Bertempat di Pendopo Wedya Graha, Bupati Ngawi Budi Sulistyono bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ngawi beserta pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Ngawi mengikuti upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dipimpin langsung Presiden RI, Joko Widodo secara virtual, Kamis (01/10/20).
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini, mengusung tema Indonesia Berlandaskan Pancasila secara nasional digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur dengan menerapkan protokol kesehatan. Dan diikuti Kementerian, lembaga, instansi baik pusat maupun daerah, serta seluruh kepala daerah se Indonesia dari kantor masing-masing secara virtual.
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, membacakan teks Pancasila. Kemudian, dilanjutkan pembacaan ikrar semangat ideologi luhur Pancasila oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, dan pembacaan doa yang dilakukan Menko. PMK, Muhadjir Effendi. Untuk selanjutnya, melakukan salam kebangsaan ditandai dengan penghormatan bendera kebangsaan diiringi lagu Indonesia Raya.
Usai upacara, Presiden RI, Joko Widodo berjalan beriringan bersama Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, diikuti sejumlah pejabat tinggi negara napak tilas di Monumen Pancasila Sakti yang merupakan lokasi peristiwa G30S/PKI yang digambarkan dalam diorama.
Sementara Bupati Ngawi, Budi Sulistyono usai upacara mengatakan meskipun peringatan kali ini dilakukan secara virtual dan singkat tidak mengurangi maknanya. Selain itu, Budi Sulistyono juga menyampaikan bahwa Hari Kesaktian Pancasila adalah momentum bagi masyarakat untuk kembali mengingat bahwa Pancasila adalah dasar negara bersama tiga pilar kebangsaaan yakni Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika merupakan harga mati, “Pancasila tidak bisa diganti oleh paham – paham yang lain. Dan hal ini yang harus kita sadarkan kepada masyarakat,” tandasnya.
Menurut Bupati Ngawi, Pancasila selain sebagai pondasi bangsa juga sebagai pemersatu bangsa Indonesia, “Pancasila juga memiliki makna sebagai perekat bangsa Indonesia ditengah keberagaman “suku, bahasa, dan adat istiadat,” tegasnya. (Kominfo)