Category archive

Seni Budaya - page 9

Seputar perkembangan seni dan budaya, tokoh-tokoh, giat dan peristiwa seni dan budaya di Kabupaten Ngawi

Kirab Pusaka, Lestarikan Tradisi Ngawi

di %s Berita/Kabar Ngawi/Seni Budaya 2,832 views

Keberadaan Kabupaten Ngawi tidak bisa terlepas dari Dusun Ngawi Purba sebagai cikal bakalnya. Prosesi Kirab Pusaka Tombak Kiai Singkir beserta Songsong Agung Tunggul Warono dan Tombak Kiai  Songgolangit beserta Songsong Agung Tunggul Wulung adalah bagian dari perjalanan sejarah Kabupaten Ngawi.

Menurut Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, pusaka – pusaka ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Ngawi, terkait tahapan terbentuknya Pemerintahan Kabupaten Ngawi. “Mulai dari dusun, desa hingga mulai terbangun sebuah pemerintahan serta mendapatkan pengakuan dilingkup Matraman, disitulah bibit kawit  Pemerintahan kita saat ini,” jelas Bupati

Dan, kirab pusaka ini dimaknai sebagai penjemputan pusaka di leremkan semalam di pendopo Ngawi Purba, dibawa kembali ke Pendopo Wedya Graha. “Bagi leluhur kita, pusaka ini merupakan sebuah kekuatan, dan kita tidak bisa melupakan adat istiadat. Maka inti dari tradisi ini adalah uri – uri,  jangan sampai kita melupakan sejarah, sebab merupakan bagian dari perjalanan kita membangun sebuah peradaban,” ujarnya.

Kirab Pusaka ini rutin dilakukan dua tahun sekali, dalam rombongan kirab ini ada 15 kereta kencana dan 26 delman yang didatangkan langsung dari Keraton Solo. Juga, pasukan kraton dan 9 pasukan senopati berkuda, 6 tim drumband tersebar di beberapa titik rute kirab. Selain itu, ada dua buah gunungan spektakuler hasil bumi yang dikenal dengan gunungan wadon dan lanang  setinggi 3,5 meter. Disamping komunitas mobil tua, sepeda tua dan komunitas kendaraan lainnya.

Prosesi dimulai sekitar pukul 08.00, dengan penyerahan pusaka yang dilakukan Kepala Desa Ngawi Purba kepada pusaka Kabupaten Ngawi  di depan Pendopo Ngawi Purba. Perjalanan kirab ini menempuh jarak sekitar lebih dari lima kilometer. Penyerahan pusaka dilakukan di depan paseban oleh sesepuh Ngawi kepada Bupati dan Wakil Bupati, yang selanjutnya diserahkan kembali ke parogo, dikirab menuju gedung pusaka Pendopo Wedya Graha. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Jamasan dan Boyong Pusaka, Bupati Minta Lestarikan Budaya Leluhur

di %s Hari Jadi Ngawi 659/Peristiwa/Seni Budaya 3,010 views

Masih dalam rangkaian Hari Jadi Ngawi ke 660 ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar acara Jamasan dan Boyong Pusaka yang telah menjadi tradisi turun temurun  para leluhur jelang hari jadi Ngawi. Prosesi Jamasan (mencuci, Red) bertempat di Kuncungan Pendopo Wedya Graha, Selasa (3/7).

Dalam Jamasan Pusaka ini ada dua buah tombak diantaranya Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit, juga dua buah payung pusaka yakni Tunggul Wulung serta Tunggul Warono dengan air khusus yang disiapkan para sesepuh ngawi. Acara sakral ini dihadiri Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Djadmiko, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan pejabat dilingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi, Kepala Sekolah SD/MI/SMA/SMK dalam kota, Kepala UPT Puskesmas se Kabupaten Ngawi.

Prosesi ini diawali dengan Tari Sri Mangayun dari Sanggar Tari Eko Budoyo Surakarta, kemudian dilanjutkan dengan mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung oleh Bupati Ngawi, sedangkan Kyai Songgo Langit dan Songsong Tunggul Warono oleh Wakil Bupati yang diserahkan kepada pangasto pusoko kemudian boyong medhal serta diiringi seluruh Forkopimda menuju kuncungan pendopo lalu di jamas diiringi rerepan gendhing jamasan pusoko dengan 30 saraswati.

Menurut Bupati Ngawi, Jamasan Pusaka ini rutin dilakukan setiap tahun menjelang hari jadi, “Setelah di jamas atau bersihkan pusaka ini dibawa ke desa Ngawi Purba  yang merupakan bibit kawit kabupaten Ngawi, di leremkan semalam, kemudian malamnya dilakukan tirakatan, besok pagi dijemput disemayamkan lagi dipendopo ini,” jelas Bupati.

Bupati berharap masyarakat mengerti tentang sejarah, terutama Kabupaten Ngawi, yang ada sejak 660 tahun lalu, dari dusun sampai saat ini. “Selanjutnya kita tidak bisa lupakan budaya, terutama bagi pendahulu kita yang telah membangun serta memakmurkan Ngawi sudah  selayaknya kita melanjutkan cita – cita mereka, dan menjaga tradisi yang mereka tinggalkan,” tuturnya.

Tepat pukul 10.00 WIB dilakukan boyongan ke desa Ngawi Purba yang merupakan cikal bakal Kabupaten Ngawi, diikuti seluruh Parogo, Sesepuh dan Caroko kemudian disemayamkan semalam, yang esoknya akan di boyong  kembali ke Gedung Pusaka dalam Kirab Pusaka. (kominfo)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares

Peringati Hari Jadi ke 660, Petinggi Ngawi Lakukan Ziarah Makam Leluhur

di %s Berita/Hari Jadi Ngawi 659/Kabar Ngawi/Peristiwa/Seni Budaya 2,748 views

Dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Ngawi ke 660 tahun 2018 ini, Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Ketua DPRD Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi lakukan ziaran makam leluhur pendiri Ngawi, Senin (2/7). Diantaranya makam RM. Tumenggung Poerwodiprodjo (Bupati Ngawi 1887-1902), makam R. Adipati Kertonegoro, makam Patih Pringgo Koesoemo, serta makam R. Patih Ronggolelono dan Putri Cempo.

Menurut Bupati Ngawi, ziarah ini dilakukan sebagai penghormatan atas jasa para leluhur termasuk pendiri Kabupaten Ngawi, “Kita mengenang bagaimana mereka melakukan babat alasnya disini. Dan, kita harus kenal dan mengetahui itu semua, dan acara ini sudah menjadi agenda setiap hari jadi,” kata Bupati sesaat sebelum berangkat ziarah.  Bupati memaknai ziarah makam leluhur ini sebagai bentuk penghargaan bagi leluhur yang telah korbankan tenaga, pikiran dan nyawanya untuk kesejahteraan rakyat termasuk melawan penjajah Belanda kala itu, “Tentu saja kita yang meneruskan ini harus mengerti dan meneruskan cita – cita mereka,” lanjutnya.

Rombongan ziarah ini diawali di makam RM. Tumenggung Poerwodiprodjo, TPU Kauman belakang Masjid Agung Ngawi dengan doa bersama dan tabur bunga, kemudian dilanjutkan ke Ngawi Purba makam Patih Pringgo Koesoemo dan berlanjut ke TPU Sine, makam Raden Adipati Kertonegoro dan berakhir di TPU Jabal Kadas Hargomulyo Ngrambe makam Patih Ronggolelono dan Putri Cempo selanjutnya rombongan menuju Ngawi. kominfo

 

Sebar dan Bagikan :

Shares

Peringatan BBGRM ke XIV dan HKG PKK ke 46 Tahun 2018, Bupati Minta Lestarikan Gorong Royong

di %s Seni Budaya/Sosial Politik 1,186 views

Kabupaten Ngawi menggelar peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XIV dan Hari Kesatuan Gerak (HKG)  PKK ke 46 di desa Bangunrejo Kecamatan Karanganyar, Kamis (3/5) lalu dengan pagelaran budaya ketoprak Tresno Budoyo.

Acara yang digelar malam hari ini dihadiri Bupati Ngawi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi, Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Camat se Kabupaten Ngawi, Pengurus Tim Penggerak PKK se Kabupaten Ngawi.

Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono dalam sambutannya meminta kepada masyarakat untuk terus nguri – uri  budaya gotong royong, kalau tidak dilestarikan bisa luntur, “Gotong royong itu utama, dan yang penting lagi saling menghormati, podho nyengkuyung dan kebersamaan dalam mencapai tujuan,” kata Bupati dihadapan warga yang hadir dalam acara ini.

Ia juga menyampaikan bahwa gotong royong merupakan ciri khas bangsa ini. Makanya, dengan gotong royong ini, diharapkan bisa mewujudkan program PKK terkait pengentasan dan penangan gizi buruk di Kabupaten Ngawi dengan gerakan orang tua asuh. “Orang tua asuh ini ada dua, untuk ibu hamil dengan resiko tinggi dan balita dengan gizi buruk,” lanjut Budi.

Selain itu ia juga sampaikan, kalau keberadaan PKK memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejateraan, “Saya ucapkan terima kasih kepada Tim Penggerak PKK yang tidak lelah memajukan dan menciptakan generasi emas untuk masa yang akan datang,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, Bupati juga menandaskan bahwa desa saat ini harus memiliki potensi unggulan, “Kita akan support, masyarakat harus menyatu menyamakan pikiran, hati untuk memajukan desa. Dan yang utama, bahwa majunya desa harus sesuai dengan keinginan masyarakat,” jelasnya. Lebih lanjut, Bupati juga berikan apresiasi untuk desa Bangunrejo atas pencapaiannya saat ini, dan diharapkan bisa lebih maju lagi menjadi desa seni budaya. “Kalau sudah sepakat menjadi desa seni budaya, ya harus ada fasilitas yang baik,” sarannya. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 7 8 9
Go to Top