Category archive

Agama - page 16

Artikel khusus tentang agama dan kegiatannya di wilayah Kabupaten Ngawi

Keluarga Garda Terdepan Cegah Narkoba

di %s Agama/Berita 1,215 views

Penyalahgunaan Narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, pasalnya saat ini sudah menjangkiti generasi muda penerus bangsa, apa jadinya bangsa ini kalau generasi penerusnya pecandu Narkoba? Kondisi inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi untuk terus berupaya dan berkomitmen memerangi peredaran dan penyalahgunaan Narkoba, salah satunya dengan menggelar Pelatihan Keluarga Sakinah dan Narkoba, Kamis (5/4) di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini dihadiri, Asisten Pemerintan dan Kesra, Anwar Rifai, Forkompimda, dan Organisasi Kewanitaan di Ngawi.

Dalam sambutannya, Anwar Rifai mengatakan narkoba tetap menjadi musuh utama bangsa. “Pembinaan keluarga sakinah, saat ini sangat penting. Karena narkoba sekarang ini sudah benar – benar mengganggu terutama dikalangan generasi muda,” ujarnya. “Saya tegaskan, waspadalah, dan perangilah, sebab narkoba penghancur masa depan bangsa,” tandas Anwar Rifai.

Ironisnya, saat ini penyalahgunaan narkoba menjangkiti ibu rumah tangga juga, bahkan anak – anak. Banyak keluarga harmonis berantakan gegara barang haram ini, semua yang indah dan membahagiakan di keluarga bisa hancur juga. Anwar menambahkan, kemasan narkoba sekarang ini sudah beranekaragam. “Narkoba bahkan sekarang sudah dikemas dalam segala bentuk kemasan, seperti minuman, rokok, permen, coklat,” bebernya

Ia juga menegaskan narkoba sangat merugikan, termasuk untuk diri sendiri, kesehatan, mental, ekonomi, dan kreativitas. “Jika sudah terkena narkoba, pasti akan kecanduan. Akibatnya, pasti akan membeli dengan harga yang lebih mahal lagi. Selain itu, juga sebagai sumber kejahatan,” ungkapnya panjang lebar.  Yang sangat merisaukan, belakangan narkona sudah menjelma menjadi permen coklat yang diedarkan di Taman Kanak – Kanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD). “Bandar narkoba itu, tidak pakai ragu – ragu, diluar negeri sudah seperti home industry,” ujarnya. Lebih lanjut, ia  katakan kalau hasil produksi itu, harus dipasarkan dengan berbagai cara, termasuk Indonesia. “Bisa dibilang Indonesia masih banyak memiliki celah, dan menjadi sumber marketing narkoba,” tuturnya. Katanya lagi, motivasi, kreatifitas, inovasi semua hilang karena benda ini, apalagi anak – anak sungguh berbahaya.

Makanya keluarga memegang peranan penting dalam mendidik anak menjadi baik. Sebab keluarga menjadi basis utama dalam menangkal penyalahgunaan narkoba. Jika anak dalam masalah, sudah seharusnya keluarga menjadi tumpuan curhatnya anak. “Kita harus bisa mendengarkan anak, member solusi, dan harus selalu ada. Kalau bisa komunikasi setiap hari,” pesannya. (kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Tangkal Radikalisme, Pemkab Ngawi Gelar Pertemuan Tokoh Agama

di %s Agama/Berita 1,042 views
Bupati berikan sambutan dalam acara Pertemuan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat

Bupati Ngawi kemajemukan dan keanekaragaman agama dan paham keyakinan yang ada di negara kita pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara”

Praktek kekerasan yangmengatasnamakan agama dari fundamentalisme, radikalisme, hingga terorisme akhir – akhir ini semakin marak terjadi. Kesatuan dan persatuan bangsa saat ini sedang diuji eksistensinya. Akibatnya, dari peristiwa tersebut tidak hanya  merenggut korban jiwa, tetapi juga telah menghancurkan ratusan tempat ibadah. Agama seharusnya dapat menjadi pendorong bagi umat manusia untuk selalu menegakkan perdamaian dan meningkatkan kesejahteraan di bumi ini.

Sebagai upaya maka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menggelar Pertemuan Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat, Kamis (29/3) lalu, di Pendopo Wedya Graha. Acara yang diprakarsai Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat ini dihadiri, Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Forkompimda Ngawi, Organisasi Masyarakat, Jajaran Dinas Pendidikan beserta siswanya, dan Pembicara dari IAI Sunan Giri Bojonegoro, Yogi Prana Izza Lc, MA. Merajut Kebhinekaan dan Radikalisme di kalangan Umat Beragama menjadi tema dalam acara kali ini.

Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono dalam sambutannya  mengatakan bahwa kemajemukan dan keanekaragaman agama dan paham keyakinan yang ada di negara kita pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, ada dua hal yang menjadi pemicu utama terjadinya gesekan masalah agama di masyarakat. Yakni, kurang maksimalnya umat beragama dalam menghargai kemajemukan atau perbedaan baik antar maupun intern umat beragama dan munculnya sikap over dalam mendakwahkan paham dan ajarannya. “Akan tetapi, pada dasarnya kita semua telah sepakat bahwa keharmonisan dalam komunikasi antar dan intern sesama penganut agama adalah merupakan tujuan utama dari kerukunan beragama dengan harapan dapat tercipta masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan dan konflik agama,” jelas Bupati panjang lebar

Dialog antar agama dan umat beragama memegang peranan penting dalam memperkuat kerukunan beragama sekaligus menjadikan agama sebagai pemersatu hidup berbangsa dan bernegara, “Makanya dialog antar agama dan umat beragama selalu intensif dilaksanakan, baik secara formal maupun non formal,” tutur orang nomor satu di Ngawi ini. Sebab jika masing-masing pemeluk agamanya dikembangkan sebagai faktor pemersatu, maka semua pemeluk agama akan berupaya memberikan sumbangan yang maksimal bagi stabilitas dan kemajuan bagi negara kita tercinta, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, ujarnya lebih lanjut.

Bupati berharap dengan diselenggarakannya kegiatan ini bisa membentengi tokoh agama dan tokoh masyarakat dari ujaran kebencian dan hoax sehingga tidak mudah terprovokasi. Tapi sebaliknya, akan bisa memberikan kesejukan dalam membina umatnya. Ia juga menegaskankan bahwa Pancasila adalah sebagai payung dalam hidup bernegara dan berbangsa. Selanjutnya, ia berpesan untuk menanamkan toleransi dalam diri seseorang, apapun agama, keyakinan dan sukunya, sebab hal ini adalah hak mutlak setiap orang. “Apabila toleransi sudah menjadi sesuatu yang pokok, kita tidak akan mudah diracuni paham yang kurang bagus dari pihak lain sehingga kerukunan dan keberagaman di Indonesia, khususnya Kabupaten Ngawi tetap terjaga,” ujar Kanang bijak.

Sementara, keanekaragaman yang melekat dalam diri bangsa Indonesia adalah bersifat given. Sebagai sesuatu yang terberi, manusia Indonesia tidaklah mengusahkan terjadinya perbedaan, karena perbedaan itu sudah melekat sejak lahir dan harus diterima apa adanya. Dimanapun dan dalam kondisi apapun, perbedaan itu akan tetap ada, baik pada level sosiologis, politik, antropologis, psikologis, dan lain sebagainya. Keragaman di sini termasuk latar belakang, gaya hidup, jabatan dan organisasi, status, mental, dan lainnya. Semua sudah melekat, terberi tanpa pernah meminta dan mengusahakan. Keanekaragaman menjadi potensi sekaligus menjadi ancaman. Berpotensi untuk membangun peradaban bangsa lebih maju dan sejahtera, tetapi juga ancaman disintegrasi dan konflik horisontal yang mudah disulut, apalagi disulut aspek sentimen agama. dilansir dari jalandamai.org.(kominfo)

Sebar dan Bagikan :

Shares
1 14 15 16
Go to Top