi sejak pertengahan bulan Juli dan mengencam hasil panen padi mendatang. Guna mengurangi serangan hama, dinas pertanian memberikan obat semprot pestisida secara gratis.Selain itu, juga meminjamkan mesin untuk penyeprotan padi secara masal.
Hama wereng yang selama ini menjadi momok petani telah menyerang bagian batang padi, Sehingga dapat menyumbat pertumbuhan padi. Sesuai data dari dinas pertanian akibat serangan hama wereng, tahun 2011 banyak mengalami gagal panen, sedikitnya mengalami penurunan hasil panen 10 sampai 15 persen dari target awal.
Dinas pertanian Kabupaten Magetan juga memperlihatkan tanaman padi yang rusak akibat serangan hama wereng. Padi yang terserang hama wereng pada umunya akar padi mulai membusuk pada akhirnya tanaman padi tidak bisa tumbuh sesuai harapan petani.
Edy Suseno Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan mengatakan, dalam hal ini kami tidak berhenti sampai disini saja.” Yang terpenting adalah pengendalian oleh para petani itu sendiri baik melalui pengamatan awal atau tahap-tahap pengendalian yang sesuai serangan wereng,” jelasnya.
“ Penyemprotan ini di lakukan secara masal tidak hanya di Magetan saja, namundi lakukan secara serentak di seluruh Indonesia bahkan sedunia. Kami sifatnya hanya membantu, membina, memberi obat pestisida dan alat semprot,” katanya.CNG.