Category archive

Berita - page 565

Tradisi Tahunan, Tawun Gelar Ritual Keduk Beji

di %s Berita/Informasi 868 views

Masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Kasreman-Ngawi mempunyai tradisi tahunan yang cukup unik. Dipercaya sebagai sarana menolak petaka atau “tolak balak”, masyarakat setempat gelar ritual Keduk Beji, yang diadakan sekali dalam setahun, tepatnya pada hari Selasa Kliwon menurut penanggalan Jawa.

Hal ini sebagai sarana penghormatan kepada Eyang Ludro Joyo atas sumber penghidupan Keduk Beji. Prosesi upacara adat ini di awali ratusan peserta berkumpul di sumber berukuran 20 x 30 meter. Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun. Terlihat seluruh peserta yang terdiri atas kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua tumpah ruah menceburkan diri ke kolam.

Kemudian sesepuh Desa Tawun selaku Juru Silep, Mbah Wo Supomo (67), mengatakan, upacara Keduk Beji ini, merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena di sumber inilah letak kehidupan penduduk Tawun, ujarnya kepada wartawan.

“Setiap tahun pada hari Selasa Kliwon masyarakat di sini selalu mengadakan ritual semacam ini untuk menolak balak semua petaka yang bakal dihadapi,” terang Supomo, Selasa (27/11). Menurutnya, inti dari ritual Keduk Beji terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi yang berisi air legen di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber Beji sendiri.
Ritual ini berawal dari (legenda) warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup. Setelah bertapa lama, tepat di hari Selasa Kliwon, jasad Eyang Ludro Joyo dipercaya hilang dan timbulah air sumber ini. Ritual ini berawal dari pengedukkan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji.

Seluruh pemuda desa terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Dalam proses ini, diwarnai mandi lumpur oleh para pemuda yang terjun ke air. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penyilepan kendi ke dalam pusat sumber. Setelah itu, penyiraman air legen ke dalam sumber Beji dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber.

Sesaji tersebut berisi makanan khas Jawa seperti, jadah, jenang, rengginan, lempeng, tempe, yang ditambah buah pisang, kelapa, bunga, dan telur ayam kampung. Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling gepuk dengan diringi gending Jawa. Ritual ditutup dengan makan bersama Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga untuk “ngalap” (meraih) berkah. Warga saling berebut makanan yang dipercaya bisa mendatangkan berkah bagi kehidupannya kelak. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Pakde Karwo : Guru Wajib Bekali Murid Dengan Moral Dan Etika

di %s Berita/Informasi 915 views

Gubernur Jawa Timur Dr H Soekarwo berpesan kepada semua guru di Jawa Timur agar dalam mengajar selalu membekali murid dengan moral dan etika, sehingga generasi penerus bangsa ini bukan hanya cerdas secara akademik tetapi juga berakhlak mulia.
“Sebenarnya yang lebih penting itu bukan hanya kecerdasan tetapi moral dan etika. Jika dijaga maka generasi penerus kita punya karakter yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh,” kata Pakde Karwo pada Apel Akbar peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-67 Tahun 2012 di Taman Blambangan Kabupaten Banyuwangi, Minggu (25/11).
Bentuk penerapan moralitas dan etika, salah satunya saat mengajar guru mampu melibatkan hatinya, menyentuh dan memahami murid saat mengajar. “Guru yang baik adalah yang dapat menyentuh fisik dan hatinya murid, jangan diserahkan kepada internet atau website. Wujud nyatanya dapat dilihat pada pendidikan diniyah salafiyah, dimana para guru dapat menyentuh hati dan fisik para santrinya,” kata Pakde.
Keberhasilan guru dalam mendidik mampu mengantarkan anak didiknya menuju masa depan yang lebih baik. “Guru adalah basis terpenting pembangunan bangsa, maka selain mengajar dengan profesionalisme, guru juga harus mampu menyentuh moral anak didik dengan akhlak yang mulia,” pinta Pakde Karwo
Dalam kesempatan itu Pakde Karwo menyerahkan secara simbolis bantuan untuk siswa siswi yatim dan Guru Tidak Tetap (GTT) daerah terpencil wilayah banyuwangi. “Saya harap kekompakan yang ditunjukan PGRI banyuwangi dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pendidikan Jatim,” tuturnya.
Sementara Ketua PGRI Banyuwangi, Husin Matamin menuturkan, organisasi guru PGRI lahir dengan semangat untuk memperjuangkan mutu pendidikan dan nasib guru. Kini perjuangan itu mulai membuahkan hasil dengan semakin baiknya kesejahteraan guru. “Hal ini wajib diiringi dengan peningkatan profesionalitas agar kualitas pendidikan bagi murid semakin meningkat,” katanya.
Husin melanjutkan, untuk menjaga profesionalitas, mulai Januari 2013 para guru akan terikat dengan kode etik yang berlaku secara nasional. Kode etik ini selain demi menjaga kualitas pendidikan juga dapat melindungi kehormatan guru karena setiap pelanggaran guru akan diproses melalui Dewan Kehormatan Guru (DKG) sebelum ke pihak yang berwajib. “Kita berharap dengan kode etik maka dapat meminimalisir pelanggaran oleh guru serta dapat memacu para guru untuk meningkatkan kompetensinya,” ucap Husin Matamin.
Sementara itu Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, mengucapkan terimakasih, karena berkat dedikasi para guru, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi naik signifikan sebesar 72,8 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 68,8 persen. “Ini menunjukkan para pendidik melaksanakan tugasnya dengan baik,” kata Wabup.
Wabup juga menegaskan kembali tugas para pendidik yang mengemban misi mulia sebagai pembentuk pribadi yang unggul dan mulia. Untuk itu dia meminta agar para guru senantiasa mendidik para murid dengan ikhlas dan sepenuh hati. “Seperti pepatah Jepang, kemuliaan tugas guru lebih tinggi dari gunung yang paling tinggi dan lebih dalam dari laut terdalam,” ucap Wabup. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

BKN Kembangkan Berbagai Inovasi Layanan Kepegawaian

di %s Berita/Informasi 710 views

Humas BKN, Badan Kepegawaian Negara (BKN) terus mengembangkan berbagai inovasi layanan kepegawaian. Inovasi layanan kepegawaian ini adalah salah satu manifestasi nyata reformasi birokrasi dan layanan prima yang digulirkan BKN. Inovasi ini antara lain Computer Assisted Test (CAT), Assessment Center, dan Sistem Aplikasi Layanan Kepagawaian (SAPK). Informasi ini disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Aris Windiyanto saat menerima rombongan mahasiswa Program Pascasarjana Magister Administrasi Pemerintahan Daerah (MAPD) Insitut Pemerintahan Dalam Negeri yang dipandu dosen Eddy Topo Ashari, di Gedung CAT lantai II BKN Pusat Jakarta, Senin (26/11). Ikut hadir dalam kegiatan ini Kepala Sub Direktorat (Kasubdit ) Rekrutmen dan Seleksi Heri Susilowati dan Kasubdit Perencanaan Kompensasi Pegawai Sukamto.

Computer Assisted Test (CAT) adalah salah satu quick wins (layanan unggulan) berupa metode ujian dengan alat bantu komputer yang digunakan untuk memperoleh sumberdaya PNS yang berkualitas. Keunggulan metode ini adalah penilaian dilakukan secara obyektif karena pemeriksaan hasil ujian langsung oleh aplikasi CAT, memudahkan proses pemeriksaan ujian, dan memudahkan peserta dalam pelaksanaan ujian. “BKN telah mengimplementasikan CAT selama beberapa tahun terakhir, baik untuk keperluan internal BKN maupun sejumlah instansi pemerintah lainnya,”ucap Aris Windiyanto.

Aris Windiyanto pun menjelaskan bahwa Assessment Centre adalah juga quick wins yang dimiliki BKN yang ditujukan mengukur potensi seorang pegawai. Assessment terhadap kompetensi seseorang dilakukan dalam rangka mewujudkan PNS yang profesional dan berkinerja tinggi guna menduduki jabatan tertentu.

SAPK adalah layanan kepegawaian berbasis web yang bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dengan biaya yang sangat murah. Sistem baru ini berlaku efektif mulai tanggal 25 Juli 2011 sehingga pelayanan kenaikan pangkat periode Oktober 2011 sudah harus melalui SAPK. Dengan SAPK, data kepegawaian akan selaluu terbarui. “Bagi instansi yang mengajukan kenaikan pangkat namun belum menggunakan SAPK, maka usul kenaikan pangkat tidak akan diproses oleh BKN” ungkap Aris Windiyanto

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa melakukan simulasi CAT, memperhatikan fasilitas Assessment Centre, dan melihat secara langsung pemanfaatan SAPK dalam layanan kepegawaian. Edy Topo Ashari menyatakan harapannya agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kiprah dan eksistensi BKN dalam melakukan manajemen dan pembinaan kepegawaian secara nasional melalui visitasi ini. (bkn.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kompetensi dan Profesionalisme Jadi Fokus Hari Guru

di %s Berita/Informasi 867 views

Hari Guru Nasional (HGN) 2012 fokus pada peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru serta penegakan kode etik. Tema tersebut dipilih karena sebagai profesi, profesionalisasi adalah hal mutlak bagi guru yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi kualitas profesinya.

Untuk peningkatan kompetensi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyiapkan bahan pokok, bahan mentah agar materi yang diterima guru bisa membuat guru lebih baik. “Filosofinya, tidak sembarang orang bisa jadi guru. Dicari orang terbaik yang bisa menjadi guru. Dengan ini kita bisa meningkatkan kualitas guru di masa datang,” kata Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikti Supriadi Rustad, di Jakarta, Kamis (21/11).

Selain itu, lanjut Supriadi, model profesi guru perlu dianalisa lebih jauh agar bisa menggembleng kompetensi kepribadian sosial guru. Salah satu cara meningkatkan kompetensi kepribadian sosial adalah dengan program “Maju Bersama Guru Indonesia”. Sama seperti dokter, sebelum menjadi guru para lulusan sarjana kependidikan harus praktek di daerah terluar, terdepan, dan terbelakang (3T). Untuk jangka panjang, anak-anak berbakat dari daerah 3T akan direkrut dan belajar di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terbaik. Setelah lima tahun, mereka akan kembali ke daerah masing-masing untuk membangun daerahnya.

“Kemarin kita sudah menarik 2.400 guru di daerah 3T, dan mengirim 2.700 orang lagi untuk melanjutkan pekerjaan,” tambahnya.

Menurut Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Sulistiyo, saat ini yang dihargai dalam beban mengajar guru adalah tugas mengajar. Tugas membimbing dan mendidik tidak diperhatikan. Padahal tugas guru adalah termasuk membimbing dan mendidik siswanya. “Di lapangan guru yang bisa membimbing dan mendidik sangat rendah, dan jamnya sedikit,” katanya.

Sedangkan dalam kualifikasi akademik kompetensi guru, masih banyak guru yang belum sarjana. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah hendaknya bekerja sama dalam meningkatkan kualifikasi akademik guru. “Belum banyak pemerintah daerah yang mau membantu pengembangan kualifikasi guru. Dan dari pusat pun, dana tahun lalu banyak yang belum terserap,” ucap Sulistiyo.

Sulistiyo menegaskan, PGRI menyambut baik penyiapan kompetensi guru yang paripurna, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Pelaksanaan kode etik adalah sebuah kebutuhan, karena sangat dekat dengan pengembangan kompetensi,profesi dan sosial.

Sulistiyo berharap, Kemdikbud dan Kemenag segera mengatur asosiasi profesi guru. Guru berorganisasi hanya mengacu kepada undang-undang organisasi masyarakat. Belum ada sebuah organisasi yang merangkul seluruh guru di Indonesia seperti dalam profesi dokter ada Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Untuk mendukung hal tersebut, organisasi profesi memiliki peran yang penting. Organisasi profesi memiliki fungsi utama untuk menyikapi perubahan terhadap peningkatan profesionalisme guru, dan mengatur mereka agar berperilaku profesional dalam penegakan kode etik. (kemdiknas.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top