
Pemkab Galakkan Gerakan Tanam Padi Serentak
Penurunan produksi akibat serangan hama wereng pada musim panen tahun lalu menjadi pelajaran berharga bagi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Ngawi. Untuk mengurangi dampak penyakit tanaman yang menyerang padi, Dinas PTPH menggalakkan gerakan menanam padi secara serentak di Desa Sambiroto, Kecamatan Padas. Bahkan, Bupati Budi Sulistyono dan Kepala Dinas PTPH Marsudi tak segan turun langsung menanam padi bersama puluhan warga hingga membuat suasana semakin semarak penuh semangat. “Tahun lalu (2011) produksi padi turun 17,85 persen karena wereng. Dengan tanam serentak akan memutus siklus organisme pengganggu tanaman,”terang Marsudi.
Banyak manfaat yang diperoleh dari tanam padi secara serentak. Di antaranya, efisiensi atau penghematan penggunaan air, karena mayoritas pertanian di Ngawi memiliki sistem terasering. Hal ini dinilai menguntungkan lantaran tiga waduk yang ada di Ngawi (Waduk Kedungbendo, Pondok dan Sangiran) dalam posisi penyimpanan air hingga produksi padi tahun ini. Hingga Oktober lalu produksi sudah menembus 708.959 ton gabah kering giling atau melebihi target 4 persen. Dia optimistis jika petani mematuhi sistem pola tanam padi-padi-palawija, tanaman padi di Ngawi bebas dari hama seperti wereng, sundep, dan pengerek batang. “Ngawi masuk lima besar lumbung padi Jatim. Jadi perlu digalakkan tanam padi serentak agar bisa mempertahankan posisi itu atau bahkan masuk tiga besar,” ungkapnya.
Bupati Budi Sulistyono mengatakan, sektor pertanian Ngawi berpotensi bisa meningkatkan taraf hidup petani dengan cara pembelian gabah melalui gapoktan. Saat ini luasan lahan tananan padi di Ngawi mencapai 118.472 hektar dengan capaian gabah kering giling hampir 709 ribu ton.
Dia menambahkan, panen padi di Ngawi lebih awal dua bulan dibanding daerah lain di Jatim sehingga menjadi primadona. Oleh sebab itu, dia menstimulus pembelian gabah di gapoktan dengan harga beli lebih tingi dibandingkan daerah lain. “Dengan begitu saya yakin taraf hidup petani akan lebih baik dan value-nya akan meningkat,” ujarya. (jawapos-radarngawi)
Sosialisasi Program Studi Multidisiplin Sekolah Pasca sarjana UGM
Surat daru Universitas Gajah mada Nomor 2598/HI.SPs/HM/2012 tanggal 8 Oktober 2012 perihal Sosialisasi Sosialisasi Program Studi Multidisiplin Sekolah Pasca sarjana UGM.
Selengkapnya
Dari Wheellie Hingga Stoppie di HUT Korpri Ngawi
Aksi freestyle yang menguji adrenalin ditunjukan sejumlah freestyler lokal di jalur tengah Alun-alun Merdeka kemarin (01/12). Dengan berbagai gaya akrobatik, mereka tampak piawai menghibur ratusan penonton yang menjubeli arena. Bahkan, Sekretaris Daerah (sekda) Mas Agoes Nirbito yang juga berada di kerumunan penonton sempat mengacungkan tangan tanda kekagumannya. “Salut dengan aksi-aksinya,” terang Mas Agoes Nirbito di sela-sela kerumunan penonton. Aksi freestyle kerap melakukan stoppie (mengangkat roda belakang), burnout (memutar roda belakang saat berhenti) dan wheelie (mengangkat roda depan disertai gerakan memutar). Sayangnya, arena yang sempit membuat sebagian freestyler kesusahan memaksimalkan aksinya. Bahkan, tak jarang harus menabrak trotoar saat melakukan gerakan wheelie. “Kalau lokasinya luas, mungkin mereka (freestyler) bisa lebih memberikan tontotan menarik.” ungkapnya.
Rudi Sulisdiana, koordinator kegiatan mengatakan, kepiawaian para freestyler lokal ini mayoritas secara otodidak. Karena sering menonton aksi-aksi serupa di even-even otomotif, memunculkan keinginan untuk menirukan. Lantas memperagakan secara perlahan. “Pasti sering terjatuh saat latihan. Tapi kalau sudah mahir seperti ini, resiko kecelakaan bisa diminimalkan,” urainya. Aksi freestyle ini membarengi kegiatan touring wisata kuliner yang digagas Pemkab. Diawali dari warung makan di pinggir Bengawan Solo di Desa Dumplengan, Pitu. Peserta touring yang jumlahnya mencapai 700 unit sepeda motor lantas mengelilingi kawasan Ngawi barat dan selatan. Seperti Kecamatan Kedunggalar, Widodaren, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Gerih, Geneng, Paron dan kembali lagi ke Kota. (jawapos-radarngawi)