Category archive

Berita - page 506

Evakuasi “Korban Banjir” di Waduk Pondok

di %s Berita/Informasi 459 views

BRINGIN – Sejumlah mayat terapung di Waduk Pondok. Jenasah yang sudah membusuk itu merupakan warga sekitar yang permukimannya diterjang banjir. Karena lokasinya sulit dijangkau, tim search and rescue (SAR) dari unsur TNI dan pemkab harus menggunakan bantuan perahu karet untuk mengevakuasi korban. Dengan sigap, mereka mengusung satu persatu jenasah ke lokasi lapang.
Jangan salah, banjir bandang dan mayat-mayat terapung itu bukan kejadian sebenarnya. Melainkan hanyalah skenario yang merupakan bagian dari simulasi gabungan Batalyon Yon Armed 12 Kostrad dan petugas Satkorlak Pemkab Ngawi. “Meskipun simulasi, tapi kami jalankan serius,” terang Mayor Arm fajar Catur, wakil Komandan Batalyon Yon Armed 12 Kostrad Ngawi.
Simulasi yang menerjunkan sedikitnya 100 personel TNI itu diawali dengan penyisiran daerah bencana. Tim langsung melakukan pertolongan bila melihat warga yang keselamatannya terancam. Korban luka-luka, ibu hamil, dan manula merupakan prioritas evakuasi.
Mereka diangkut secara bergantian dengan perahu karet menuju areal yang mudah dijangkau tim medis. “Setelah itu, giliran mengevakuasi mayat yang menjadi korban banjir. Pencarian terus dilakukan tim hingga batas yang telah ditentukan,” jelasnya.
Dia menuturkan, simulasi tersebut dilakukan sebagai kewaspadaan bencana banjir. Itu tak lepas kondisi geografis sejumlah daerah Ngawi yang rawan banjir. Terutama di kawasan sepanjang aliran Bengawan Solo dan Sungai Madiun. “Seperti beberapa tahun lalu, banjir melanda di sebagian wilayah Ngawi. Bila tim tidak respon dengan ancaman banjir, tentu akan kewalahan bila nanti banjir menerjang,” tegasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Eko Heru Cahyono menambahkan, semua yang tergabung dalam satkorlak pemkab harus membekali diri mengantisipasi ancaman banjir. Begitu pula pihak-pihak yang peduli dengan kegiatan kemanusian, dituntut aktif melakukan evakuasi korban banjir. “Justru kami akan senang bila banyak pihak membantu kegiatan kemanusia sebagai antisipasi bencana banjir,” ungkapnya.
Perlengkapan evakuasi sendiri, lanjut dia, sudah dipersiapkan BPBD jauh-jauh hari. Di antaranya, perahu motor, pelampung, dapur umum, dan peralatan penunjang kinerja lapangan. “Sudah ada sejumlah bantuan dari Pemprov Jatim . Ini yang nantinya akan kami gunakan dalam evakuasi,” tuturnya. (radarmadiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Beberapa Sumur Pompa Semburkan Gas Mudah Terbakar

di %s Berita/Informasi 406 views

PANGKUR – Tepatnya di Dusun Karasan, Desa Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur Ngawi, dikejutkan dengan munculnya semburan gas mudah terbakar dari sumur pompa milik warga. Meski tidak terlalu ditanggapi, namun semburan yang juga merembet di sumur pompa sekitar membuat kekhawatiran penduduk setempat.

Menurut kesaksian Muhajir( 47), diriya mengaku menemukan semburan gas yang ada didalam salah satu ruangan kamar rumahnya tersebut sekitar dua minggu lalu. Saat itu Muhajir sekitar pukul 18.00 WIB mendengar suara gemuruh dari dalam kamarnya, setelah diperiksa ternyata sumber suara tersebut dari dalam sumur pompanya yang masih dimanfaatkan untuk kepentingan sehari-hari meskipun posisinya ada didalam rumah.

“Ketika saya lihat ternyata suara gemuruh itu dari dalam pipa paralon sumur pompa kebetulan ada didalam kamar depan rumah saya, ketika merasa penasaran bersama warga sekitar sini akhirnya saya sulut dengan korek api kok terbakar dan keluar apinya sampai sekarang ini,” terang Muhajir, Senin (17/9).

Menurutnya, pada awalnya ia bersama warga lainya tidak terlalu mengubris keberadaan semburan gas ini. Bahkan keberadaannya dianggap biasa saja lantaran sebelumnya Muhajir juga menemukan sumber gas didalam sumur pompa lainya akan tetapi saat itu langsung ditutup karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.

Karena temuan sumber gas kedua kalinya ini menurut Muhajir, justru menarik sehingga sengaja dibuatkan saluran dari selang palstik berdiameter 1,5 cm dengan panjang sekitar 15 m yang dihubungkan dengan tungku dari batu bata diluar rumahnya. “Api itu oleh warga sekitar sini dimanfaatkan untuk merebus air dan lainya bahkan tidak jarang warga luar daerah seperti Madiun dan Magetan ada yang berkunjung ke sini demi melihat sumber gas itu,” ungkapnya.

Sementara Kepala Bidang Pertambangan dan Energi dari Dinas PU Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Ngawi, Prila Yudha, mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait temuan gas dirumah warga dari camat setempat. “Tetap kita tindak lanjuti dan meneliti apakah yang terkandung didalam gas tersebut dengan melibatkan tim ahli,” tutur Prila Yudha. Kemudian pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan koordinasi dengan Dinas ESDM Propinsi Jawa Timur. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Nyadranan Unik Saling Lempar Nasi Tumpeng

di %s Berita/Informasi 515 views

KEDUNGGALAR – Dusun Tambak Selo Timur, Desa Pelang Lor Kec. Kedunggalar-Ngawi, punya tradisi unik berupa bersih desa yang lumrah disebut “nyadran”. Usai ritual sakral dilokasi sumber air yang biasa disebut ‘’Sendang Tambak’’ yang setiap tahunya digelar tepat pada hari Jum’at Legi, (14/9), diakhiri dengan saling lempar nasi antar sesama warga.

Adat bersih desa semacam ini menurut sesepuh Desa Pelang Lor merupakan warisan leluhurnya yang dilakukan secara turun temurun. Menurut sesepuh Desa tersebut, Bersih Desa adalah ritual warisan dari nilai-nilai luhur lama dan upaya menunjukkan bahwa manusia jadi satu dengan alam. Ritual ini juga dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap alam yang menghidupi mereka dan atas rejeki yang melimpah.

Selain itu secara turun temurun adanya adat bersih desa dengan melempar nasi ambengan tidak lepas dari nilai sejarah yang ada. Sejarah yang dimaksud pada saat berdirinya Dusun Tambak Selo Timur, ada seorang tokoh perjuangan pada zaman penjajahan Belanda dengan sebutan Ki Ageng Tambak. Ki Ageng Tambak merupakan tokoh penentang penjajahan Belanda pada saat itu, suatu ketika dirinya bersama pengawalnya dikejar-kejar Belanda dan sampailah di tengah hutan belantara.

Di tengah hutan tersebut Ki Ageng Tambak bersabda tidak ada satupun peluru dari senapan Belanda yang sanggup menembus lokasi persembunyianya atau pelurunya akan macet bila ditembakan. Didalam persembunyianya yang dekat mata air atau sendang, Ki Ageng Tambak menandai perembunyianya dengan sebongkah batu hitam bila kelak daerah persembunyianya menjadi perkampungan rame maka namanya akan disebut Dusun Tambak Selo.

“Acara bersih desa ini berlangsung satu kali dalam setahun, dan seluruh masyarakat desa disini akan meninggalkan pekerjaan sehari-harinya untuk ikut serta dalam kegiatan ini,” jelas sesepuh. Dan selanjutnya menurut keterangan Kepala Desa Pelang Lor,Suyadi, satu hari sebelum pelaksanaan bersih desa, pihaknya melakukan suatu istighosah bersama warga dan tokoh masyarakat serta para ulama.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih intropeksi diri juga lebih berserah diri terhadap Allah SWT. “Bersih desa yang dilakukan ini sudah menjadi identitas lokal bagi warga Desa Pelang Lor dalam menghindarkan diri dari budaya asing yang cenderung bertolak belakang dengan budaya kita dan dalam upaya memelihara kebudayaan turun-temurun tersebut,” ucap Suyadi.

Lanjut Suyadi, adat bersih desa dilakukan oleh seluruh warganya secara gotong royong untuk memenuhi segala kebutuhan yang ada. Kepala Desa Pelang Lor, Suyadi, mengatakan walaupun masih rendahnya kepedulian pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi terhadap pelestarian kebudayaan tersebut, aparat Desa Pelang Lor tetap berupaya semaksimal mungkin mendukung tradisi yang dilakukan secara turun temurun dimana adat bersih desa merupakan bagian dari kekayaan budaya nasional. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top