Polres Ngawi Gelar Rembug Bareng Antar Perguruan Pencak Silat

di %s Berita/Informasi 672 views

Jelang tahun Hijriah tepatnya 1433 H dibulan Muharam atau bulan syuro, jajaran Polres Ngawi siapkan diri guna pengamanan. Bertempat di aula Polres Ngawi Rabu, (16/11), puluhan sesepuh dari berbagai perguruan pencak silat mendengarkan arahan langsung dari Kapolres Ngawi, AKBP Eko Trisnanto, guna mencegah terjadinya aksi kerusuhan pada waktu mengadakan kegiatan selama bulan syuro.

Perguruan pencak silat tersebut antara lain SH Winongo, SH Terate, Gubuk Remaja dan beberapa perwakilan perguruan pencak silat lainya yang ada di wilayah Ngawi. “Pada dasarnya kita ajak para sesepuh perguruan pencak silat ini untuk menjaga suasana yang kondusif selama melaksanakan kegiatan dibulan syuro,” terang AKBP Eko Trisnanto.

Selain itu Kapolres Ngawi mengharapkan jangan mudah terprovokasi oleh oknum tertentu yang sengaja menciptakan suasana kekacauan selama prosesi kegiatan perguruan pencak silat. “Setiap mendekati bulan syuro memang kita undang mereka untuk ikut menjaga ketenangan dan jangan sampai mudah terkena hasutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tambah Kapolres Ngawi, AKBP Eko Trisnanto. Selain itu pihak Kapolres juga berpesan pada waktu melakukan kegiatan seperti pengesahan warga baru SH Terate ataupun Syuran Agung bagi SH Winongo jangan sampai menggunakan lambang kebesaran perguruan secara berlebihan. “Jadi penggunaan lambang kebesaran terlalu lebih bisa memancing suasana tidak nyaman, selain itu penggunaan truk terbuka kalau bisa dihindari dan yang lebih penting kita tidak segan menindak sesuai hukum yang berlaku kalaupun mereka dengan sengaja melakukan tindakan yang merugikan,” tambah AKBP Eko Trisnanto.

Didalam acara rapat koordinasi tersebut juga hadir Bupati Ngawi, Ir.H.Budi Sulistyono, Dandim 0805 Letkol Inf Mu’tamar, Danyon Armed 12 Angicipi Mayor ARM Sugeng Riyadi dan jajaran Kapolsek. Kemudian dalam sambutanya Bupati Ngawi,Ir.H.Budi Sulistyono, berpesan jangan sampai diwilayah Ngawi terjadi gegeran seperti daerah lain. “Apapun alasanya tetap saudara kita semua jadi percuma terjadi kisruh yang tidak jelas akar permasalahanya, kemudian dalam sejarah di Ngawi ini dari tahun tahun sebelumnya tidak ada yang namanya kekisruhan antar perguruan pencak silat demikian juga untuk tahun ini kita mengharapkan suasana aman dan nyaman,” pesan Ir.H.Budi Sulistyono.

Sementara dapat di info rmasikan bahwa ada sedikitya ada 2 titik rawan yaitu meliputi wilayah perbatasan Magetan-Ngawi tepatnya di desa Geneng , sedangkan wilayah Karangjati – Caruban terkonsentrasi di desa Talok .(sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

GSI Ngawi, Masuk Empat Besar Jatim

di %s Berita/Informasi 1,222 views

Desa Jati Gembol, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi Jawa Timur menjadi nominator inovasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) tingkat Jawa Timur bersama tiga daerah lainnya. Yakni Kabupaten Gresik, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Malang. Karena Kabupaten Ngawi juga dianggap mampu melakukan inovasi GSI dalam penurunan angka kematian bayi.

Pada kesempatan itu juga hadir ketua tim penggerak PKK Kabupaten Ngawi Antik Budi Sulistyono, Kadin PPKB Katon, Muspika Kecamatan Kedunggalar, perwakilan dari Dinkes Ngawi, ibu camat se Kabupaten Ngawi, Kades se Kecamatan Kedunggalar, dengan iringan gamelan dan gending jawa ‘ Kerawitan Jati Laras’ Kedunggalar menambah greng suasana.

Kepala Desa Jati Gembol, Budi Sulistyono Narko.SE, menyerahkan buku administrasi GSI yang bakal menjadi evaluasi tim dari Jatim. Dalam uraiannya, bahwa GSI Desa Jati Gembol mempunyai visi yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kematian ibu juga menekan angka kematian bayi. Budi juga memamerkan produk dari desanya berupa susu kedelai, bahkan sekarang kelompok tani kedelai telah bekerja sama dengan pihak unilever perusahaan Kecap Bangao.

Tim evaluasi GSI Jawa Timur bersama Nina Sukarwo, istri Pak De Karwo Gubernur Jawa Timur, melakukan evaluasi dan penilain terhadap KSI / GSI Desa Jati Gembol, Selasa (15/11) di halaman Balai Desa Jati Gembol. Kecamatan Sayang Ibu (KSI), yang ditunjuk tingkat Kabupaten Ngawi adalah Kecamatan Kedunggalar. Penilaian itu dilakukan untuk memilih kota atau kabupaten terbaik dalam GSI Jawa Timur 2011.

“Kabupaten Ngawi masuk 4 besar sebagai nominasi Gerakan Sayang Ibu tingkat Jatim. Nominasi itu ditetapkan berdasarkan dari laporan pelaksanaan GSI yang disampaikan masing-masing daerah kepada kami,” kata Ketua TIM Penilaian GSI berprestasi Jatim, Herawanto Ananda, saat member sambutan.

“GSI merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi,” imbuhnya.

Saat ini angka kematian ibu hamil di Jatim 90,7 per 100 ribu ibu melahirkan, begitu juga dengan angka kematian bayi 30,7 per 100 ribu kelahiran bayi. Kematian ibu menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu.

Penilaian yang dilakukan tim evaluasi GSI Jatim ini melibatkan dari Dinkes, PMI, Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, dan Administrator yang tidak hanya mengevaluasi berdasarkan laporan administrasi saja, tim evaluasi juga melihat dari dekat pelaksanaan GSI yang ada di Desa Jati Gembol.(infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kampanye Campak dan Polio : 18 Oktober sd 18 Nopember 2011

di %s Berita/Informasi 727 views

Program imunisasi adalah salah satu program pencegahan penyakit di Kementerian Kesehatan RI yang terbukti cost effective dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Jenis penyakit PD3I adalah Hepatitis B (penyakit kuning), TBC (batuk darah), Difteri, Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), Tetanus (kejang-kejang), Polio (lumpuh layu) dan Campak (gabag).

Penyakit campak disebabkan oleh Virus Morbili (myxovirus viridae), dengan gejala awal demam, batuk, pilek, mata merah dan gejala khas bintik merah muncul di dahi/belakang telinga, menyebar ke seluruh tubuh.

Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa usia > 20 tahun. Kasus campak dapat menjadi lebih berat dan fatal apabila menyerang anak malnutrisi (kurang gizi) dan defisiensi vitamin A serta imun deficiency (HIV).

Kematian penderita campak (CFR = 3-4%) umumnya disebabkan karena komplikasinya, seperti : bronchopneumonia, diare berat dan gizi buruk serta penanganan yang terlambat.

Sedangkan penyakit polio menyerang syaraf pusat dengan gejala awal demam, nyeri otot, dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian dapat terjadi karena kelumpuhan otot pernafasan & tidak segera ditangani.

Penyakit campak dan polio adalah penyakit yang sangat menular dan potensial menimbulkan wabah, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

Di Jawa Timur pada tahun 2010 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB/wabah) campak sebanyak 23 kali yang tersebar di 12 kabupaten/kota dengan jumlah penderita 323 orang dan kematian 2 orang. Sedangkan tahun 2011 per tanggal 30 Juni 2011 telah terjadi KLB/Wabah campak 7 kali tersebar di 10 kab/kota dengan jumlah penderita 167 orang dan tidak ada kematian. KLB/Wabah polio sejak terjadi klb polio tahun 2005, di jawa timur tidak lagi ditemukan kasus polio.

 

Di Jawa Timur diperkirakan ada sekitar 433.186 anak atau sama dengan 73% jumlah bayi tahun 2011 yang rentan terhadap infeksi penyakit campak, sehingga apabila tidak segera diberikan dosis kedua atau tambahan pada tahun ini diperkirakan di Jawa Timur akan banyak terjadi wabah campak yang banyak menelan korban, sehingga diperlukan kegiatan kampanye campak dan polio tambahan.

Kegiatan kampanye campak dan polio tahun 2011 berupa pemberian imunisasi campak dan polio yang bertujuan meningkatkan kekebalan massal pada anak-anak Balita dari infeksi penyakit campak dan polio.

Jumlah sasaran kampanye campak di Jawa Timur sebanyak 2.550.552 anak dan sasaran imunisasi polio tambahan sebanyak 3.006.193 anak. Pelayanan imunisasi dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober – 18 Nopember 2011 di Posyandu sesuai jadwal pelayanan Posyandu rutin dan juga di sarana pelayanan kesehatan lainnya (pemerintah / swasta).

Demi terlindunginya anak-anak Jawa Timur dari serangan infeksi penyakit campak dan polio, maka pelaksanaan kampanye campak dan polio tambahan di Jawa Timur harus sukses dengan target cakupan minimal 95% anak, untuk itu diperlukan dukungan semua pihak dan partisipasi masyarakat, khususnya peran orang tua yang memiliki anak balita (usia 0-59 bulan) agar membawa anak-anaknya ke Posyandu atau sarana kesehatan lainnya (pemerintah/swasta) terdekat.

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top