Category archive

Seni Budaya - page 8

Seputar perkembangan seni dan budaya, tokoh-tokoh, giat dan peristiwa seni dan budaya di Kabupaten Ngawi

Tarik Wisatawan Dengan FGB Seloondo ke III

di %s Seni Budaya 2,008 views

Untuk menjaga kelestarian alam dan merayakan kerja budaya, masyarakat Desa Ngrayudan menghadirkan kembali acara Festival Gravitasi Bumi (FGB) Selondo ke 3 yang digelar setiap tahunnya. FGB tahun ini dengan tagline Pelangi Indonesia dan tema baru yaitu Indonesia kaya akan beragam budaya, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, (Sabtu – Minggu, 1-2/9) di Desa Wisata Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi

Kegiatan ini dibuka Sabtu Pagi (1/9) yang dimeriahkan oleh pasukan semut se Desa Ngrayudan, penampilan tari retno dumilah, reog singo mudo serta malamnya telah resmi dibuka oleh Wakil Bupati Ony Anwar saat Upacara Donowarih.

“Donowarih adalah penghormatan kembali kepada sumber mata air, selain kita mencintai alam kita, kita juga harus menjaga alam dengan cara tidak boleh buang sampah sembarangan dan harus cinta kepada lingkungan” Ucap Ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Ngrayudan.

Dalam kegiatan ini pasukan semut se Desa Ngrayudan juga mengikuti kerja bakti dengan cara mengambil semua sampah di sekitar Seloondo. “Banyak warga sekarang sudah sadar tentang bagaimana tentang menjaga kelestarian alam dan mencintai alam. kita juga mengudakan metode penyadaran melalui pasukan semut, penyadaran mulai dari dini melalui anak-anak dan kita sadarkan bagaimana kita menjaga alam dan merawat alam” Jelas Ketua Pokdawis Desa Ngrayudan.

Pada hari kedua FGB Minggu (2/9) turut hadir Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono, Sekretaris Daerah M Sodiq Triwidiyanto, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pejabat dilingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi serta Bapak Camat dan kepala desa beserta rombongannya.

Dalam sambutanya Bupati Ngawi sangat mengapresiasi Kegiatan ini, beliau juga berharap adanya kegiatan ini akan mengakat wisata-wisata yang berada di Ngawi yang nantinya akan menambah pendapatan masyarakat Ngawi, yang artinya bahwa orang Ngawi ini sendiri harus mendukung penuh dalam wisata Ngawi dan harus berwisata ke Ngawi tanpa jauh jauh di luar Ngawi. “Kebutuhan manusia sekarang ini pada rekreasi, maka tempat-tempat rekreasi ini harus di Ngawi saja yang nantinya uangnya masyarakat Ngawi ya harus beredar di Ngawi” Jelas Bupati Ngawi.

“Saya juga berharap adanya kegiatan ini akan mengundang semua warga ngawi maupun luar Ngawi serta adanya pasuka-pasukan tentang sampah itu terus berjalan dan semua pengunjung-pengunjung yang ada disini jangan membuang sampah sembarangan” Tambahnya.

Dipenghujung acara ditutup dengan gelaran Keroncong Sarasvati, Anglur Selur, Unen-unen Rengel, Saung Swara, Acauntikalysaa, dan Sri Krisna and Friend dari Yogyakarta.(kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Lestarikan Tradisi Ngawi Melalui Upacara Adat Keduk Beji

di %s Seni Budaya 4,294 views

Keduk Beji Merupakan agenda tahunan yang selalu didukung Pemerintah daerah Kabupaten Ngawi yang diadakan setiap hari Selasa Kliwon dalam satu tahun sekali, Upacara Adat Bersih Sendang (KEDUK BEJI) ini berguna untuk mengenang hilangnya Raden Ladrojo yang hilang setelah Tapa Kungkum di Sendang Tawon, Selasa (28/08).

Upacara ini berhasil mengundang banyak masyarakat Ngawi guna melihat prosesi Upacara sakral tersebut, Bukan hanya itu Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono Beserta ibu Hj. Antik Budi Sulistyono, SH, dan Camat Kasreman Siswandi beserta ibu juga turut menghadiri kegiatan tersebut.

Tujuan adanya kegiatan ini selain untuk mengenang hilangnya Raden Ladrojo sekaligus membuat masyarakat tawun agar giat dalam bergotong-royong. “Tujuan bersih desa ditawun yaitu untuk meningkatkan kegotong-royongan masyarakat agar masyarakat mau bangkit lagi dari tradisional gotong-royong” Ujar Siswandi Camat Kasreman.

“Saya juga berharap adanya bersih desa, masyarakat tawun bisa ayem tentrem loh jinawi tidak ada halangan apapun, terkait dengan kepariwisataan diharapkan budaya tawun dapat menarik peran masyarakat untuk mengunjungi tawun, mudah mudahan tawun juga menjadi destinasi wisata yang kita harapkan dan dengan adanya event seperti ini masyarakat dapat guyup rukun dan meningkatkan pendapatanya” Tambahnya.

Sebelum melaksanakan Upacara yang sakral ini Bupati Ngawi beserta ibu akan melakukan kirap mulai pintu masuk Desa Tawun sampai depan pintu masuk kolam renang Tawun, yang di ikuti Reog Ngawi, Masyarakat sekitar yang akan membersihkan sendang dan adek-adek SMK 1 Kasreman Ngawi yang menggunakan pakaian adat Tradisional.

Upacara sakral ini juga menghadirkan Air Tape (Badeg) dan sesajen lainnya utuk Pelengkap Ritual Keduk Beji Ngawi, Ritual peletakan kendi ini dilaksanakan dua orang juru kunci dan warga sekitar khususnya laki-laki yang bertujuan agar air dari sumber tersebut dapat terus mengalir dan dapat mengaliri persawahan sekitar. “Kita setiap tahun sekali mengadakan upacara adat memasukan kendi kecil yang berisikan sesaji dan badeg itu supaya air sumber itu gak punah, bisa untuk mengaliri air sawah yang ada dibawah sumber ini, selain itu sumber ini juga untuk panghuripan desa tawun dan warga masyarakat ngawi sekitarnya” Ucap mbahwo Pomo selaku juru kunci.

 

Pada akhir kegiatan di tutup dengan warga sekitar yang sehabis membersihkan sendang dengan melakukan memukuli air yang di iringi lagu jawa dan di tutup dengan doa bersama (Bancaan) yang dilaksanakan warga sekitar. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Ngawi Karnaval Ajang Inovasi dan Kreativitas Menuju Negeri Ngawi Ramah

di %s Seni Budaya 2,216 views

Ngawi Karnaval merupakan bagian dari rangakaian acara memperingati HUT RI ke 73 dan hari Jadi Ngawi ke 660. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan Pemkab Ngawi yang ditunggu masyarakat Ngawi. Tahun ini, mengusung tema “Pelestarian Seni dan budaya Daerah Mendukung Negeri Ngawi ramah”  sekolah, instansi, masyarakat dan beberapa perwakilan komunitas berpartisipasi menyuguhkan kreasi dan inovasi dalam iring iringan karnaval,Sabtu (18/8)

Sekitar pukul 13.15 Karnaval di berangkatkan Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono bersama Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar secara simbolis, dengan pengangkatan bendera. Turut hadir dalam acara siang hari ini, jajaran pejabat dilingkup Pemkab Ngawi, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Ngawi. Seperti yang dilaporan ketua Panitia Karnaval, Drs Abimanyu, bahwa tahun diikuti 2 ribu lebih personil terbagi menjadi  22 Peserta dan terdiri tiga tingkatan diantaranya A, B, dan C.

Dalam kesempatan ini Bupati menyampaikan harapannya agar karnaval bisa di jadikan sebagai hiburan dan wadah untuk menampilkan budaya sendiri agar  warganya bisa lebih mencintai budayanya sendiri dengan terus berinvonasi menampilkan kreatifitas. “Dengan tema budaya tradisi di harapkan semua bisa berinovasi berkreasi sehingga lebih mencintai kebudayaannya sendiri,” kata Bupati. Disela sambutannya, Budi Sulistyono berpesan semua sekolah bahkan komunitas untuk turut dalam kegiatan ini,

“Saya ingin tidak hanya sekolah pilihan atau sekolah yang ada di lingkup kota ngawi saja yang ikut berpartisipasi melainkan semua sekolah dan semua komunitas bisa ikut berprastisipasi,” tutur Budi Sulistiyono. Pun, tema  bebaskan untuk semakin memberikan ruang berkreasi tanpa terpacu pada tema yang di tentukan” imbuhnya.

Nampak, antusiasme warga menyaksikan iring iringan karnaval ini, meskipun panas terik menyengat. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

BOACF 2018, Ajang Inovasi dan Kreatifitas Angkat Potensi Ngawi

di %s Seni Budaya 1,317 views

Masih dalam rangkaian Hari Jadi Ngawi ke 660, Pemerintah Kabupaten Ngawi gelar Bumi Orek – Orek Art & Culture Festival (BOACF) 2018, selama dua hari berturut – turut, Sabtu – Minggu (14 -15/7) di Benteng Van Den Bosch. Acara ini dimeriahkan beberapa artis ibukota diantaranya Dewa Budjana, Sruti Respati, Gondrong Gunarto, Djaduk Ferianto dan Orkes Sinten Remen.

Acara yang dikemas dalam konser budaya ini dihadiri Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulisyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Djatmiko, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tamu undangan dan masyarakat Ngawi.

BOACF 2018 ini menampilkan hasil inovasi dan kreatifitas dari 19 delegasi Kecamatan se Kabupaten Ngawi. Menariknya, setiap delegasi menampilkan beragam karya seni tradisional yang dilombakan dalam acara ini. Menurut Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono bahwa kegiatan yang digelar ini untuk mengangkat serta mengenalkan potensi Ngawi, yang sebenarnya luar biasa untuk dikembangkan sekaligus dijadikan icon Ngawi, “Hadirnya artis dan pertunjukan seni nasional ini, Saya harapkan Ngawi nantinya akan bisa go internasional,” kata Bupati dalam  sambutannya.

Bupati juga katakan untuk menarik wisatawan ke Ngawi, tidak hanya Pemerintah saja yang berupaya promosikan tapi masyarakat juga harus berperan. “Salah satu tugas kita saat ini adalah menarik wisatawan. Dan, konsentrasi kita di tahun 2019 ini ke pariwisata, disamping melayani masyarakat,” ungkap Bupati.

Budi Sulistyono berkeinginan menjadikan kegiatan ini menjadi agenda tahunan dalam menampilkan kearifan lokal daerah, dengan segala inovasi dan kreatifitas. Sekaligus mampu mengangkat nama Ngawi lebih terkenal lagi bahkan mendunia, termasuk keberadaan Benteng Van Den Bosch ini. Di penguhujung acara, diumumkan pemenang lomba inovasi dan kreatifitas dari 19 Kecamatan. Tampil sebagai juara pertama Kecamatan Sine kategori Kreatif dan Rythem, Juara Kedua diraih Kecamatan Ngrambe Kategori Koreografi Kreatif dan Juara Ketiga diperoleh Kecamatan Ngawi kategori Penampilan Terkreatif, sedangkan Juara Favorit diraih Kecamatan Pangkur.(Kominfo)

 

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top