Pemkab tampaknya serius menjadikan Benteng Pendem ikon wisata Ngawi. Buktinya, benteng yang merupakan peninggalan zaman Belanda itu mulai dipoles. Tahap pertama, penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) dan permainan anak-anak.” Sudah harus tuntas tahun ini,” kata Bambang Hariyono CES, kepala DPU Bina Marga Cipta Karya dan Kebersihan, kemarin (26/ll).
Menurut dia, RTH memang menjadi planning utama pemolesan Benteng Pendem. Selain berada di wilayah perkotaan, areal benteng masih banyak yang kosong. Selama ini, sebagian dimanfaatkan untuk tanaman tebu. “Karena luasnya mencapai 17 hektare, sangat cocok untuk wilayah penghijauan. Toh penghijauan bisa mendukung kawasan wisata,” jelasnya. Pemolesan tahap pertama ini,” kata dia, ditopang anggaran sebesar Rp 850 juta yang dikucurkan pemerintah pusat melalui Dirjen RTH. Selanjutnya, alokasi anggaran tahap kedua akan digelontor•kan tahun depan. “Minggu ini tim akan berkoordinasi lagi dengan pembiayaan tahun kedua,” paparnya. Sumber dana untuk renovasi itu, lanjut Bambang, bukan termasuk kucuran Rp.17 miliar yang dijanjikan pemerintah pusat. Melainkan sumber dana lain yang peruntukannya di sektor penghijauan. “Karena Dirjen RTH menghendaki di galakkan penghijauan, ya kami sodorkan areal Benteng Pendem. Dan, akhirnya disetujui,” ungkapnya.
Benteng Pendem belakangan ini mendapat perhatian khusus pemerintah pusat. Diawali dengan studi arkeologi yang dilakukan Dirjen Pendidikan dan Kebudayaan (Pendikbud), kemudian. studi teknis lingkungan oleh Dirjen Cipta Karya. “Kemungkinan sumber dana lain untuk renovasi Benteng Pendem masih terbuka lebar. Makanya, kami selalu mempromosikan Benteng Pendem saat ada koordinasi dengan pemerintah pusat,” tuturnya. (jawapos-radarngawi)