Jatim Tingkatkan Kerjasama Industri Perdagangan Dengan Sultra

di %s Berita/Informasi 524 views
Banner

Provinsi Jatim menandatangani kerja sama pembangunan daerah, koordinasi pengembangan potensi penanaman modal, pemberdayaan usaha dan promosi penanaman modal serta industri perdagangan dengan Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, usai penandatangan Kerjasama dengan Sulteng di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (8/1) mengatakan, Provinsi Jatim dengan jumlah penduduk 37,6 juta orang kuat dalam UMKM dan industri perdagangan sehingga dominasi ekonomi terletak pada perdagangan, hotel dan restoran 30,31 persen dari PDRB triwulan III pada 2012, industri manufacture 26,78 persen, pertanian 16,45 persen. Dari jumlah industri 55 persen dari pertanian.
Dari kondisi tersebut nampak kekuatan Provinsi Jatim pada bidang jasa, yakni perdagangan, hotel dan restoran. Kondisi ini penting untuk diketahui bahwa Jatim menginginkan kerjasama khususnya di sektor perdagangan, industri logistik konektifite ini penting untuk menekan harga.
Selain itu Jatim sangat membutuhkan bahan baku untuk industri. Setiap tahun impor bahan baku Jatim mencapai 86,24 persen, 6,6 persen bahan jadi dan sisanya impor barang modal. Jika impor Jatim sebesar 86,24 persen bahan baku bias didapat di dalam negeri maka bisa menekan rasa nasionalisme dibidang industri menjadi lebih kuat. Jatim sangat membutuhkan bahan baku industri jika hal ini bisa dipenuhi Sulawesi Tenggara sungguh luar biasa.
Seperti dicontohkan ketika da konflik di Timika Papua ekspor Jatim turun drastis, karena sebagaian besar ekspor Jatim adalah tembaga yang bahan bakunya berasal dari Timika Papua. Selain tembaga Jatim juga membutuhkan bahan baku untuk industri kopi dengan tujuan ekspor. Dengan kekurangan bahan baku membuat ekspor Jatim turun drastis cuma Rp 200 triliun sedangkan perdagangan antar provinsi dan antar pulau Jatim mencapai Rp 325 triliun atau rata-rata naik 19 persen/tahunnya. Gubernur Sultra H Nur Alam SE M Si mengatakan, perjanjian kerjasama yang baru saja ditandatangainya itu merupakan titik awal membuka kerjasama yang lebih baik dan menarik. Sulawesi Tenggara diharapkan lebih bisa menarik energi dari Jatim sehingga daerah yang dipimpinnya semakin membaik.
Menurut Nur Alam dijadikannya provinsi yang dipimpinnya sebagai lumbung bahan baku bagi Jatim Karena Sultra ada cukup tersedia bahan baku yang dibutuhkan Jatim.
Perlu diketahui Sultra yang hutannya masih luas merupakan gudangnya arang. Jika Jatim ingin mendapatkan bahan baku industri strategis seperti tembaga, timah dan nikel didaeah Sultra cukup tersedia masalahnya bahan baku ini belum tergali dan belum ada yang mengeksplorasi menambangnnya. Oleh sebab itu Sultra mengajak Jatim untuk mengolah kekayaan tambang yang belum tergarap.
Selain itu daerah Sultra juga gudangnya biji jambu mente yang sudah sejak tahun 1970 dikembangkan oleh pengusaha Fina Group dari Jatim hingga saat ini. Kemudian rumput laut dan kakau/cokelat juga bayak di Sultra. Ini merupakan bahan baku industri yang bisa dibawa ke Jatim. Jadi indonesia Timur itu kaya akan bahan baku untuk kepentingan industri
Kemudian dari berbagai komoditi strategis yang dikonsumsi oleh masyarakat Sultra bersal dari Jatim. Ini membuktikan kiblat ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggagara berada di Jatim. Hal ini terbukti dari berbagai transaksi industri perdagangan masyarakat Sulteng.70 persen berada di Jatim. (kominfo.jatimprov.go.id)

Sebar dan Bagikan :

Shares