Author

Matuli Ul Huda - page 273

Matuli Ul Huda has 1166 articles published.

Bupati Ngawi Lantik 156 Pejabat Fungsional

di %s Berita 1,013 views

Dalam upaya pengembangan karier serta peningkatan mutu kependidikan dalam memelihara kesinambungan proses belajar mengajar untuk pencapaian optimalisasi pendidikan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Ngawi memandang perlu melakukan mutasi dan rotasi.

Berkaitan dengan ini, Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono melantik 156 pejabat fungsional terdiri Kepala Sekolah, Pengawas dan Penilik Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi. Dilaksanakan di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, Senin, 26/09/2011.

dalam sambutannya Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono menyampaikan harapan, “bahwa di pundak saudara terbeban tugas mulia yaitu terwujudnya masa depan generasi penerus bangsa yang cerdas, cakap kreatif, mandiri serta menjadi warga Negara yang bertanggung jawab”.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka setiap pemimpin harus berupaya meningkatkan profesionalisme dalam kinerja harus terus menerus dilakukan dengan mengembangkan kompetensi. yang meliputi pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin pendidik yaitu:

1. kompetensi kepribadian yang ditunjukkan dengan memiliki integraitas yang kuat sebagai pemimpin.

2. kompetensi manajerial yakni mampu menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan, mampu memipin, mengelola dan mengembangkan dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

3. kompetensi kewirausahaan yakni menciptakan inovasi yang berguna bagi pembangunan sekolah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilah sekolah.

4. kompetensi supervise diwujudkan dalam kemampuan melakukan supervise sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat, serta mampu malakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidik sesuai dengan prosedur yang tepat.

5. kompetensi social ditujukan dengan sikap terampil bekerjasama denagn orang lain berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan member manfaat bagi sekolah.

 

Orang nomor satu di kabupaten ngawi menambahkan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah, bahwa kepala sekolah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama 4 tahun. Dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja minimal baik berdasarkan penilaian kineja. Hal tersebut dimaksudkan agar mutu profeionalisme dari kepala sekolah yang menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan tetap terjaga dengan baik.

pelantikan ini sebagai cambuk/motivasi para penyelenggara pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas. Karena mutu pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia suatu Negara yang berdampak terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.

Selain itu, Bupati Ngawi tidak henti-hentinya mengingatkan, jangan ada yang mengangkat GTT karena hal tersebut melanggar hukum, serta pemerataan tenaga pendidik yang tidak merata, ketidakseimbangan antara Daerah pelosok masih kekurangan guru, sedangkan di Kota banyak terdapat guru,” pelaksanaan pemerataan tenaga guru perlu dilakukan agar perkembangan pendidikan di Kabupaten Ngawi bisa merata.(sumber:humasngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pemkab Bangun Jalur Batu untuk Terapi

di %s Berita 972 views

Wajah Alun-alun Merdeka bakal berubah.Itu menyusul dibangunnya jalur batu sepanjang 200 meter yang bisa dimanfaatkan untuk terapi kesehatan. Bebatuan yang menghasilkan pijatan khas saat diinjak telapak kaki itu ‘diimpor’ dari Kalimantan. Kepala Dinas DPU Bina Marga,Cipta Karya dan Kebersihan Bambang Hariyono mengatakan,penggarapan jalur batu itu belum kelar.Namun,lanjut dia,sudah dimanfaatkan sebagian warga untuk terapi.”Tentu saja tidak menggunakan alas kaki,biar merasakan efeknya,” ujarnya kemarin(15/9).
Menurut dia,pengerjaan jalur batu tersebut sudah mencapai 70 persen.Dia memastikan,fasilitas itu sudah rampung akhir tahun ini.”Terapi batu dan jogging track ini untuk mengakomodasi permintaan para manula dan orang dewasa.Sebab,sarana untuk olah raga sudah semakin sempit.Butuh lokasi khusus,ya ini tempatnya,” ungkap Bambang.

Meski tampak sederhana,terapi batu dan jogging track itu menyedot bujet cukup besar,yakni,sekitar Rp 750 juta.Anggaran seluruhnya berasal dari pemerintah pusat.”Desainnya rumit dan membutuhkan ketelatenan. Sudah lama kami mengajukan proposal ke pemerintah pusat.Dan,baru mendapat rekomendasi atau persetujuan tahun ini.Tak ada anggaran sepeser pun dari APBD,” paparnya.

Dia menambahkan,Sektor barat alun-alun kelak juga akan dipoles.Taman bagian selatan bakal ditata ulang dengan dilengkapi sejumlah gazebo untuk beristirahat.Selain itu,pembangunan fasilitas untuk para penghobi burung. ”Kami sudah mendesain sedemikian rupa.Dan,kuncinya harus berorientasi untuk penghijaun atau go green yang terus digalakkan pemerintah pusat,”ucapnya. Pembenahan yang diprediksi membutuhkan waktu lama, kata dia,pemolesan Lapangan Merdeka.Lokasi yang biasanya untuk kegiatan upacara memperingati hari-hari besar nasional itu akan disulap menjadi lapangan sepak bola standar. (sumber: kotangawi.com)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Cagar Budaya Berarsitektur Belanda

di %s Berita 991 views

Benteng Van Den Bosch atau yg lebih sering dikenal dengan sebutan Benteng Pendhem. Yg dulunya telah berpuluhan tahun tertutup untuk umum, kini masyarakat sudah bisa menyinggahinya kembali. Cagar Budaya yg cukup besar dan berarsitektur belanda ini berdiri diatas lahan sekitar 18 Hektar  dengan menyuguhkan kemegahan cagar budaya yg luar biasa, Bangunan bersar yg berarsitekturkan kolonial hindia-belanda. Bangunan ini didirikan sekitar abad ke 18, tepatnya pada tahun 1839 hingga 1845 oleh Gubernur Jendral Defensieljn Van Den Bosch. Masih tampak jelas, tembok dan tiang penyangga masih berdiri kokoh. Begitu juga dengan bangunan yang ada disekitarnya belum luntur kemakan Jaman.

Bagi warga Ngawi Bangunan ini sudah tidak menjadi bagian yg asing lagi. Bangunan kuno berarsitektur belanda ini terletak diareal pertemuan aliran Bengawan Solo dengan Sungai Madiun. Tepatnya di Kelurahan Pelem Kec. Ngawi. Dahulu kala bangunan ini didirikan sebagai zona pertahanan oleh Kolonial belanda yg memanfaatkan keberadaan Bengawan Solo dan Sungai Madiun. Sebab dengan adanya aliran sungai ini tak hanya memudahkan dalam hal transportasi saja, akan tetapi juga bisa untuk memperlamban dan melumpuhkan pihak lawan jika melakukan penyerangan. Begitu juga dengan berdirinya menara pengintai yg kebanyakan menghadap ke Bengawan dan Sungai.

Sejak tahun 1962 Benteng Van den Bosch dijadikan markas Yon Armed 12 untuk kegiatan latihan militer dan kesatuan juga dipusatkan keareal pendhem. Yang sebelumnya bertempat di Kec. Rampal, Kab. Malang.

Dikarenakan kondisi bangunan yg kurang mendukung untuk perkembangan dan kemajuan kesatuan, akhirnya pada 10 tahun kemudian yon Armed 12 menempati lokasi baru di Jalan Siliwangi. Namun sebagian areal Benteng masih menjadi gudang persenjataan, yg itu juga mengapa selama puluhan tahun tempat ini tertutup untuk umum.

Baru tahun inilah Gudang persenjataan itu bisa dipindahkan sepenuhnya kemarkas barunya. Karena dianggap sebagai Cagar Budaya yg bisa dilestarikan, akhirnya bangunan ini akan bisa beralih fungsi menjadi objek wisata Sejarah. Semenjak setengah bulan yg lalu bangunan kolonial Hindia-Belanda ini sudah bisa dinikmati masyarakat luas. “Masyarakat bisa berkunjung untuk melihat dan mengetahui kondisi bangunannya dan juga kita akan dipandu untuk mendapatkan wawasan yg lebih luas.” Terang Mayorm Arm Sugeng Riyadi komandan Yon Armed 12 Ngawi.

Hanya saja dari beberapa tempat lokasi bangunan ada yg mengkhawatirkan sebagai persinggahan warga, Fisik bangunan yg dianggap sangat membahayakan. Ada keretakan yg dikhawatirkan berpotensi bangunan roboh. “Meskipun kami memasang tiang penyangga, tapi masih riskan material bangunan berjatuhan. Untuk itulah, kenapa prajurit yg berjaga dipintu masuk selalu kami stan by kan untuk memandu pengunjung,” katanya.

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top