Category archive

Berita - page 542

Super Mario Lambungkan Persinga

di %s Berita/Informasi 536 views

KOTA – Rekor kandang Persinga Ngawi tak terusik. Bersua Perskas Subussalam Aceh Tenggara di laga perdana babak 16 besar kompetisi Divisi II PSSI di Stadion Ketonggo kemarin, Bilal Sahri dkk sukses memetik kemenangan 2-0 (0-0). Dengan poin absolut itu, tim berjuluk Laskar Ketonggo langsung memuncaki klasemen grup I. Ini tak lepas dari hasil dipertandingan lain yang mempertemukan Bintang Jaya Asahan, Sumatera Utara versus Serang Jaya Banten dengan skor akhir 1-1 (0-1).

Gol pembuka Persinga diciptakan melalui sontekan striker Mariono di menit ke-67. Memanfaatkan kemelut di depan gawang, pemain berjuluk Super Mario ini menyontek bola di tiang jauh. Bola yang sempat membentur salah satu pemain Perskas Subussalam malah bergulir di gawang sendiri yang dijaga Azuan Syah. Meski sempat diprotes pemain Perskas yang dianggap terjadi hand ball, wasit Farid tetap mengesahkan gol Super Mario tersebut.

Unggul 1-0 tak menurunkan tempo permainan Bilal Sahri dkk untuk menggedor jantung pertahanan lawan. Sayang berulang kali mendapat peluang manis tidak bisa dimaksimalkan duet Mariono dan Agus “Ambon” Viono. Mengetahui ketidakpaduan di lini depan, Putut Wijanarko menarik Ambon dan menggantinya dengan striker mungil Rizky.

Perjudian yang dilakukan Putut Wijanarko membuahkan hasil. Setelah mampu melewati dua pemain bertahan Perskas, Rizky melakukan sepakan melengkung ke kanan gawang. Tendangan spekulasi di masa injury time itu justru menggandakan kemenangan Persinga. “Anak-anak sempat kesulitan menembus pertahanan lawan. Perskas main kompak dan ngotot. Itu yang membuat kami sedikit kewalahan di babak pertama,” jelas Putut Wijanarko.

Kata dia, banyak peluang yang seharusnya bisa membuahkan gol terbuang sia-sia. Di babak pertama saja, tercatat lima peluang emas. Namun ketidaktenangan dalam melakukan eksekusi membuat bola mudah terbaca penjaga gawang. “Pertandingan perdana biasanya ya seperti itu. Grogi dalam penguasaan bola,” paparnya.

Meski menuai kemenangan, kerugian besar dialami skuad Persinga. Super Mario mendapat kartu kuning setelah terlibat adu mulut dan saling dorong dengan pemain belakang Perskas. “Itu yang kami khwatirkan. Emosi anak-anak tidak bisa terkontrol. Padahal pertandingan kali ini sangat menentukan,” ujar Manajer Persinga Amin Sunarto.

Kekalahan ini ditanggapi dingin oleh Legirin pelatih kepala Perskas. Menurutnya, skuad yang diturunkan sudah tampil maksimal. Terbukti bisa menahan gempuran tuan rumah selama 65 menit. Meski akhirnya harus kebobolan dua gol yang memaksanya harus bermain ekstra keras dipertandingan selanjutnya. “Kami akan maksimalkan untuk laga kedua dan ketiga saja. Mudah-mudahan bisa menang semuanya,” ucapnya.

Sementara, Rabu sore (4/7) Persinga akan meladeni Bintang Jaya Asahan. Sedangkan, Perskas Subussalam akan bersua dengan Serang Jaya. Kedua pertandingan tetap akan dilangsungkan di Stadion Ketonggo. (radarmadiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Ringin Kembar: Ritual Jamasan Tombak Kyai Singkir Dan Kyai Songgolangit

di %s Berita/Informasi 795 views

KOTA – Memelihara dan melestarikan pusaka merupakan warisan leluhur yang harus dilestraikan keberadaanya. Seperti yang terlihat boyong pusaka dari plangkan gedong di Pendopo Wedya Graha menuju lokasi jamasan di bawah ringin kembar Alun-Alun Merdeka Ngawi, Selasa (3/7).

Acara ritual budaya jamasan pusaka meliputi Tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit dilakukan setiap tahunya menjelang peringatan berdirinya Kabupaten Ngawi yang ke-654 berlangsung dengan khidmat. Jamasan kedua pusaka itu yang merupakan warisan leluhur sebelumnya dilakukan sesepuh agung Suharno Ilham selain itu juga didampingi para sesepuh yang tergabung dalam peguyuban Permadani (Persatuan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia) Cabang Kabupaten Ngawi.

Ritual jamasan pusaka dengan iringan gending pakurmatan khusus yakni gending moggang yang ditabuh para pengrawit di awali oleh lima sesepuh yang dipimpin Ketua Permadani Sugito melakukan boyong Pusaka Tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit dari plangkanya. Dan dilanjutkan para sesepuh lainya juga mengambil pusaka payung Tunggul Warono dan Tunggul Wulung, benda pusaka ini kemudian diarak menuju tempat jamasan atau siraman dibawah pohon ringin kembar yang ada ditengah alun-alun Ngawi.

Tidak lama kemudian sesepuh agung Suharno Ilham memanjatkan doa sebelum mengawali siraman satu persatu pusaka milik Kabupaten Ngawi. Jamasan pusaka akhirnya dilakukan dengan menyiramkan air kembang ke empat pusaka yang dianggap memiliki yoni atau kekuatan supranatural ini.

Seusai jamasan, ke empat pusaka langsung diboyong ke tempat penyimpanan pusaka di Ngawi Purba yang merupakan awal pertama kalinya Kabupaten Ngawi berdiri. Tumbak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit merupakan pusaka tradisional yang konon peninggalan para adipati yang memegang kekuasaan zaman Majapahit.

“Memang setiap tahunya dilakukan jamasan pusaka kabupaten ini dan setiap lima tahun sekali pasti diadakan kirab pusaka menuju Ngawi Purba,” terang Sugito. Selain itu dirinya menambahkan, jamasan pusaka merupakan bagian dari wujud melestarikan budaya Jawa yang adiluhung sehingga kedepanya para generasi muda akan tahu kebudayaan yang diwariskan para leluhurnya.

Setelah itu acara ritual budaya jamasan pusaka pada hari berikutnya akan dilakukan dengan kirab pusaka dari Ngawi Purba menuju Pendapa Wedya Graha dengan mengendarai kereta kuda yang lansgung di datangkan dari Surakarta. Ritual budaya jamasan yang dibanjiri pengunjung ini langsung di hadiri Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, dan seluruh jajaran muspida. (sinarngawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Kosti : Sepeda Onthel Antik dan Nyentrik

di %s Berita/Informasi 757 views

NGAWI : Jambore sepeda kuno untuk memperingati hari jadi Ngawi ke-654 ini baru pertama kalinya diadakan di Kabupaten Ngawi. Event yang unik ini ternyata mampu menarik animo pecinta sepeda onthel kuno. Jambore yang berlangsung sejak Sabtu (30/06) hingga Minggu (01/07) itu dihadiri 1.872 pengonthel yang datang dari seantero pelosok negeri tercinta Indonesia. Dan ini merupakan gebrakan baru yang mampu memecahkan rekor dengan peserta terbanyak dari event serupa yang pernah dilaksanakan di Indonesia.

Terbukti, penghoby sepeda kuno mulai dari Pekanbaru-Riau dari ujung timur Nusantara, Papua Barat tumplek blek di Alun-alun Barat Kabupaten Ngawi. Mereka berpakaian Jadul (jaman dulu,red) se-Jadul kendaraannya yang tampak nyentrik dengan aksesoris-aksesoris tambahan selayaknya jaman penjajahan.

Minggu (01/07) pagi rombongan memulai start dari depan Paseban Kabupaten Ngawi, dan peserta Jambore ini melaksanakan roling thunder yang dilepas oleh Bupati Ngawi, Budi Sulistyono beserta Ibu, Antik Budi Sulistyono untuk menikmati udara pagi Kota Ngawi. Di kesempatan itu, rombongan disuguhi dan diperkenalkan tempat wisata Ngawi termasuk Benteng Van Den Bosch (Benteng Pendem,red) yang begitu eksotik sebagai peninggalan sejarah.

Dengan santainya, rombongan muter-muter mengayuh sepeda dan berakhir di Alun-alun Barat. Sajian orkes Dangdut mengisi pengundian tiket dengan hadiah-hadiah yang menarik. Selain hadiah hiburan panitia juga memberikan hadiah untuk berbagai kategori baik perorangan maupun beregu dengan hadiah utama tiga buah sepeda antik tur nyentrik.

Sementara itu, Sabtu Sabtu (30/06) malam sebelumnya, di Pendopo Wedya Graha diadakan pengukuhan pengurus KOSTI (Komonitas Sepeda Tua Indonesia) Trinil Kabupaten Ngawi yang dihadiri langsung Bupati beserta Muspidakab, Ketua DPRD, pengurus KOSTI Propinsi dan 17 klub yang ada di Kabupaten Ngawi. Pengukuhan pengurus KOSTI Trinil ini bertujuan untuk mempersatukan komunitas pecinta sepeda kuno yang berada di Kabupaten dengan julukan Kota Ramah ini.

Menurut Ketua KOSTI Trinil terpilih, Kayubi, SH, tujuan diselenggarakan rangkaian acara Jambore dan pengukuhan pengurus KOSTI Trinil ini adalah untuk ikut serta melaksanakan program Ngawi Hijau dengan bebas polusi. “Bayangkan kalau semua pejabatnya dan masyarakatnya suka bersepeda, ya pasti berhasil keinginan Kabupaten Ngawi agar bebas polusi,” ungkap Kayubi saat cangkrukan di warung kopi. Tetapi kalau pejabatnya, imbuh Kayubi, dalam radius setengah kilo saja naik mobil ya akan sulit untuk keberhasilan program Ngawi bebas polusinya. (infongawi)

Sebar dan Bagikan :

Shares

Ada Keris Berkekuatan Magis di Pameran

di %s Berita/Informasi 830 views

KOTA – Benda-benda kuno bila mendapat sentuhan perawatan ternyata memiliki daya seni tinggi. Seperti yang dipamerkan di Paseban Alun-alun Merdeka sepekan terakhir. Meski terkesan lusuh, barang-barang peninggalan leluhur itu bisa dijual dengan harga tinggi. Hal itu yang menjadi alasan kuat kenapa banyak kolektor benda antik yang memburunya. “Orang bilang benda seni itu tidak harus dinilai dengan uang. Memang benar ungkapan itu,” terang Farid Yuda, koordinator pameran.

Benda-benda jadul (jaman dulu) yang dipajang pun beraneka ragam. Seperti keris peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram, peralatan bercocok tanam warga dan seni ukir yang memiliki kekhasan tersendiri. Menariknya, keris yang dipamerkan rata-rata masih memiliki kekuatan magis. “Pengunjung tidak boleh pegang dan mengambil fotonya. Cuma bisa melihat di rak kaca saja. Ya ini masih ada kekuatan gaibnya,” urainya.

Meski baru kali pertama ini menggelar pameran, warga yang ingin melihat benda-benda kuno dari jarak dekat lumayan banyak. Tak cuma orang dewasa, anak-anak pun juga berseliweran. Hanya saja, butuh pengawasan khusus bisa stan pameran dijejali anak-anak dan remaja. “Kadang-kadang itu iseng memegang keris. Padahal ada sebagian yang tajam. Kami harus ekstra mengawasinya,” jelasnya.

Kata dia, sebenarnya banyak warga lokal penghobi benda antik. Mereka belum bisa terkoordinir. Barang-barang yang dimiliki hanya untuk kepuasan pribadi. “Bila ada wadahnya kami yakin Ngawi bisa menunjukan eksistensinya sebagai kolektor benda kuno,” paparnya.

Putri Suminar Nindy Ningrum, salah seorang pengunjung mengatakan, benda-benda kuno yang dipamerkan cukup artistik dan beragam. Tidak terfokus pada senjata peninggalan kerajaan Majapahit dan Mataram saja, benda kuno yang nilai seninya tak kalah menarik juga dipajang. “Ada lesung padi yang sebagian sudah lapuk. Ada pula peralatan jaring untuk menangkap ikan. Terkesan simpel sebenarnya. Tapi sangat elegan,” tuturnya. (radarmadiun)

Sebar dan Bagikan :

Shares
Go to Top