Category archive

Kesehatan - page 11

HKN Ke 54, Momentum Ubah Upaya Kesehatan Menjadi Preventif dan Promotif Bupati Ngawi : Kesehatan dimulai dari diri sendiri

di %s Kesehatan 1,076 views

Hari Kesehatan Nasional (HKN) selalu diperingati setiap tanggal 12 Nopember. Tahun ini mengambil tema “Aku Cinta Sehat” dengan subtema “Ayo Hidup Sehat, Mulai Dari Kita”, ini merupakan slogan yang harus digaungkan dan dilaksanakan sebagai insan kesehatan. Sekaligus menjadi momentum untuk mengubah upaya kesehatan bersifat kuratif menjadi preventif dan promotif. “Mengubah gaya hidup menjadi hidup sehat dimulai dari diri sendiri merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ungkap Plt. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Yudono Selain itu, petugas kesehatan yang ada di Puskemas harus semakin proaktif dan mendekatkan diri kepada masyarakat, jelasnya lebih lanjut.

Di HKN ke 54 ini, Dinkes Ngawi juga menggelar beragam kegiatan, diantaranya pameran yang digelar di Alun – Alun Merdeka Ngawi, Sabtu (10/11). Selain itu, senam dan jalan sehat yang diselenggarakan pada Minggu (11/11) yang diikuti ribuan orang. Dan, diberangkatkan oleh Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono didampingi Ketua DPRD Dwi Rianto Djatmiko  dan Wakil Bupati Ony Anwar serta Sekda M. Sodiq Triwidiyanto yang mengangkat bendera.

Disela acara, Bupati Ngawi sampaikan pesan bahwa hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri dan masyarakat. “Sehat itu harus kita sendiri yang mengupayakan, dokter maupun tenaga lainnya hanya membantu kita ketika sudah sakit,” ungkapnya. Pola hidup bersih dan sehat betul – betul diterapkan karena menjadi dasar hidup sehat. “Makan dengan gizi berimbang, olahraga dan pengelolaan stress penting dilakukan untuk menuju hidup yang berkualitas dan sehat,” tandasnya.

Jalan sehat ini cukup menarik perhatian masyarakat, karena berhadiah sepeda motor dan banyak doorprize. Usai acara ini masyarakat juga terlihat mengunjungi pameran layanan kesehatan Puskesmas yang bertema Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), salah satunya cek kesehatan gratis.

Dan, pucaknya diselenggarakan upacara peringatan HKN ke 54 di halaman Dinkes Ngawi, Senin (12/11), Bupati Ngawi bertindak sebagai Inspektur Upacara. Hadir dalam acara ini, istri Bupati Ngawi, Antiek Budi Sulistyono, istri Ketua DPRD Inne Dwi Rianto, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Puskesmas se Kabupaten Ngawi, perwakilan Organisasi Profesi Kesehatan, mahasiswa kesehatan dan pelajar sekolah menengah kesehatan.

Didepan peserta upacara Bupati Ngawi menyampaikan sambutan Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek. Dikatakan bahwa pemerintah mengajak seluruh insan kesehatan baik jajaran Kementerian Kesehatan maupun tingkat daerah agar menjadikan peringatan HKN ke 54 ini, sebagai momentum untuk mereflesikan kembali sejauh mana keberhasilan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan serta keberhasilan sektor kesehatan dalam melibatkan semua unsur dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. “Peringatan hari kesehatan nasional saat ini, mari kita kobarkan semangat melayani, semangat menggerakkan. Semangat untuk mampu menangkap aspirasi masyarakat, semangat memandirikan dan memberdayakan masyarakat dalam pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dimulai dari kita masing-masing,” ujar Bupati menyampaikan sambutan Menkes RI.

Lebih lanjut, Bupati juga berpesan kepada seluruh masyarakat Ngawi, untuk menjaga kesehatan mulai dirinya sendiri, “Pemerintah Daerah akan terus berperan dan memotivasi masyarakat bahwa hidup sehat itu penting. Hal itu dimulai dari pola makan, pola kesehatan, pola pikir maupun lingkungan,” tuturnya. Selain itu, aparatur –  aparatur yang bergerak dibidang kesehatan harus selalu dekat dengan masyarakat, “Sekaligus mampu menginisiasi bagaimana hidup sehat di dalam masyarakat, sehingga ketika lingkungannya sehat,  keluarganya juga sehat. Tentunya hal ini akan memberikan dampat positif bagaimana membangun sumber daya masyarakat kedepan agar Indonesia lepas dari permasalahan baik itu ekonomi, sosial  budaya atau yang lainnya,” pungkas Bupati. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Lokakarya Penanggulangan TBC “Butuh Komitmen Kuat Menuju Eliminasi TBC 2030”

di %s Berita/Kesehatan 1,170 views

Turbekulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium Tuberculosis yang sangat kuat sehingga memerlukan pengobatan dalam jangka panjang. Dan, menjadi salah satu penyakit yang mematikan jika tidak tertangani dengan tepat..

Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek mengungkapkan, tuberkulosis (TBC) membunuh 1,7 juta jiwa lebih banyak daripada Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan malaria. Menurut Nila, penanganan TBC tidak mudah ditangani sehingga perlu kerjasama berbagai sektor, seperti dilansir dari Health Liputan6.com.

Pun, Pemerintah Kabupaten Ngawi juga terus berupaya mendukung program Pemerintah Pusat menuju eliminasi TBC 2030, dengan Lokakarya Konsultasi Publik tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penganggulangan TBC di Kabupaten Ngawi, di Gedung Kesenian, Rabu (17/10).

Hadir dalam acara ini, Bupati Ngawi Ir H Budi Sulistyono, Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, diwakilkan Asisten  3, Tim dari KNCV, Valentinus Sama Tukan, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Murtini, Forum Koordiansi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua pengerak PKK Antik Sulistyono, Camat se Kabupatren ngawi, Kepala Bank Jatim, Kepala Puskesmas se Kabupaten Ngawi, Tim dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), beberapa tokoh agama.

Dalam paparan Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), drg. Endah Pratiwi AD, menyampaikan bahwa hasil Survei Prevelensi Nasional TBC tahun 2013-2014 menunjukan angka 660/100.000, artinya terdapat 660 kasus TBC dalam 100.000 penduduk.  Untuk Provinsi Jatim angka terjemahan prevelesi menunjukan angka 316/100.000 penduduk. Sedangkan Kabupaten Ngawi, angka notifikasi terhadap kasus TBC yang diobati (case notification rate /CNR) adalah 281 per 100.000 penduduk.

“Perkiraan jumlah kasus TBC kabupaten Ngawi sebanyak 2.334 kasus. Penemuan kasus TBC tahun 2017 sebanyak 845 kasus (36%). Sementara, kasus TBC yang belum ditemukan sebanyak 1.489 kasus (64%) sekaligus menjadi sumber penularan di masyarakat. Sedangkan, target keberhasilan pengobatan TBC mencapai 90 persen,  dengan jumlah pasien yang diobati sampai sembuh hingga 85 persen, 5 persennya meninggal dunia dan putus obat,” ungkap Endah dihadapan seluruh undangan yang hadir. Lebih lanjut, Kabid P2P ini katakan penanggulangan terhadap penyakit yang sulit dideteksi ini dengan serangkaian tindakan yang dirancang untuk mengeliminasinya, dan mengacu pada kebijakan nasional. “Beban TBC, yang berat dan mendesak tidak cukup, hanya ditangani oleh dinas kesehatan saja tetapi melibatkan banyak pihak baik, lembaga pemerintahan maupun lembaga lain,” tandasnya.

Sementara menurut Bupati Ngawi saat ditemui di acara Gebyar Academia, Rabu malam (17/8) di Gedung Eka Kapti, mengatakan bahwa kesehatan sebagai salah satu indeks kesejahteraan masyarakat, sebab hal ini akan menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan di suatu wilayah, “TBC penyakit paling mudah penularannya dan paling lama penyembuhannya. Dan, bisa berdampak pada aktivitas yang tidak maksimal,” tuturnya.

Ia juga ungkapkan kalau Pemkab Ngawi berkonsentrasi penuh untuk penanggulangan penyakit ini. “Kita memang konsentrasi betul untuk perkembangan TBC ini, bahkan untuk pencegahannya sekalipun termasuk bagaimana memulai kesadaran hidup bersih, kesadaran berinteraksi dengan baik, dan hidup sehat,” tuturnya.

Di akhir wawancara Bupati ungkapkan kalau masih ada sekitar 70 persen orang yang belum menyadari kalau terjangkit penyakit berbahaya ini, “Makanya bagaimana menemukan sumber (penderita) dari mereka yang sering berinteraksi dengan masyarakat, seperti tenaga kesehatan atau lainnya. Dan, sebisa mungkin anak – anak yang rentan, jangan sampai tertular atau terjangkiti. Untuk menemukannya, kita ajak semuanya terbuka terhadap apa yang dirasakan. Jika terjangkit, segera bisa tertangani dengan baik dan tepat,” pungkasnya. n

Dan, perihal terpenting untuk mengakhiri TBC 2030, Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, tetapi butuh komitmen bersama yang kuat seluruh stakeholder, sektor lain termasuk masyarakat, untuk bisa menjembatani mengakhiri penyakit ini sekaligus bersamaan bekerja menurunkan lebih cepat kasus ini.

Konsultasi publik ini penandatanganan kesepakatan bersama dalam penanggulangan TBC bersama Bupati Ngawi dan seluruh lintas sektor yang hadir dalam acara ini .

Sebar dan Bagikan :

Shares

Konjen Jepang Resmikan Polindes Desa Babadan

di %s Kesehatan 1,474 views

Konsul Jenderal Jepang Masaki Tani resmikan Pondok Bersalin Desa (Polindes) Desa Babadan Kecamatan Paron, Selasa  (4/6) didampingi Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto,   Direktur Jalin Nusa Institude, Suud Bawazier, Kasi Pengawasan Lembaga Asing Direktorat Kewaspadaan Nasional, Katarina Rambu Abang serta pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Pembangunan Polindes  Babadan ini merupakan bantuan hibah dari program Grassroots untuk keamanan manusia oleh Pemerintah Jepang yang difasilitasi oleh Jalin Nusa Institude, yang bertujuan untuk peningkatan kesehatan ibu hamil dan balita di wilayah ini.

Menurut Masaki Tani kesehatan ibu dan anak merupakan suatu hal yang penting. Apalagi mengingat masih tingginya angka kematian ibu termasuk diwilayah ini.

Kondisi tersebut menurut Masaki akibat dari minimnya fasilitas sarana dan prasarana medis bagi ibu hamil dan balita. “Untuk itu, dibangunnya Polindes ini diharapkan mampu memberikan ketenangan bagi ibu melahirkan dan mengurangi gizi buruk sekaligus meningkatkan pelayanan Posyandu disini,” ungkapnya.

Sementara Bupati Ngawi dalam sambutannya menyampaikan rasa senangnya atas program bantuan ini. Dan Bupati berharap bisa di manfaatkan seoptimal mungkin untuk peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi. “Saya sangat berterimakasih atas hibah Pemerintah Jepang, dan saya berharap bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan ibu dan anak. Juga utamanya untuk masyarakat disini,” ucap Bupati.

Sementara Direktur Jalin Nusa, Suud Bawazier dalam sambutannya sampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi masyarakat yang turut terlibat dalam pembangunan Polindes ini. Menurut Suud, proyek ini juga berupa pengadaan alat kesehatan dan pelatihan bagi Kader Posyandu di desa ini. “Dengan sarana prasarana yang representatif dan memadai yang ada di Polindes ini, bisa berguna bagi peningkatan derajad kesehatan masyarakat didaerah ini,” ungkapnya.

Sebab, kesembuhan pasien tidak hanya ditentukan tenaga medis saja, tapi juga fasilitas pendukung yang memadai, “Oleh karena itu fasilitas memadai sangat menunjang dalam pelayanan kesehatan,” tandasnya.

Suud berharap adanya Polindes ini bisa mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan Pemerintah Kabupaten Ngawi.

Sebelum acara peresmian, Konjen Jepang bersama Bupati dan Direktur Jalin Nusa lakukan penanaman pohon, yang nantinya diharapkan mampu mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Dan, peresmian ini ditandai dengan pemotongan pita, dilanjutkan dengan tinjauan ke Polindes. Nampak antusiasme masyarakat sekitar selama acara ini berlangsung, tidak hanya itu sambutannya pun juga meriah dengan beragam sajian hiburan, termasuk salah satunya atraksi reog. (Kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Rakerkes 2018, Wabup Ony Minta Kerjasama Seluruh Stakeholder

di %s Berita/Kesehatan 1,299 views

Tahukah anda apa itu stunting? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Saat ini, kondisi ini tengah menjadi perhatian masyarakat luas. Terutama setelah Presiden Joko Widodo menyebut bahwa stunting telah menjadi ancaman utama kualitas sumber daya manusia hingga beliau menekankan bahwa upaya penurunan angka stunting adalah kerja bersama yang harus melibatkan semua elemen masyarakat.

Masalah stunting menjadi salah satu isu penting dalam Rapat Kerja Kesehatan (Rakerkes) Kabupaten Ngawi, Kamis (5/4) di RM. Notosuman. Hadir dalam acara ini, Wakil Bupati Oni Anwar, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dr Yudono, Kepala Kantor Kementerian Agama Ngawi, Zainal Arifin, Kepala OPD se Kabupaten Ngawi. Direktur Rumah Sakit se Kabupaten Ngawi, dan Kepala UPT Puskesmas se Kabupaten Ngawi dan Narasumber dari RSUD dr. Soedono Madiun,  dr Rony Ap Tamba, Sp.A.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono menyampaikan bahwa pembangunan kesehatan akan berjalan dengan baik, jika didukung kerja keras dari semua komponen stakeholder, yang anggarannya didukung dari APBD maupun APBN. Tapi, tidak hanya cukup itu  saja, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Makanya, jaminan kesehatan akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC), melalui pembiayaan yang memadai, pelayanan berkualitas dengan pemenuhan, serta pemerataan tenaga kesehatan. “Saya sangat mendukung rapat kerja kesehatan ini dan menjadi tanggung jawab kita bersama dapat terselesaikan dengan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat,” kata Ony disela sambutannya.

Rakerkes kali ini mengusung tema mewujudkan UHC melalui percepatan eliminasi Tuberkolusis (TBC), Penurunan stunting dan peningkatan cakupan serta mutu Imunisasi. Rakerkes Kabupaten ini merupakan kelanjutan Rapat Kerja Nasional dan Rapat Kerja Provinsi yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Sementara menurut Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, dr. Yudono menyampaikan bahwa penurunan angka stunting memerlukan kerja bersama lintas sektoral. “Ada dua hal yang akan dilakukan untuk mengatasai masalah ini, diantaranya meminimalisir kondisi anak yang telah mengalamai stunting, yang kedua mempersiapkan calon pasangan usia subur, yang disiapkan sebelum pernikahan bahkan mulai usia sekolah, kelas 6 SD,” jelasnya.

Wabup Ony Anwar saat memberikan sambutan dalam Rakerkes 2018
Wabup Ony Anwar saat memberikan sambutan dalam Rakerkes 2018

 

Sementara, untuk kasus Tuberkulosis, Dinas Kesehatan akan bekerja sama dengan masyarakat luas maupun kader kesehatan untuk menemukan penderitanya.

“Untuk selanjutnya akan didampingi dalam melakukan pengobatan bahkan akan diberikan makanan tambahan untuk menunjang pemulihan kondisi kesehatan,” tambah Yudono. Sedangkan, untuk Imunisasi, ia menjelaskan pihaknya akan terus memantau, memonitoring dan melakukan evaluasi sehingga pemberian imunisasi dapat diselesaikan dengan baik termasuk sosialisasi imunisasi itu halal dan berguna untuk membentengi tubuh dari penyakit yang mengancam,” tuturnya panjang lebar.(kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 9 10 11
Go to Top