
Ngawi Juara 1 Lomba Lukis Pekan Seni Pelajar Jatim 2013
Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi patut berbangga karena utusan pelajar yang dikirim untuk mengikuti Pekan Seni Pelajar berhasil memboyong trophy kejuaraan dari Gubernur Jawatimur.
‘Cinta Neysa Taranee’ dari SDN Margomulyo I Ngawi telah berhasil menyisihkan 37 peserta lainnya dari 37 Kabupaten dalam ajang bergengsi Lomba Seni Lukis Tingkat Sekolah Dasar / MI pada Pekan Seni Pelajar Tingkat Propinsi Jatim 2013 dan berhasil merebut Juara 1.
Dengan menggunakan media cat air, Cinta (panggilan akrab Cinta Neysa Taranee) berhasil mengekspresikan kesenian khas daerah Kabupaten Ngawi yang bertajuk “Penthul Melikan” ke media kertas ukuran A1 yang disediakan oleh panitia. Panitia memang telah memberikan “sinyal” bahwa salah satu kriteria penjurian adalah masing-masing peserta harus melukiskan salah satu kesenian daerah masing-masing.
Salah satu dewan juri mengungkapkan bahwa lukisan karya Cinta ini benar-benar Original dan tidak ‘mencontek’ karya-karya juara tahun lalu, karena menurut dewan juri hampir 90% karya para peserta sedikit banyak terpengaruhi oleh karya-karya juara tahun lalu.
Cinta mengungkapkan bahwa “keberhasilan ini tidak lain karena adanya dukungan dari ‘Bu Win’ selaku Ibu Kepala Sekolah, dukungan dari keluarga dan tentunya berkat bimbingan dari ‘Bu Umi’ selaku Guru Kesenian”. Cinta juga mengungkapkan bahwa ia merasa lega, senang dan bangga bisa mengharumkan nama Kabupaten Ngawi di ajang lomba yang sangat bergengsi ini. (admin ngawikab.go.id)
Pekan Seni Pelajar Sebagai Ajang Pelestarian Seni Dan Budaya
Pekan Seni Pelajar, merupakan salah satu program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dalam upaya Pembinaan, Pengembangan, Peningkatan Mutu Kesenian di Sekolah, sebagai salah satu strategi memasyarakatkan seni di lingkungan sekolah.
Pendidikan Seni di sekolah merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis antara Logika, Etika, Estetis, Artistik dalam pengembangan kreativitas dalam menumbuhkan kesadaran, kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya.
PSP diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Tahun 2013, Surabaya yang pada tahun 2011 menjadi Juara Umum dipercaya menjadi tuan rumah PSP. Pembukaan Pekan Seni Pelajar 2013 dilaksanakan,Sabtu (15/6), di Halaman Taman Surya, PSP dibuka oleh Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Timur, Rasiyo.
Pada kesempatan tersebut, Rasiyo menyampaikan pesan Gubernur Jatim, Soekarwo event ini merupakan salah satu langkah untuk mempertahankan budaya Jawa Timur yang bernafaskan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga, dapat menjadi pilar tegaknya kesatuan NKRI.
Rasiyo juga menyampaikan, event seperti ini juga menumbuhkan dan menggali kemampuan apresiasi siswa yang meliputi persepsi, pengetahuan, pengertian, penilaian, keterlibatab dan penghargaan terhadap seni. “Melalui event seperti ini juga bisa mengembangkan minat, bakat kreativitas dan keterampilan siswa dibidang seni,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur Dr. Harun, MSi, MM mengatakan bahwa Pekan Seni Pelajar Jatim kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali di tingkat provinsi dan tempatnya secara bergantian.
Kegiatan itu mempunyai tujuan membekali anak-anak sebagai generasi penerus bangsa berkemampuan tinggi, berkepribadian luhur dan berkarakter. Disamping itu juga untuk mengembangkan bakat, kreativitas, dan ketrampilan di bidang seni, serta memupuk rasa cinta terhadap khasanah budaya bangsa sebagai jati diri dan filter terhadap pengaruh budaya luar.
Pekan Seni Pelajar se Jawa Timur dijadwalkan berlangsung mulai tanggal 15-18 Juni 2013. Pekan Seni Pelajar diikuti oleh siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dari 38 kab/kota se Jawa Timur, lomba pun disesuaikan dengan jenjang sekolah yang ada, untuk Tingkat SD/Mi mempertandingkan Lomba Seni Lukis, Seni Patung, Seni Teater, Samroh, Festival Tari Anak, Pertunjukan Tetembangan, Lomba Paduan Suara dan Lomba Baca Puisi.Tingkat SMP/Mts meliputi Lomba Seni Lukis Poster, Teater Remaja, Samroh Remaja, Tari Remaja, Tetembangan , Paduan Suara, dan Baca Puisi. Tingkat SMA/MA meliputi Lomba Desain Tekstil, Teater Remaja, Samroh, Tari, Drama Tetembangan, Paduan Suara, dan Musikalisasi Puisi. Peserta yang mengikuti Pekan Seni Pelajar ada 1900 Siswa dari 38 Kab/Kota bertujuan menumbuhkan kemampuan Apresiasi Siswa meliputi : Persepsi, Pengetahuan, Pengertian, Penilaian, Keterlibatan dan Penghargaan pada seni, Mengembangkan Potensi Kreatif Siswa dalam berkesenian dan menumbuhkan kesadaran jati diri siswa serta pemahaman akan keanekaragaman seni yang menjadi Identitas bangsanya. Tema Pekan Seni Pelajar “Sebagai Wahana Peningkatan dan pengembangan Mutu Kesenian di Sekolah Berbasis Karakter Pekerti Bangsa”. (klinikpendidikanjatim.com)
Ratusan Pelajar Gelar Mading Bertemakan Anti Narkoba
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) cabang Ngawi menggandeng Badan Narkotika Kabupaten (BNK) setempat menggelar festival majalah dinding (mading) bagi pelajar setingkat SLTP dan SLTA yang bertemakan anti Narkoba, dibuka langsung oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono.
Dalam festival ini setidaknya diikuti ratusan pelajar dari 103 sekolah saling beradu ide kreatif sebagai pesan moral terhadap ancaman narkoba yang mengincar terhadap kalangan remaja.
“Pada intinya kita mengajak kepada adik-dik pelajar bagaimana mengaktualisasikan gagasan terhadap bahaya narkoba dan bagaimana manfaat menjauhi barang yang berbahaya ini lewat festival majalah dinding yang kita gelar hari ini,” terang Ony Anwar yang merangkap Ketua KNPI Ngawi dan BNK.
Pada penjelasanya Ony Anwar yang juga sebagai Wakil Bupati Ngawi ini tema mading tentang anti narkoba pada umumnya dapat mengispirasi bagi pengunjung seputar ilmu terbaru tentang efek pemakaian narkoba.
Tambahnya, festival mading yang pertama digelar oleh KNPI Ngawi ini memang diluar dugaan sebelumnya pernyataan tersebut terlihat dari jumlah peserta dari kalangan pelajar yang cukup antusias mengikuti mading yang terdiri dari 65 kelompok dari SLTP dan 38 kelompok pelajar SLTA.
Terlebih dengan menampilkan berbagai inovasi yang menjadi terobosan pencegahan terhadap bahaya narkoba apalagi festival digelar bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Ngawi ke-655. “Pada awalnya memang diluar dugaan terselenggaranya mading ini terbukti adik-adik pelajar menampilkan inovasi terbarunya sehingga menjadi apresiasi tersendiri untuk tahun-tahun kedepanya,”ujar Ony Anwar.
Saat ini pihaknya mengakui kehadiran narkoba sudah mengarah rusaknya moral generasi muda. Bahkan sindikat perdagangan barang terlarang tersebut tidak jarang melibatkan kalangan pelajar sebagai kurir yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum tertentu.
Memang narkoba dilihat dari berbagai sisi menjadikan momok menakutkan bagi kalangan remaja. Seperti yang dirilis oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebanyak 123.810 pelajar di Indonesia menggunakan narkotika, obat psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Dalam perkembanganya sampai tahun 2007 lalu tercatat 12.848 pengguna masih duduk di bangku SD, sementara 110.870 orang pengguna bersekolah di SMP dan SMA. Sehingga jumlah peningkatanya mencapai 40 persen setiap tahun dan sebagai patokan persentase peningkatan tersebut terlihat dari peredaran napza (narkotika, obat psikotropika, dan zat adiktif lainnya).
Maka semua stakeholder termasuk semua elemen masyarakat sangat perlu tindakan nyata untuk membebaskan para pelajar dari jeratan narkoba. Kemudian festival mading tersebut diakhiri dengan peninjauan langsung satu persatu oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono yang didampingi Dwi Rianto Jatmiko ketua DPRD Kabupaten Ngawi. (sinarngawi.com)