Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo pada tahun 2013 telah memberikan penghargaan keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada 10 kepala daerah bupati dan walikota di Jatim yang dinilai terbaik sebagai Pembina K3. Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim juga memberikan penghargaan kepada perusahaan kategori, perusahaan penerima kecelakaan nihil (zero accident), dan penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan (SMK3).
“Kepada bupati dan walikota, saya mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya memelihara perusahaan yang betul-betul telah memelihara K3 dengan sangat bagus. Karena K3 ini penting menginggat bentuk baru terhadap kompetensi di AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2015 mendatang,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo ditemui usai acara Penganugerahan K3, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (26/3).
Dia mengatakan, Provinsi Jatim menjadi snagat terdepan karena akses perdagangannya langsung ke ASEAN, Cina dan Hindia, Korea dan Jepang. “Ini posisi kita, kalau tidak terus kita benahi maka kita akan menjadi pasar bagi mereka. Tapi, saya yakin dan percaya karena kumpulnya pimpinan perusahaan atau pelaku perusahaan yang mempunyai jiwa petarung yang kuat maka saya kira kita akan menang,” katanya.
Tidak itu saja, lanjut, Jatim juga telah memiliki kelebihan sumber daya listrik 4200 megawatt di tahun 2013. “Terima kasih atas kerjasamanya, kepada pimpinan perusahaan membenahi SMK3nya karena kita mau tarung di 2015 mendatang, tentunya harus siap di tahun 2014 dengan adanya AFTA,” imbuhnya.
Menurutnya, Jatim merupakan satu-satunya provinsi yang berpotensi bagus dalam melakukan investasi. Pada tahun ini saja, Pemprov Jatim menargetkan tahun ini invetasi yang masuk di Jatim mencapai Rp 145-155 triliun. Sementara pada tahun 2012 lalu, investasi yang masuk di Jatim mencapai Rp 133 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 25 PMA (Penanam Modal Asing) dan 108 PMDN (Penanam Modal Dalam Negeri) dari divenden pengusaha yang hadir ini. “Jangan tanam (investasi) di tempat yang lain. Disini (Jatim) merupakan tempat yang sangat baik untuk berinvestasi,” harapnya.
Karena itulah, informasi tentang SMK3 dari K3 ini penting dilakukan karena dinilai sangat kompetetitif dengan Negara lain. “SMK3 ini sangat berkaitan dengan jaminan kesehatan, hak-hak buruh, standarisasi tentang kerja sehingga SMK3 merupakan ISO-nya Indonesia. Itu penting sekali. Kalau SMK3 nya bagus maka kita bisa berkompetisi dengan Negara lain,” urainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Kadisnakertransduk) Prov Jatim, Dr Hary Soegiri MBA MSi mengatakan, ada empat penghargaan yang diberikan pada kegiatan ini. Pertama, penghargaan sebagai Pembina K3 terbaik diberikan 10 bupati dan walikota. Tahun lalu ada delapan bupati/walikota, kini bertambah menjadi 10 bupati/walikota.
Kedua, penghargaan kategori pemerhati K3 yang diberikan kepada satu perusahaan yang dinilai peduli dan merespon pada masalah keselamatan kerja. Ketiga, penghargaan kategori system manajemen K3 terbaik pada 32 perusahaan di Jatim. “Ada kenaikkan yang mendapatkan penghargaan ini, pada tahun lalu yang mendapatkan berjumlah 22 perusahaan, kini menjadi 32 perusahaan,” paparnya.
Keempat, tambahnya, penghargaan kategori Zero Accident (kecelakaan nihil) yang diberikan kepada 275 perusahaan di Jatim (www.jatimprov.go.id)